LDR 20

27.7K 1.4K 74
                                    

LDR 20

Laut kini tersambung bersama Lenta melalui akun skype, ia akan lebih gencar lagi mendapatkan Lenta. Ia tahu masih ada cinta di hati Lenta untuknya, meski ia tahu tak mudah untuk mendapatkan Lenta kembali. Lenta merupakan tipekal wanita yang tak mau mengulangi hubungan bersama dengan mantan kekasih, dan saat inilah waktunya Laut untuk membuat gadis itu menghilangkan keyakinan mengenai hal tersebut. Toh jika cinta tak masalah jika harus mengulang kembali jalinan cinta yang pernah dijalin.

Laut suka saat Lenta bercerita banyak mengenai sahabat-sahabatnya. Saat Lenta dengan bibir tipisnya melantunkan hinaan kecil pada Galih yang selalu menganggunya, mencibir Langit yang selalu merebut perhatian Viona darinya atau memaki Kiera yang selalu seenaknya menghujat hubungannya dengan Lukas dan lebih menyetujui Lenta dengan Rama atau dirinya.

"Gue denger ada anak kost baru yah di sana Sea?" Tanya Lenta saat ia telah selesai bercerita mengenai sahabat-sahabatnya.

"Iyah. Namanya Nadia." Jawab Laut singkat.

"Sabtu ini gue sama Mama mau ke sana, mumpung Papa sama Kak Langit ke Surabaya." Tanpa diminta, Lenta kembali berbicara dengan senyum merekah di bibirnya. Lenta tahu ini salah, ia tak pernah sesenang ini jika berhadapan dengan Lukas, namun dengan Laut semuanya terasa berbeda.

"Bagus deh. Gue jadi nggak usah ke Jakarta. Tadinya, gue mau ke Jakarta," Laut menghentikan ucapannya, memandang ragu pada gadis yang ada di layar laptopnya itu tengah mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi, menunggu Laut melanjutkan ucapannya. "Gue kangen sama lo, Len. Gue kangen manggil lo dengan Lovely, gue kangen saat kita bercanda atau berantem kaya waktu kita pacaran dulu. Maaf, gue belum bisa ngapus lo dari hati gue. Gue, sayang sama lo, Lovely."

Rasanya jantung Lenta berhenti berdetak saat kalimat itu terucap dari bibir manis Laut. Lenta tak menyangkal jika ia menunggu kalimat itu kembali terulang dari bibir Laut, meski pada akhirnya ia belum berani untuk kembali menjalin hubungan seperti dulu bersama dengan Laut.

Laut merasakan sebuah kelegaan saat ia berhasil meloloskan kalimat yang sejak beberapa minggu ini menghantuinya. Ia melihat Lenta yang hanya diam, menunduk entah melihat apa itu. "Len, gue tahu kok lo emang nggak bisa balik lagi sama gue, tapi please, izinin gue buat deketin lo lagi. Buat ngulang semuanya dari awal, saat kita mulai pendekatan."

Lenta menaikkan kedua alisnya lagi, "Kapan kita pendekatan? Lo aja langsung nembak gue dan pergi gitu aja!" ada nada sebal di sana. Toh, memang seingatnya ia dan Laut tak pernah melakukan pendekatan dulu. Yang ia ingat, mereka menjalin persahabatan seperti biasa dan sampai akhirnya Laut menyatakan cintanya dengan tidak romantis di kantin.

"Lo lupa? Waktu gue mulai berani bales gombalan lo, waktu gue mulai sering cerita sama lo, waktu gue sering nganter-jemput lo. Lo nggak ngerasa kalau saat itu kita dalam fase P-D-K-T?" Tanya Laut heran. Dalam frasa terakhirnya, ia menyebutkan fonemnya dengan penuh penekanan.

"Ha? Emang iya? Gue kira saat itu lo emang anggep gue sahabat lo, soalnya kan lo biasanya dingin banget." Lenta baru sadar jika beberapa bulan sebelum pernyataan cinta itu merupakan sebuah pendekatan.

"Lenta, kita emang udah sahabatan dari awal, dan gue sering cerita kok sama lo juga yang lain. Gue nggak sedingin yang lo pikir kali!" Balas Laut dengan kekesalan yang semakin tertanam dalam hatinya.

Lenta tertawa keras, baru menyadari kebodohannya selama ini. Lagian siapa suruh, Laut memasang wajah yang selalu datar tanpa ekspresi. Ehm, tidak selalu namun sering. "Iyah, abisnya lo sama Galih itu beda banget. Galih super cerewet dan lo super dingin."

Laut tertawa kecil, sampai sebuah suara mengintrupsi mereka dan membuat tawa Laut berhenti. "Len, ada yang nyariin kamu di bawah." Tanpa melihat wajahnyapun Laut tahu siapa pria yang tengah berbicara pada Lenta.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang