*. Dilema. Ya seperti itulah perasaan Arul. Gue juga bakal dilema kalau dihadapkan dengan dua gadis cantik yang sama-sama shalehah dan cerdas pula. Tapi sayangnya, jangankan dua, satu gadis aja yang dekat gue dah merasa beruntung banget. Ngarep. Haha.
Selanjutnya gimana yah, apakah setelah ini akan ada pemilihan umum? Maksudnya memilih calon istri, bukan anggota DPRD. Hehe, ya udah, mari kita simak bab selanjutnya. Selamat membaca.
***
Alarmku berdering tepat pukul 03.30 dinihari. Aku segera bangun mencuci muka dan mengambil wudhu untuk shalat tahajjud. Ketika melewati dapur kulihat Eda dan Ibuku sedang memasak untuk santap sahur. Aku tersenyum, adikku semakin dewasa dan tahu bagaimana menunjukkan bakti kepada orangtua.
Usai shalat kuraih kitab Al Hikam pemberian Iffah. Al Hikam merupakan sebuah kitab tasawwuf karya seorang ulama besar dan guru sufi bernama Syaikh Ahmad ibn Muhammad ibn Atha'ilah as-Sakandari. Kubuka halaman pertama dan isi terjemahan hikmahnya sebagai berikut :
"(setengah) daripada tanda-tanda pergantungan kepada amal ialah kurangnya harapan (kepada Allah) ketika wujudnya dosa atau kesalahan"
Keningku berkerut. Aku mencoba memahami artinya namun tidak kunjung bisa kumengerti. Karenanya segera kuraih handphoneku dan segera mencari pengertiannya diinternet agar aku tidak penasaran.
Cukup satu menit aku sudah menemukan penjabaran tersebut.
Apabila kita melakukan suatu dosa, bila kita ketinggalan satu wirid yang rutin, kemudian kita merasa jauh dari rahmat Allah SWT, merasa jauh dari kasih sayang Allah, itu menunjukkan kita berpegang pada amal.Orang-rang mulia, yang sudah mengenal lebih jauh tentang Allah dalam keadaan apapun mereka itu, tidak akan berkurang harapnya pada Allah. Baik ketika mereka sedang taat atau mereka sedang diuji dengan kemaksiatan, harap mereka kepada Allah tetap sama.
Mengapa sebabnya? Karena mereka tidak berpegang pada amal, namun mereka berpegang kepada rahmat dan anugerah Allah SWT.
Amal itu artinya gerak tubuh dan gerak hati. Bila bergerak badan itu beramal, jika bergerak hati itu beramal juga namanya. Jika gerak badan atau gerak hati itu ada pahala, itu namanya TAAT. Dan jika gerak badan atau gerak hati itu ada siksa, itu namanya MAKSIAT.
Sampai disini aku belum terlalu paham penjelasan mengenai amal itu sendiri. Sehingga ku teruskan untuk membaca lebih banyak.
AMAL TAAT ada 3 yaitu Syariat, Tharikat dan Hakikat. Ketiga amal itu sama-sama mendatangkan pahala.
Amal Syariat itu untuk apa? Para ulama tasawwuf mengatakan amal syariat itu untuk membaguskan anggota tubuh kita. Seperti mata, telinga, tangan, mulut dan lain-lain.Apa inti dari amal syariat itu? Amal syariat itu ada banyak, tapi kembali kepada 3 pokok, yaitu TAUBAT, TAQWA dan ISTIQOMAH.
Amal Tharikat sendiri gunanya untuk membersihkan hati. Bagaimana agar hati tidak sombong, riya, dengki, itu urusannya dengan Amal Tharikat.
Sama seperti amal syariat, amal tharikat juga kembali kepada 3 pokok, IKHLAS, SHIDDIQ dan THUMA'NINAH.
Sedangkan Amal Hakikat itu gunanya membaguskan arwah atau roh kita.Roh yang bagus itu adalah roh yang mengenal Allah. Bagaimana agar roh mengenal Allah? Itu urusan amal Hakikat.
Amal Hakikat juga berpokok kepda 3 hal, yaitu MORAKABAH, MUSAHADAH dan MAKRIFAT.
Aku semakin tertarik dengan penjelasannya. Aku memang sangat suka dengan ilmu tasawwuf karena didalamnya kita belajar mengenai penciptaan, sifat-sifat wajib Allah dan masih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Senja
VampireSebuah cerita Romantis dengan bumbu religi. Saat cinta yang datang sulit untuk ditolak, sementara cinta yang sudah bertahta juga sulit untuk dilepas. Belum bertemu kata sepakat, muncul pula cinta yang lain dan sulit pula mengucapkan tidak. Ada tiga...