6

30 2 0
                                    


                  George memang selalu dapat membuat Keira kembali bahagia, ia memang kakak yang selalu dapat diandalkan. Mereka pun berlarian ketengah kebun untuk mengambil buah yang dimaksudkan Keira kecil. Setidaknya, itulah yang Keira bayangkan. Karena berbeda dari sudut pandang George, George hanya ingin adiknya tidak mendengar makian kasar orangtuanya. Ia tau itu tidak baik bagi Keira, adiknya masih terlalu lemah untuk menghadapi ini, ia ingin melindungi adiknya baik fisik maupun mental. Sejak saat itu ia berjanji untuk selalu menjaga adikknya, dan ia melakukannya. Setidaknya, ia melakukannya sampai detik ini..

Flashback Off

"JOR! Lu dengerin gua gasih? Lu ngelamun lagi ya? Malesiin ahhh" gerutu Keira,

George pun hanya tersenyum kecut. Nyatanya, kenangan itu masih melekat sangat kuat di benaknya. George takmau melihat Keira kali ini, dia sadar dia takboleh terlihat sedih didepan adiknya. Keira yang tadinya membentak, melihat ekspresi kakaknya yang sendu ini pun mulai merasakan adanya kejanggalan disini, ia pun memegang tangan George. Ia ingin membuat George melihatnya, namun George tetap mengalihkan pandangannya dari adiknya.

"George, lu ada masalah? George.." panggil Keira

" Nggak papa." Jawab George, rupanya ia salah bertindak, karena Keira akan selalu dapat membaca isi hatinya. Ia pun berusaha terlihat biasa saja, dan mulai memakan makanan yang ia pesan. Namun ketika hendak memakan makanannya, itu justru semakin memperburuk keadaanya.. tahu telur asin.

"Kei.." panggilnya.

Keira tidak menjawab, Keira benci panggilan itu. Lebih tepatnya lagi, Keira hanya benci jika kakaknya yang memanggilnya dengan sebutan itu.

"Keira Louisa.."

Keira diam. Ia berusaha menahan air matanya. Ia paham betul kakaknya, George hanya akan memanggil namanya jika ia sangat marah ataupun sangat kecewa..

"Oh Tuhan, apa yang baru saja kulakukan?? Apakah aku membuat suatu kesalahan?? Apakah aku terlalu berlebihan padanya tadi??" gumamnya dalam hati

" Kira-kira sedang apa ya mama disana?" ucap George dengan getir.

Keira membelalakkan matanya. Ia tak habis pikir, rupanya hanya itu yang ada dalam pikiran George dari tadi

" Yaelah, kenapa lu baru kangen sekarang Brooo, telat amat.. nih makan aja, ntar mati lagi nungguin dia mulu gabalik balik. Lagian, kayaknya tahu nya enak tuh. Comott satu ahh" cerocos Keira yang sangatt merusak suasana, yak. Memang itu yang keira inginkan, keira gak mau kakaknya terus terusan terbayang masalalu

"Justru itu Kei, Tahu itu memang enak. Tapi gua yakin lebih enak masakan mama deh.."

DUARRRRR

Bagaikan petir yang menyambar hatinya, Keira mendengar hal itu. Masakan mama? Bahkan sepertinya Keira sudah lupa rasanya masakan mama itu seperti apa.. baginya, Ibu tidaklah penting lagi untuknya. Ibu itu hanya diperlukan diusia balita saja, usia dimana kita takbisa berbuat apa apa. Untuk selanjutnya? Ya, unfungsional. Toh selama ini banyak anak anak dibelahan dunia ini yang tetap hidup walau tanpa kasih seorang ibu sekalipun.

Namun Keira tahu kondisi kakaknya sekarang, ia takbisa berterus terang mengenai pendapatnya tentang ibu saat ini. Mungkin dia harus mencoba mencairkan suasana terlebih dahulu..

"Ohh, jadi lu lagi kangen sama mama ya..." kata Keira seraya beranjak dari tempatnya, dan berpindah duduk disebelah George lagi

"Siniiiii sama gua ajaaa, gua kan juga calon mamaaa..." lanjutnya sambil menirukan gaya seorang ibu yang tengah mengelus elus rambut anaknya. Dan kali ini, giliran George yang bersandar di bahu Keira

"Dek.." panggil George. Keira pun bernafas lega, panggilan itu kembali..

"Hmm.." jawab Keira tetap dalam posisi mengelus elus rambut "anak" nya

"Lu tinggian ya, terakhir gua tiduran dipundak lu, leher gua sakit semua.." Keira pun tertawa mendengarnya

"Sekarang? Udah nyaman kan?"

"Iya, nggak kerasa ya, lu udah makin gede.."

"Jor, yang namanya hidup itu ya kedepan. Kalo lu liat belakang, lu bisa kesandung, jatuh, terus terluka. Toh juga, untuk apa melihat kebelakang kalo ada yang lebih indah didepan."

George hanya diam mendengarkan Keira,

" Lu mungkin gapunya mama, tapi lu punya gua..." lanjut keira dengan bangga

" Tapi kan beda, gua bisa manja manjaan sama mama, nah elu? Yang ada mah elu kali yang manja manja an ama gua.."

" Dih, gua bisa kali manjain lu.."

"prove it." Kata George seraya bangun dari pelukan Keira adiknya itu. Keira pun memutar otak, bagaimana cara membuktikan pada "anak"nya bahwa ia bisa menjadi ibu,

"Eumm, wahh.. anakku George, kamu harus makan nanti sakit lohh. Sini mama suapin..... AAaaaaaak" George pun tertawa melihat gelagat idiot adiknya yang satu itu. Suapan pertama, kedua, ketiga....

"Ayookk, terakhir nih big baby , Aaaaaaa... enak kan??" keira sangat bersemangat menyuapkan makanan kedalam mulut George,

"Wah, ternyata adikku ini berbakat juga ya jadi ibu yang penyayang"

"Iya dong. Karena setiap wanita, berhak menjadi ibu yang baik bagi anak anaknya." Tandasnya dengan tetap mengukir senyum yang tak luntur sejak tadi

"bukankah itu merupakan suatu kewajiban Ny.Keira?"

"dipandang dari segi hak, banyak ibu yang memperjuangkan haknya. Namun dari segi kewajiban, banyak ibu yang melalaikan kewajibannya." Tandas Keira dengan tegas

George pun hanya mampu tersenyum mendengar perkataan adiknya. Jauh dalam lubuk hatinya, ia menanamkan keyakinan suatu saat kelak adiknya akan menjadi calon ibu yang baik bagi ponakan ponakannya kelak.

"Pulang yuk Jor, capek.."

"Yuk.."

Mereka pun pulang kerumah mereka, tanpa sadar seseorang telah menanti kehadiran mereka...








HAIII GUYS. KALI INI AKU APDET CEPET NIH,  EPISODE INI DIDEDIKASIKAN UNTUK SELURUH IBU YANG ADA DIDUNIA INI YANG SELALU MENCINTAI ANAKNYA SEPENUH HATINYA.. ILOVEYOU MAMAAA


TETEP SAMA SEPERTI DI EPISODE EPISODE SEBELUMNYA, AKU NGUCAPIN BANYAK TERIMAKASIH BUAT YANG UDAH SETIA BACA UNEXPECTED SECRET INI.  DAN TETEP DITUNGGU YAH VOTE & COMMENT NYA..





SEE YA!

Unexpected Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang