Jantung Vira berdegup dua kali lebih cepat. Ia menarik napas dalam dan mencoba menjelaskan.
"Soal cowo it-"
"Oh ya, tadi kesini sama siapa? Dianter calon, Vir?" Potong Raka tiba-tiba dengan penekanan pada kata 'calon'.
Mata Vira membelalak lebar, ia menahan emosinya untuk menangis. Ia menunduk dan menggeleng pelan. "Naik taksi kok."
Raka mengangguk dan kembali menatap ke luar jendela.
"El emang calon gue," ujar Vira pelan, kepalanya masih ia tundukkan.
Raka mengangguk sekali. "Tapi, lo gak ceritain ke gue? Sama aja kayak gue perjuangin hal yang sia-sia, Vir."
Vira mengangkat kepalanya. "Gue lagi ngomong, jangan dipotong dulu!" Ujarnya dengan nada tinggi.
Raka langsung menatap Vira dengan tatapan bingung. "Yang harusnya marah karena sakit hati kan gue, kenapa lo ngomel?" ujarnya.
"Loh, gue lebih sakit disini. Lo belum dengerin gue," balas Vira ketus.
"Ya lo gak langsung inti."
"Lo gak dengerin gue! Gimana gue mau jelasin?"
"Gue dengerin, kata siapa nggak?"
Vira diam, wajahnya memerah karena kesal.
Keributan itu memancing para pengunjung untuk memperhatikan mereka. Raka yang sadar akan itu langsung menghela napas pelan dan meminta maaf. "Maaf, jelasin aja."
Vira masih diam. Raka menatap Vira tepat di matanya. "Masih mau ribut lagi karena nggak dilanjut?" Tanyanya.
Vira menggeleng dan melanjutkan penjelasannya. Ia bercerita mulai dari awal saat ragu untuk menerima El, saat ia masih memikirkan Raka sampai saat ia diduakan.
"Dan Lyra ngasih tau tepat banget pas gue tau El kayak gitu," ujar Vira mengakhiri ceritanya.
Wajah Raka terlihat begitu terkejut. Rahangnya mengeras ingin segera menghabisi cowok itu. Ia mengatur napasnya untuk tetap tenang.
"Cowok itu tinggal dimana?"
"Kenapa?" Tanya Vira.
"Dimana?"
"Gak jauh dari rumah gue kok, beda jalan aja. Rumah dia itu di jalan Anggrek deh kalo gak salah, kalo gue kan Flamboyan."
Raka langsung membawa jaketnya menuju parkiran motor, bermodal tahu nama, ia berani mencari si El. Vira yang masih bingung langsung mengejar Raka dan menahannya.
"Lo mau ngapain?"
Raka menepuk dahinya. "Mau nganter lo balik, ayo."
Vira mengernyit bingung kemudian mengangguk dan mengikuti Raka menuju parkiran. Di sepanjang perjalanan mereka banyak mengobrol seakan masalah sebelumnya tak pernah terjadi. Ada rasa bersalah pada diri Raka, ia merasa dirinya egois memojokkan Vira seperti tadi. Setidaknya, kini Raka lega mendengar penjelasan Vira walaupun ia masih kesal mendengar cowok itu menyia-nyiakan Vira begitu saja.
Setelah mengantar Vira, Raka langsung mencari rumah El. Ia bertanya pada satpam komplek itu dimana rumah Eliyano. Saat Raka sudah berdiri di depan pagarnya, ia langsung memanggil si pemilik rumah untuk keluar. Untungnya, Raka masih hapal wajah El. Begitu El keluar, ia langsung mendapat hadiah dari Raka berupa pukulan. Cowok itu langsung mengelus rahangnya yang kena bogem dari Raka.
"Woi bro, masalah lo apasih?" Tanya El. "Gue juga gak ken-"
"Bacot." Raka memukul El lagi sampai El benar-benar lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The New(old) Hope
Novela JuvenilRaka dan Vira, dua orang yang cukup terkenal di sekolahnya. Si cowok jahil dan si cewek pemberani merangkai cerita melalui kataan. Hidup dalam kekesalan hanya karena masalah kecil di hari pertama kenaikkan kelas. Mereka mencoba memperbaikki segalany...