Decide

28 4 7
                                    

"....aku tidak tau harus bagaimana, maafkan aku"

Ucap wanita itu dengan suara bergetar. Tangannya meremas - remas ujung bajunya. Rambut pirangnya berantakan, terlebih lagi kamarnya. Ada yang membuatnya frustasi dan ini lebih dari sekedar cinta, ini tentang pilihan yang menentukan hidupnya kedepan.

"Tapi, Love, pikirkanlah sekali lagi, tidak bisakah kita mengulang saat - saat itu, saat kita makan bersama, tertawa bersama, berteduh diatas payung yang sama, bernyanyi di tengah hujan, tidak bisakah?"

Suara diseberang sana tidak menginginkan Love pergi dari kehidupannya, sudah semenjak 1 jam yang lalu pembicaraan ini berlangsung tanpa menemukan titik terang sama sekali. Semua keputusan ada di Love.

"Sudah kubilang, aku tidak bisa memutuskannya Jude, sampai jumpa."

Pip!

Telepon ditutup.


-----


Kriiiiiing...!!

"Huh, suara berisik itu lagi,"

Ucap Love sambil mematikan bekernya dengan kasar. Tubuhnya terus menggeliat dalam selimut, hari ini ia tidak ingin beranjak dari kasur. Magnet di ranjangnya kali ini menarik dirinya dua kali lebih kuat.

-----


Pip!

"Ada apa?"

Tanya suara berat itu langsung ke inti pembicaraan setelah melihat nama dilayar handpone- nya.

"Kita harus bertemu,"

Tiga kata. Singkat. Tapi mampu membuat Jude bergidik. Ia langsung tahu jika ini kabar buruk untuknya.


-----


"LOVE! BANGUNLAH!"

Ucap suara nyaring wanita yang umurnya sudah lebih dari setengah baya itu.

"Iya mom, sebentar!"

Ucap Love sedikit berteriak. Suaranya serak, sepertinya karena kemarin ia berbicara terlalu lama di telepon.

"Pagi, sayang,"

Sapa mom dengan ramah seperti biasa.

"Pagi juga, mom,"

Jawabku lesu. Melirik makanan pun enggan. Padahal aroma masakan mom sangat menggoda.

"Ada apa dengan suaramu? Ayo makan!"

Tanya mom yang prihatin dengan suaraku dan sepertinya ia sedikit kesal dengan diriku yang hanya memainkan sendok tanpa berniat menyedokkan makanan ke dalam mulutku.

"Tak apa, mom."

Jawabku singkat.

"Ada apa, Love? Ceritakanlah padaku."

Pinta mom dengan mata bulatnya yang mulai berkerut.


-----

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang