Strangers

150 7 8
                                    

- Tiga tahun kemudian -

Semburat matahari mengintip melalui jendela yang menghubungkan ruangan berukuran 4 × 3 meter itu dengan lingkungan luar.

Sinar matahari pagi itu begitu kuat hingga menusuk mata.

Pagi ini, Love kembali bangun dengan perasaan yang sama yang tak berubah semenjak tiga tahun lalu sejak hari itu. Hari yang dicap 'malam tersuram' olehnya.

Love mendudukan dirinya di pinggiran kasur. Kepalanya pusing setelah minum bir semalaman. Pengarnya belum hilang.

Tiba - tiba pikirannya kembali ke saat itu. Saat - saat menyesakkan dalam hidupnya.

-----

- Flashback -

"Love, tunggu!"

Bentak lelaki itu sambil terus mengejar perempuan yang berjalan lebih dulu di depannya.

Tapi, perempuan itu tak peduli. Ia terus berjalan terhuyung membelah derasnya hujan malam itu.

Langit gelap, petir bersahutan seolah tidak merestui hancurnya hubungan mereka berdua.

Pikiran Love kacau. Terlebih lagi hatinya. Ia seolah kehilangan harta yang paling berharga dalam hidupnya. Ia tidak lagi mempedulikan penampilannya yang sudah basah kuyup terkena hujan. Ia terus berjalan dan berjalan di jalan yang sepi itu sedangkan Jude tetap mengejar Love dibelakangnya.

Bruk!

Love jatuh. Ia kehilangan keseimbangan. Matanya kabur. Pandangannya gelap. Kunang - kunang mulai berputaran di matanya dan benar saja ia pingsan saat itu juga.

Jude panik. Terlebih lagi saya sebagai authornya. Eh?! / plak/ maaf saya mulai gila//

-----

Jude memicingkan matanya. 'Dimana Love?' , batinnya. Saat itulah ia melihat tubuh yang tergeletak tersapu derasnya hujan.

"Love!!"

Pekiknya kaget. Ia tak sadar jika Love telah hilang dari pandangannya. Ia berlari mendekati tubuh yang mulai membeku karena kedinginan itu.

"Love, Love! Bangunlah!"

Tidak ada respon.

Jude panik. Nadi Love mulai melambat sedangkan jantung Jude berdetak tak karuan. Ia panik tingkat universitas.

'Apa yang harus kulakukan?' Pikirnya.

Entah datang darimana saat itulah sebuah keajaiban terjadi. Sebuah cahaya tiba - tiba menyelimuti tubuh Love yang tergeletak serta Jude yang terus berteriak memanggil namanya.

Pemilik taksi itu menghentikan mobilnya. Ia turun dari mobil sambil membawa payung pink dengan corak merpati hitam di sekelilingnya.

"Naiklah!"

Perintah lelaki berumur sekitar 30 tahun itu sambil memayungi tubuh Love yang telah membeku kedinginan.

"Hm, baiklah! Bantu aku mengangkatnya!"

Pinta Jude dengan wajah putus asa. Tubuh Love terasa lebih berat karena pakaian tebalnya terkena hujan yang otomatis membuat Jude mengerahkan seluruh tenanganya. Untuk ukuran wanita yang hampir berumur 30, Love adalah wanita yang bertubuh langsing dibanding kebanyakan wanita sebayanya.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang