Part7-TNoH

176 16 1
                                    

"Vir, nomor lo dong atau idline?" ujar Raka saat rumah Lyra sudah sepi karena acara sudah selesai.

Vira memberikan nomor hp dan idlinenya pada Raka.

"Gue anter yuk."

Vira menatap bingung Raka. "Boleh?"

"Jelas lah."

Vira mengangguk. Raka mengantar Vira. Setelah 5 tahun lamanya akhirnya ia dapat melihat tawa dan senyum itu lagi. Walau sebenarnya ada rasa sedikit canggung untuk membahas soal perasaan lagi. Raka memilih untuk menyembunyikannya. Ini bukan waktunya, pikirnya.

"Makasih ya, Ka," ujar Vira saat sudah sampai di depan rumahnya.

"Yoi dong. Btw, bokap lo masih kerja disana atau gimana?"

"Hmm.. Bokap masih bulak-balik kesana sih, guenya aja yang pengen disini."

"Ohh paham-paham, gamau jauh-jauh dari gue ya?" ledek Raka. Namun, ledekkan itu membuat pipi Vira memerah.

"Hee, becanda kok. Jangan marah," ujar Raka saat tak mendapat jawaban dari Vira. Respon Vira hanya tertawa kecil.

Setelah cukup lama mengobrol, Raka pamit pulang. Rasanya hari ini jauh lebih baik dari hari-hari sebelumnya dan Raka mensyukuri itu. Thanks Lyr, batinnya.

Semuanya berulang dari nol kembali, dari awal, bedanya mereka nggak lagi saling benci seperti dulu. Raka berniat membangun hubungannya lagi.

***

Raka: Morning Vira!

Vira: Too Ka..

Raka: Hari ini kemana?

Vira: Dirumah aja kayaknya, lo gimana?

Raka: Maunya sih ngajak yang dirumah aja buat main hehe.

Vira: Maksudnya?

Raka: Ya elolahh.

Vira: Hmm.. Gue masih mau di rumah dulu, Ka. 5 tahun jauh dari rumah bikin kangen soalnya ehehe.

Raka: Ohh gitu.. Oke, Virr istirahat ya!

Vira: Makasih, Ka.

"Ka, makan," teriak mamanya.

Raka langsung bergegas menuju ruang makan. Sarapan kali ini terasa sepi karena hanya ada Raka dan Mamanya. Papa Raka sedang pergi ke luar rumah, sepertinya lari pagi.

"Ka, umur kamu udah pas buat nikah kan ya?" ledek mamanya saat melihat wajah Raka yang sepertinya sedang gelisah.

Raka terkejut mendengar ucapan mamanya. "Hee? Raka masih 23, Ma. Yakali udah married aja. Tunggu Raka jadi milyuner dulu deh Ma baru nikah. Biar gak nyusahin Mama." Raka tersenyum dan menaik-naikkan kedua alisnya.

"Bagus Ka bagus." Mamanya mengangguk. "Tapi kamu masih suka sama cewek kan, Ka?" sambungnya.

Raka yang sedang makan langsung tersedak. "Mama, apaan sih? Ya jelas masihlah, Ma."

Mamanya terkekeh sambil memberikan minum untuk Raka. "Abisnya, sejak putus dari si Vira kamu gak pernah bawa pacar baru sih ke rumah, jadi Mama kira kamu udah belok."

Raka menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ya sebenernya sih emang gak ada pacar baru lagi setelah Vira, Ma."

"Hah? Serius kamu?"

"Iya, Ma. Raka tuh gak bisa move on dari Vira."

Mamanya tertawa meledek Raka.

"Eh kok Raka jadi curhat gini sih ke Mama?"

The New(old) HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang