Seorang pria bersurai mint tengah menggoncangkan tubuh pria yang terbaring diranjang rumah sakit sambil berteriak. Disisi kiri dan kanannya ada taehyung dan jungkook mencoba menenangkan pria itu.
"J-jungkook?taehyung?" Jimin mengernyitkan alisnya. Ia mendekat perlahan dan jimin semakin tak percaya,pria itu. Pria yang terbaring itu adalah dirinya,keadaanya sudah sangat pucat pasi.
"Ti-tidak,ini tidak mungkin" jimin menggelengkan kepalanya tak percaya,ia melangkah mendekat hingga ia bisa melihat dengan jelas wajah pria bersurai mint, jimin yakin dialah orang yang selalu memanggil namanya. Kedua mata kecilnya membulat sempurna ketika ia dapat dengan jelas melihat wajah pria yang kini menangis sambil memeluk jimin diranjangnya.
"Yoongi....hyung?"
Jimin mengingatnya,pria itu. Yoongi hyungnya,satu-satunya kakak yang ia miliki di dunia ini. Bagaimana bisa ia melupakan sosok seorang yoongi?lalu bagaimana pula jimin bisa berada ditempat yang berbeda diwaktu yang sama?dimana ini?
"Suster cepat siapkan Defibrillator" ucap pria berseragam dokter memerintahkan beberapa suster yang ada disana untuk segera mengambil tindakan karena kondisi jimin semakin melemah,alat pendeteksi detak jantungnya berbunyi nyaring menandakan kondisi jantung si pasien tak stabil.
"Maaf tuan min,sebaiknya anda tunggu diluar"
"Dokter dia adikku! Aku tak akan meninggalkannya!!"
Terjadi perdebatan antara sang dokter dengan yoongi. Ia berikeras untuk tetap berada disamping yoongi hingga akhirnya para suster kembali dengan mendorong meja alat-alat medis pengejut jantung. Taehyung dan jungkook akhirnya bisa menyeret paksa yoongi untuk keluar meski mereka sendiri pun enggan untuk meninggalkan sahabatnya.
Jimin mematung ditempat,ia bingung apa yang harus ia lakukan,mendekat pada tubuh yang kini dikerubungi oleh para ahli medis atau keluar menemui yoongi.
kedua mata jimin menatap nanar,ia menoleh pada bayangan yoongi yang masih memberontak diluar pintu kaca buram,dan pada sang dokter serta suster yang kini sibuk untuk terus membuat keadaannya kembali normal.
jimin kembali mengingat apa yang terjadi,mulai saat jungkook memberitahukan kematian yoongi,hingga akhirnya ia meminum obat tidur terlalu banyak dan overdosis. Lalu kini yoongi dengan jelas berada disini,justru keadaan terbalik,jimin sekarat saat ini. Entah apa maksud tuhan,membuat jimin menyaksikan sendiri detik demi detik kematiannya,semua telah berakhir.
"Waktu mu habis,sekarang kau harus ikut denganku"
Suara berat seorang pria membuat jimin tersadar,ia menoleh untuk mencari sumber suara itu dan ketika ia menemukan sosok berjubah hitam tanpa memperlihatkan wajahnya,atau mungkin tak memiliki wajah disudut ruangan,jimin sama sekali tak terkejut. Ia mengerti dan tau,memang ia akan berakhir seperti ini.
"Kau kah jeoseung saja?jadi benar aku akan mati"
Jimin tersenyum getir,tak berani menatap sosok menyeramkan yang kini berada sampingnya dalam diam.
"Beri aku waktu sebentar,aku ingin menemui yoongi hyung"
Makhluk itu mundur selangkah,menandakan ia setuju dengan permintaan terakhir jimin.
Inilah akhir dari sebuah takdir,berujung pada munculnya sang jeoseung untuk menjemputmu,mengantarmu melewati hutan gelap hingga sampai ke tempat yang disebut akhirat.
Jimin berlutut pada sisi kanan tempat yoongi terduduk bersandar didinding sebelah pintu kamar rawat,ia mengacak surainya dengan kasar sambil terus menangis karena khawatir akan kondisi sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoonmin Oneshoot Series (Bts Fanfiction) [√]
Fiksi PenggemarKumpulan kisah-kisah mengharukan yoonmin,oneshoot series