Bertahun-tahun Raka melalukan hal itu. Bergonta-ganti wanita tanpa memberikan kepastian hubungan. Yang Raka tahu sampai saat ini adalah tujuan dia hanyalah Vira. Cintanya adalah Vira. 5 tahun berlalu dan perasaannya tak pernah hilang.
Lyra: Ka, tanggal 18 reuni kelas di rumah gue ya. Jam 2 siang Ka.
5 tahun berlalu, segalanya berubah.
Raka: Gak ada Vira, males.
Lyra: Hadeuh, pokonya lo harus dateng.
Raka: Males.
Nada dering telepon di ponsel Raka berbunyi, Raka mengangkatnya.
"Apa sih, Lyr?"
'Lo harus dateng, serius harus banget,'
"Gak ada Vira, Lyr lo tau lah gue males."
'Lo mau pergi sendiri apa harus gue jemput?'
"Idih, ogah dijemput cewek."
'Makanya Ka, dat-'
"Iya iya iya, gue dateng bawel lo."
'Nah gitu dong. Oke, see ya!'
Sambungan telepon terputus. Raka malas ikut reuni karena pasti teman-temannya ada saja yang akan membahas tentang hubungan Raka dan Vira dulu di masa sekolah. Tapi ini udah lewat 5 tahun, pikirnya.
Raka mengecek kalendar di ponselnya. Tanggal 18 adalah lusa, entah ia akan datang atau tidak.
***
Hari reuni.
Jam 10:55
Raka masih berbaring di kasurnya. Menimbang apakah ia akan ikut reuni atau ia tidur saja di rumah. Lyra dan Angga sudah bawel menyuruh dan merayu Raka agar hari ini datang.
Raka mengambil handuknya dan bergegas ke kamar mandi. Namun, dia masih belum memutuskan untuk ikut atau tidak.
Jam 11:20
Setelah mandi, Raka kembali berbaring di kasurnya. Entah apa yang membuat dirinya begitu nyaman di kasurnya. Semakin lama, matanya semakin berat dan akhirnya ia tertidur. Ponselnya bergetar berkali-kali namun cowok itu tetap memejamkan matanya.
Jam 14:35
"Ngga, jemput aja deh si Raka," ucap Lyra kesal.
"Udah, tunggu aja."
"Gue tuh yakin dia bakal kayak gini. Ngeselin tau gak."
Angga memegang bahu Lyra. "Sabar, tunggu aja."
Lyra menghentakkan kakinya kesal. Ia melirik ruangan yang sudah dipenuhi teman-temannya.
Jam 15:00
Raka bangun dan mengucek matanya. Ia melihat ponselnya, penuh dengan notif panggilan tak terjawab dan ratusan pesan dari Lyra. Kemudian, ia melihat jam di dinding dan langsung menepuk dahinya.
"Mati, gue telat sejam. Bisa disiksa gue sama Lyra."
Raka langsung mengganti bajunya dan bergegas menuju rumah Lyra. Bulak-balik ia melirik jam tangannya. Jalanan dipenuhi kendaraan karena ini hari libur, Raka harus bersabar.
Sampainya di rumah Lyra, ia langsung memarkirkan motornya dan berniat masuk ke rumah Lyra. Namun, di luar dugaan, ia dijegat seseorang.
"Lo telat," ujar seseorang itu membuat Raka diam mematung.
Kilasan memori seperti terulang kembali di tempat yang sama dan dengan kejadian yang sama, telat.
"Gue tau," balas Raka pelan.
"Janjian reuni aja telat, gimana janjian sama pacar lo?" Tanya cewek di depannya. Ya, cewek itu adalah Vira.
"Gue gak punya pacar, gue punyanya mantan terindah," balas Raka tanpa mengalihkan pandangannya dari Vira.
Raka memperhatikan cewek di depannya itu. Vira tampak lebih cantik, sangat berbeda dari 5 tahun lalu. Jika dulu Vira sangat cuek, nampaknya ia sudah berubah. Vira yang dulu dan yang sekarang tetap membuat Raka jatuh cinta.
"Gue gak nanya lo punya mantan apa gak." kini Vira tersenyum membuat Raka bahagia setengah mati.
Setelahnya, Raka langsung memeluk Vira erat. Rasanya ia ingin menangis sekarang juga, namun melihat kondisi tempat, Raka hanya bisa menahannya. Vira membalas pelukkan Raka sambil tertawa senang bahkan sampai mengeluarkan air mata. Jujur, ia juga rindu Raka. Dibelakang mereka, teman-temannya tersenyum haru. Raka dan Vira yang dulu tak pernah akur kini berubah.
"Apa kabar?" tanya Vira.
"Gak baik," ujar Raka sambil memalingkan wajahnya.
"Dih, mau ngambek lo? Yaudah gue balik lagi nanti ke Berlin," balas Vira meledek.
Raka mendelik ia memegang kedua bahu Vira. "Eh jangan dong, tega apa ninggalin lagi? Cukuplah 5 tahun ya."
Lyra datang dan mencubit lengan Raka kencang. "Paham kan kenapa gue maksa lo dateng?"
Raka terkekeh membuat Vira tertawa. "Coba lo gak dateng, Ka," ujar Vira.
"Oh, lo mengharapkan gue gak dateng? Hah?"
Mereka tertawa, betapa bahagianya Raka bisa bertemu kembali dengan Vira, gadis pujaannya.
"Gue kira lo gak bakal balik," ucap Raka pelan namun terdengar oleh Vira.
Vira menoleh. "Kalo gue gak balik, lo mau jadi zombie sampe kapan?"
Lagi, Raka terkekeh mendengarnya dan mengacak rambut Vira pelan.
***
Special wishes from Kahfi:
6. From the deepest of my heart, Happy Birthday mylove, May happiness will always be with you. -Kahfi-
19Jul'16
KAMU SEDANG MEMBACA
The New(old) Hope
Teen FictionRaka dan Vira, dua orang yang cukup terkenal di sekolahnya. Si cowok jahil dan si cewek pemberani merangkai cerita melalui kataan. Hidup dalam kekesalan hanya karena masalah kecil di hari pertama kenaikkan kelas. Mereka mencoba memperbaikki segalany...