LDR 5

42K 2.1K 36
                                    


Hampir dua minggu setelah kejadian malam dimana Laut juga Lenta bertengkar hebat. Lenta benar-benar membuat Laut makin gelisah, tak ada satupun kabar yang diterimanya dari gadis yang mengisi hatinya itu. Niat pada weekend kemarin untuk pergi ke Jakarata diurungkannya karena tugas yang menumpuk dan mau tak mau menyita waktunya.

Laut, bukan mahasiswa biasa yang memiliki waktu lebih di luar kampus, ia seorang aktivis dan mau tak mau harus menyisihkan waktu istirahatnya untuk kegiatan organisasi yang ada dikampusnya, yah meskipun ia terbilang baru untuk organisasi namun ia tak mau di pandang sebelah mata.

Laut menatap sebuah frame yang tergeletak di atas nakas samping tempat tidurnya, menyunggingkan sebuah senyum tipis saat melihat senyum itu ia lihat dari sosok gadis yang tengah berdiri di sampingnya.

Kini mata Laut tertuju pada ponsel yang duduk manis di samping frame tersebut, dengan gerakan cepat Laut sudah meletakkan ponsel itu pada telinga kanannya, ia tengah menghubungi kekasihnya, rasa rindu itu kini tak bisa di bendung lagi oleh Laut.

"Hallo." Suara parau memenuhi indra pendengaran Laut. Pria itu tersenyum, pasti saat ini gadisnya itu menjawab telfon darinya dengan mata terpejam, wajar saja sekarang sudah lewat tengah malam.

"Miss you, Len." Suara lembut Laut membuat gadis disebrang sana membuka matanya lebar-lebar, menjauhkan ponselnya dari telinga kirinya melihat nama yang tertera manis di layar. Ia mengumpat tanpa suara karena telah menjawab telfon dari seseorang yang sangat dihindari namun juga ia rindukan, sangat, terlebih dengan kondisinya saat ini.

"Ngomong sama tembok, uhuk-uhuk, sana." Lenta berbicara diselingi batuk, membuat Laut mengernyitkan keningnya, Lenta sakit? Pertanyaan itu kini benar-benar muncul di kepala Laut.

"Len, lo sakit?" Tanya Laut, suaranya kini berubah menjadi panik.

"Nggak usah sok perduli. Uhuk-uhuk." Lagi, batuk itu tak bisa diajak kerjasama oleh Lenta. Ia tak mau Laut sampai tahu kondisinya sekarang. "Gue mau tidur, udah ngantuk. Bye." Tanpa persetujuan dari Laut, Lenta memutuskan sambungan mereka, membuat rasa khawatir itu kini benar-benar menyelimuti hati Laut.

Di lain tempat, Lenta meminum air putih yang telah disediakan oleh rumah sakit. Matanya menatap lurus pada jendela yang menyediakkan pemandangan taman yang diterangi dengan temaram lampu serta sinar bulan. Ia tak menyangka malam ini, di saat kondisi Lenta tengah tak baik, Laut malah menelfonnya, kenapa tidak beberapa hari yang lalu atau saat mereka benar-benar menghadapi masalah? Kenapa Laut baru menghubunginya sekarang?

Ponsel Lenta yang ada di pangkuannya bergetar, membuat Lenta langsung membuka pesan masuk yang baru saja diterimanya. Senyum Lenta mau tak mau terkembang saat sebuah perhatian muncul disana, meskipun masih kecewa dengan Laut namun ia tak bisa membohongi dirinya bahwa ia membutuhkan Laut saat ini.

From : Laut :3

Gue perduli sama lo, karena gue sayang sama lo. Please, maafin gue :(

Get well soon, Lovely. Sakit apa?

Tanpa butuh waktu lama, Lenta menarikan jemarinya diatas layar ponselnya, membalas pesan masuk dari kekasihnya itu.

Sent : Laut :3

Sakit hati!

From : Laut :3

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang