7

17 1 3
                                    



Keira Pov

Sesampainya dirumah, kami dikejutkan oleh kedatangan seseorang yang tak terduga,

"Darimana saja kalian.." suara itu terdengar ketika aku hendak turun dari motor George. Aku menoleh mencari sumber suara. Dan kudapati seorang pria tengah melipat tangan di dada, sedang berdiri didepan pintu rumahku

"Papa??? Papaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......." Aku pun berlarian memeluk papa.

"Kamu udah gede, masih aja ya kayak anak kecil kalo manggil papa.." kata papa seraya membalas pelukanku.

Ketika aku mengarahkan pandanganku ke papa, aku melihat senyuman itu terukir jelas di wajahnya. Meskipun tetap nampak jelas garis garis halus disekitar wajahnya, namun wajahnya tetap ceria. Atau mungkin lebih tepatnya hanya terlihat ceria didepanku.

"Papa sejak kapan pulang? Kok gabilang bilang?"

"Emangnya kenapa? Kamu ga suka ya papa pulang.."

"Suka dong,tapi gabiasanya aja.." sanggahku sambil menarik papa kedalam rumah dan duduk di sofa ruang keluargaku. Aku menyalakan tv, dan menyetel saluran tv anak, shaun the sheep kesukaanku.

"Astagah dek, kau itu udah besar lah, masa kau masih tonton itu Shaun The Sheep. Ini mah tontonan bayi.." yah. Sepertinya papa masih gamenyerah untuk belajar logat Batak

"ngga papa, daripada aku nonton film dewasa, toh juga sekarang tontonan remaja kebanyakan gak mutu. All about love, padahal hidup kan gak selamanya cinta cintaan melulu. Nyampe bosen nontonnya.." cerocosku panjang lebar ke papa yang masih setia mendengarkanku

"Ooooh gitu ya,..."

"Iya.."

"Ngemeng ngemeng, kau ngaku ngaku gasuka cinta cintaan, emangnya kau sendiri gapunya pacar??"

"Emmm, enggak.."

"Eh, macam mana pulak ini, jadi anak gadis papa ini tak laku kah??"

"Yee, bukan gitu juga kali pah, cuman.."

"Cuman apa??"

"Cumaan, gaada yang lebih ganteng dari kak George sihh.. hehehehhe"

"Yaelah dek, kalo lu mau nyari yang lebih ganteng dari gua mah, gabakal ketemu kali nyampe lu mati..." saut George yang entah muncul darimana

"Eh.. ini dia kakak kesayanganku, darimana aja lu kak.." yak, aku memang memanggilnya kakak jika sedang bersama papah. Bukannya aku buat buat, namun entah kenapa mulut ini otomatis melakukannya

"Ngapain nanya nanya? Lu kan emang gitu orangnya, kalo udah nemu yang baru, yang lama dilupain." Rajuk George, ia pun duduk di sofa satunya

"Ihihihihi, aku kan lagi kangen papaah.." kataku sambil memeluk papah yang duduk disampingku

"Tau nih kau George, papa kan juga rindu anak gadis papa, kau egois banget sih, papa pinjem bentar masa gaboleh, yak kan dek ya.." papa minta persetujuan yang hanya kubalas dengan anggukan kepala.

"yaudah deh iya, ngalah dehh.." katanya dengan sangat sangat tak tulus, aku yakin setelah ini dia akan melirikku. Dan benar, hihihi. Namun apalah dayaku, aku hanya dapat membalas kerlingan matanya dengan cengiran tololku.

"Dek mandi gih," perintah papa

"Gamau, masih kangen papa.." jawabku seraya mengeratkan pelukanku

"Kan kangen kangenannya masih bisa nanti abis mandi.." kata papa

"Gamau, maunya sekarang. Toh juga aku nggak bau.."

Unexpected Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang