"Alex kau curang!" Raflesiana merajuk dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Hei, aku tidak curang! Itu namanya taktik Raflesianaku sayang." Ucapnya mengejek.
"Aku tidak peduli. Sekali curang tetap curang! Jim! Alex curang kan? Beritahu dia."
"Raf, Alex tidak curang, sayang. Memang begitulah cara mainnya." Ucap Jimmy—kakak Raflesiana—dengan penuh nada kegelian di dalamnya sebab mendengar sang adik memelas meminta pembelaan padanya.
"Oh, Jim! Kau membelanya? Ok, aku tidak mau main lagi!" Kemudian, Raflesiana pergi meninggalkan keduanya yang dengan susah payah menahan tawanya agar tak membeludak.
"Adikmu itu lucu sekali saat merajuk seperti itu. Aku akan menyusulnya." Alex hendak berdiri namun dihentikan oleh suara seseorang yang baru saja datang.
"Biarkan aku saja yang mencari Rafku." Ucapnya seraya menghampiri kedua anak lelaki itu.
"Eh, sejak kapan ayah pulang?"
Tanya Jimmy kepada sang ayah."Beberapa menit yang lalu semenjak Rafku itu merajuk pada si tampan Alex."
"Paman, aku ini memang tampan sejak dulu." Ucapnya percaya diri.
Jimmy yang mendengar sahabatnya itu memuji dirinya sendiri mengernyit jijik terhadapnya. Mereka berdua beradu mulut hanya karena pujian yang diberikan William—ayah dari Jimmy dan juga Raflesiana. Sementara itu, William mencari dimana keberadaan Raf-nya. William tersenyum ketika melihat Raf berada di balkon kamarnya. Ia menghampiri putrinya yang langsung dirangkul. Raf tersentak merasakan seseorang merangkulnya dan berbalik menghadap ayahnya. William melemparkan senyum lembut terhadap putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scared of Happy
Ficção GeralBahagia. Banyak orang mengatakan bahwa 'bahagia' adalah sebuah situasi. Situasi dimana semuanya terlihat baik-baik saja. Situasi dimana semua orang melupakan satu kata bernama 'sakit'. Situasi dimana kita bebas melakukan sesuatu. Situasi dimana...