Keadaan jimin sangat jauh dari kata baik semenjak ia mendengar berita yang disampaikan jungkook kemarin lusa,hari-harinya hanya ia habiskan mengurung diri dalam kamar dan minum-minuman ber-alkohol. Berharap itu bisa mengurangi rasa sesak dan hampa di hatinya kini. Jimin kacau. Jimin hancur,tak ada lagi alasan baginya untuk melanjutkan hidup. Setiap hari ia selalu menangis dan berteriak seperti orang gila,bukan hanya itu,ia akan melempar semua barang dan benda yang ada didekatnya untuk melampiaskan kemarahan.
"Jimin?bukalah pintunya,sudah dua hari kau tidak makan,apa kau tak lapar?"
Suara yang sangat ia kenal,kim taehyung. Ia terus mengetuk pintu kamar jimin dengan pelan,berharap ada jawaban dari sang pemilik.
"Ayolah jim,aku tau kau sangat sedih,tapi cobalah untuk tetap hidup"
Lanjut taehyung yang terus mencoba untuk berkomunikasi dengan jimin,namun usahanya nihil. Bukan jimin tak mendengarnya,ia hanya malas menjawab. ingakah kalian? Jimin adalah adik yoongi,pria yang paling keras kepala didunia. Ia tak akan menjawab apapun jika memang itu tak penting baginya.
"Untuk apa hidup?untuk terus merasakan kehilangan?"
Gumam jimin,tidak pada taehyung. Tapi justru pada dirinya sendiri.
"Jimin-aa,kau tau?jungkook dan aku adalah teman mu,sesekali jangan hanya memahami perasaanmu sendiri...."
Taehyung terdiam,ia mencoba mencari kata-kata yang tepat agar tak melukai perasaannya.
"Pahamilah perasaan kami juga,kami mencemaskanmu park jimin,kumohon..."
Jimin menutup matanya yang kini mulai basah.
"Aku memang tak pernah berguna kan" ia kembali bergumam pelan.
Tak terdengar apapun lagi diluar kamar jimin,mungkin taehyung telah pergi. Mungkin ia lelah menghadapi sifat keras kepala temannya.
"Mianhae...taehyung-aa...mianhae,jungkook-aa..."
Jimin sadar ia sangat egois. Di liriknya sebuah botol yang tergeletak tak jauh dari jemarinya. Obat tidur milik yoongi,jimin ingat betul obat itu adalah obat yang sering yoongi minum saat ia tak bisa tidur karena insomnia akibat terlalu banyak bekerja. Jimin pun pernah beberapa kali memgkonsumsinya.
"Yoongi hyung,jika kau tak bisa menemuiku..."
Jimin mengambil botol bertuliskan rohypnol yang sejak tadi tergeletak begitu saja."Akulah yang akan menemui mu."
Airmata kembali mengalir di kedua pipi chubby yang kerap memerah karena menangis. Digenggamnya pil tidur itu dan ia letakan di dadanya seolah itu adalah yoongi,paru-parunya sesak,tak lagi bisa menghirup oksigen dengan baik,isakannya mulai terdengar samar-samar.
"Yoongi hyung,aku akan menyusulmu" jimin berucap tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Tanpa menunggu lebih lama,jimin menenggak sekaligus pil-pil itu,menelannya dengan susah payah dan ia tak perlu waktu lama untuk merasakan reaksi obat tidurnya karena memang jenis obat tidur yang ia telan berdosis cukup tinggi.
rasa pening dan mual mulai menjalar disekujur tubuhnya,sistem syarafnya menegang bersamaan dengan rasa tercekik membuat jimin tak bisa bernafas.
Jimin ambruk,pasrah dengan akibat dari keputusannya. Namun tiba-tiba saja pintu terbuka dengan paksa dan seseorang berlari panik kearah jimin. Pandangannya mulai samar,ia hanya bisa melihat samar bayangan orang yang kini memegang pipinya dan memanggil nama jimin,suara yang ia kenal.
"Jimin ada apa denganmu! Apa yang kau lakukan!!"
suara yang sangat ia kenali,kesadaran jimin mulai hilang sedikit demi sedikit. Ia berusaha mengatakan sesuatu dengan sisa tenaga yang ia miliki.
"T-tae....hhhhh...hyung"
Dan beberapa detik setelahnya jimin benar-benar kehilangan kesadaran dengan mulut yang mengeluarkan buih. Tubuhnya terkulai direngkuhan taehyung dan entah apalagi yang terjadi setelah itu.
-TBC-
aku gakan bosen bosen buat ngingetin para reader untuk vomment ya,itu bisa nyemangatin author untuk lanjut menulis. Terima kasih reader sayang ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoonmin Oneshoot Series (Bts Fanfiction) [√]
FanfictionKumpulan kisah-kisah mengharukan yoonmin,oneshoot series