Han river...
Tempat yang selalu ku kunjungi ketika aku muak dengan semua kepenatan dari aktifitas sehari-hari.Biasanya ia akan menyusulku kesini dengan sejinjing makanan dan minuman,menghabiskan waktu sore mengobrol sambil menikmati makanan yang ia bawa,memandang lurus kearah hamparan aliran sungai han yang begitu luas dan dalam.
Biasanya,aku selalu memarahinya karena tingkah bodoh yang selalu ia tunjukkan padaku.
Biasanya aku selalu kesal dengan sikap polosnya.
Dan biasanya,sehari saja ia tak datang menemuiku,aku akan merindukannya.Sekali lagi,hanya biasanya.
Karena semua itu telah berubah.
Aku hanya berjalan menyusuri sungai ini sendirian,ini musim dingin,musim dimana semua enggan untuk mendekat pada sesuatu yang membuat tubuh mereka membeku,seperti tempat ini contohnya.
Disini sangat dingin,tapi rasa dingin ini tak pernah jadi masalah untukku."Yoongi hyung"
Aku menghentikan langkahku,tertunduk dan tersenyum mendengar suara yang sangat ku kenali.
"Akhirnya kau datang juga...lama sekali"
Aku menoleh padanya,ia tersenyum padaku,memamerkan mata sipit yang menutup indah karena tersenyum,park jimin,satu-satunya orang yang ku miliki di dunia ini,setelah ayah dan ibuku meninggal beberapa tahun lalu.
"Aku disini hyung,disisimu,dan akan selalu begitu"
Sekali lagi ia tersenyum padaku,senyum yang ku rindukan.
"Hey park jimin,berhenti membual,kau tau aku hampir mati membeku disini"
Jimin terkekeh mendengar omelanku,ia sudah sangat terbiasa dengan sikap ku,ia tau,seberapa pun aku memperdulikan seseorang,aku hanya bisa bereskpresi dingin dan mengoceh.
dan akhirnya kami berjalan bersama,menyusuri tepi sungai han sambil mengobrol seperti biasa,tentang apa saja yang ku alami dan membosankannya pekerjaanku yang hanya dijawab dengan senyum dan anggukan dari jimin,adikku.
Jimin memang tak sebawel sebelumnya,ia lebih banyak diam sekarang,aku mengerti,karena sekarang kami berbeda.
Aku tak peduli dengan orang-orang disekitarku menatap dengan aneh pada diriku dan jimin."Yoongi-yaa,sudah waktunya pulang"
Suara seseorang yang memanggilku,membuatku menoleh,mengalihkan pandanganku pada sosok jimin yang sedari tadi bersamaku,berdiri bersandar pada pagar pembatas yang memisahkan sungai han dengan daratan tempat kami berpijak.
Senyumku memudar sesaat,melihat seseorang yang sangat ku kenali berdiri tak jauh dari tempatku,perlahan ia berjalan menghampiriku,pria dengan kacamata bulat,berparas tampan dan cukup tinggi.
"Ini sudah hampir malam yoongi-yaa,sudah saatnya untuk pulang"
Lanjutnya lagi seraya bersandar pada pagar pembatas,dan tepat menggantikan posisi jimin tadi. Jimin telah pergi,membuatku semakin tertunduk lesu.
"Bisakah....aku lebih lama disini hyung?"
"Kau bisa kesini lagi besok yoongi-yaa..."
"Seokjin hyung,tapi..."
Ku tatap pria itu,memohon padanya agar aku bisa lebih lama disini,bersama jimin.
"Yoongi,jujur padaku...apa kau sudah meminum obat mu?"
Aku terdiam,tak berani menjawab sepatah katapun.
"Yoongi?kau tak mau jujur padaku?"
Aku tetap pada egoku untuk tak berbicara sedikitpun.
"Yoongi-"
"untuk apa hyung?jika aku meminum obat yang selalu kau berikan,tak akan pernah membuat jimin kembali padaku...."
Ia terdiam,menatapku iba,dan pada akhirnya memamerkan senyum ramah khas seorang dokter.
"Jimin akan selalu berada disisi mu yoongi...dihatimu"
seokjin menepuk bahuku dengan akrab,namun membuatku semakin sadar dan bangkit pada kenyataan,jika sosok jimin memang tak akan pernah ku miliki lagi seperti dulu.
"Andai aku tak terlambat menjemputnya hari itu...ia tak akan pernah bertemu dengan preman-preman itu dan membuatnya kehilangan nyawa bukan?"
Tubuhku mulai bergetar,aku kembali mengingat kejadian dua bulan lalu,kedua mataku nanar dan berair.
"Ini salahku....salahku..."
Aku menjambak kasar suraiku,menjatuhkan diriku,kakiku benar-benar bergetar hebat,nafasku sesak dan rasa kehilangan yang begitu dalam itu kembali menyergapku.
"Yoongi...tenangkan dirimu,ayo cepat,kita harus pulang ke rumah sakit agar kau bisa lebih tenang"
"Salahku....salahku...."
"Ini semua salahku"
"Ini salahku..."
"Park jimin...maafkan aku"
aku tak peduli dengan apapun di dunia ini,mengapa tuhan begitu tak adil padaku. Mengambil satu-satunya yang ku miliki setelah kau mengambil kedua orang tuaku.
Kau mengambilnya dariku,bocah bernama park jimin,yang selalu mampu membuatku kuat,mengajarkanku banyak hal bahkan dengan usia yang tak lebih dari usiaku.
Annyeong reader >< maaf baru update,yang nunggu updatennya maafin author ya kkkkk~ ini pada pahamkan konfliknya?author terlalu lama kena writter block jadi kaku lagi mau nulis maaf ya :'(
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoonmin Oneshoot Series (Bts Fanfiction) [√]
FanfictionKumpulan kisah-kisah mengharukan yoonmin,oneshoot series