Part5-TNoH

185 17 1
                                    

Setelah kelulusan, Raka hanya menganggur menunggu pengumuman penerimaan mahasiswa baru. Ia lebih sering tidur dirumah, ponsel yang biasa ia gunakan juga seperti tidak berfungsi karena jarang dipakai. Hidup Raka berubah.

Vira : Raka?

Mendengar ponselnya berbunyi, Raka bersungut mengambilnya. Melihat nama si pengirim, ia langsung bersemangat membalasnya. Tak lama kemudian, Vira membalas.

Vira: Cek case ponsel lo.

Raka mengernyitkan keningnya. Case? Pikirnya. Dengan cepat, ia membuka casenya dan menemukan secarik kertas disana. Entah bagaimana Vira menaruhnya, bahkan Raka sampai tak tahu.

Gue kayak gini punya alasan, Ka.
Gue juga gak mungkin rela bikin lo kayak gini.
2 tahun sekelas, setahun jadi musuh, 5 bulan pacaran dan sisanya kita balik lagi jadi orang asing.
Gue tau yang gue lakuin salah, tapi gue gak mau lebih salah lagi dari ini.
Sorry Ka, gue gak maksud ngerusak segalanya.

Bokap bakal kerja di Berlin. Gue sekeluarga ikut kesana. Gue cuman gamau perpisahan kita lebih sakit dari ini.

Setelah membacanya, ia langsung membalas pesan Vira.

Raka: Lo dimana sekarang?

Raka: Vir, bales. Lo dimana?

Raka: Vira, lo dimana?

Vira: Setengah jam lagi gue take off.

Setengah jam? Pikirnya. Raka menghela nafas pasrah dan mencoba mengejar waktu untuk sampai di bandara tepat waktu.

Raka: Vira, gue udah di bandara. Lo dimana?

Raka mencari info keberangkatan.

"Pemberangkatannya baru saja 5 menit yang lalu," ujar si pemberi info.

Raka memejamkan matanya. Baginya, ini nggak adil. Ia duduk di salah satu kursi tunggu disana. Ia membuka ponselnya dan menemukan pesan dari Vira.

Vira: Gue sengaja Ka. Gue gak mau baper lebih dari ini. Tenang, gue gak akan lupa lo kok. Semangat Raka!

Bahu Raka menurun lemas. Perubahan hidupnya dari bulan ke bulan sangat amat cepat. Ia tak bisa melupakan Vira. Cewek menyebalkan itu selalu memenuhi pikiran Raka.

***

Raka: Aku jemput jam 1 ya, Jes.

Raka: Iya, aku janji gak balik malem lagi, Ra.

Raka: Rini, maafin aku ya.

Sebulan sejak kepergian Vira ke Berlin, Raka berubah menjadi laki-laki depresi yang melakukan segala hal tanpa dipikirkan. Ia menggebet banyak wanita tanpa tahu akibatnya. Atau mungkin dia sudah tahu apa yang akan terjadi tapi dibiarkan begitu saja. Hal itu sudah menjadi hobi Raka dua tahun belakangan.

"Ka, jangan kayak gini lah. Gue cewek loh, gue tau perasaan mereka kalo sampe mereka tau lo mainin mereka doang, lo mau move on dari Vira apa gimana sih?" ujar Lyra saat mereka sedang makan bersama di sebuah restoran. Tak lupa disana juga ada Angga.

"Ya ampun Lyr, lebay banget sih. Gue juga gak ngasih mereka harapan kok."

Lyra menggeleng. "Kalo lo gak ngasih harapan. Lo gak akan make kata-kata manis lo itu, Ka."

Raka memutar kedua bola matanya malas. "Tapi ya, gu-"

"Mending lo stop deh," sambung Angga memotong ucapan Raka.

"Lo berdua kenapa sih? Bukannya selama ini kalian dukung gue?"

"Tapi bukan dukung yang kayak gini, Ka," ujar Lyra.

Raka mendengus kesal dan pergi meninggalkan kedua temannya.

"Mesti gimana lagi sih, Ngga?" tanya Lyra kesal.

Angga hanya menggeleng. Temannya itu benar-benar bukan Raka yang dulu.

"Gue ngelakuin ini juga bukan karena gue mau move on dari Vira," gumam Raka kesal.

Ia melajukan motornya menuju rumah Jessica, cewek modusannya. Jessica memang tahu bahwa Raka hanya bermain-main dengannya, tapi entah apa yang membuat Jessica tetap bertahan pada posisi seperti itu.

"Kamu kenapa, Ka?" tanya Jessica saat melihat wajah kesalnya Raka.

"Nggak."

Jessita menyelipkan rambutnya kebelakang telinga. "Cerita aja."

Raka menarik rambutnya frustasi. "Aku kesel sama Lyra dan Angga. Mereka tuh gak ngedukung apa mau aku banget sih," ujarnya kesal.

Jessica memegang bahu Raka. "Sabar, Ka. Mungkin maksud mereka baik."

Bahkan Jessica saja tahu apa maksud Lyra dan Angga padahal cewek itu tak tahu apa yang dimaksud Raka.

Raka tersenyum tipis. "Makasih, Jess."

Jessica mengangguk.

"Bergantung sama harapan yang sulit keraih gini ya rasanya," ujar Raka pelan dan Jessica dapat mendengarnya.

***

Special wishes from Kahfi:

5. Gak kerasa ya, Vir dirimu sudah tua wkwk. Tenang, aku kan menemani dan mengiringi kebahagiaanmu di tahunmu yang baru ini. Sok juga gua. -Kahfi-

Yak, 2 part ya guys yuhu!

16Jul'16

The New(old) HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang