1. First nih.

2.5K 44 2
                                    

Pagi ini Christ harus bergegas menuju ke Gereja, hari Minggu adalah hari favoritnya. Dimana ia bisa mencurahkan isi hatinya kepada sang pencipta. Menceritakan segala hal yang terjadi pada hari hari sebelumnya. Keluh kesah dan rasa putus asa selalu membuatnya tak enak hati, tapi Christ yakin ia mempunyai Tuhan yang hebat .

"Ma, pulang  dari Gereja, Christ ada kumpul ama temen SD ama Smp  Gapapa ya ma? " tanya Christ pada Mamanya.
"Iya nak, bawa motor aja ya." Sahut Mama.
"Iya ma." Jawab Christ singkat.
Setelah meminta izin pada Mamanya, Christ mulai menuju tempat tongkrongannya bersama teman teman SD dan Smpnya. Christ memang sering berkumpul bersama seperti ini, walau sekarang ia telah menginjak bangku SMA, tapi ia dan teman temannya seolah tak ingin melupakan pertemanan manis yang sudah dirajut saat kecil dahulu.

***

Hari Minggu, hari bermalas malasan untuk Nabila, siang hari ia selalu menganggur. Karna pekerjaan rumah slalu ia kerjakan saat pagi dan selesai sebelum siang.
Nabila menuju ke ruang tengah, mencoba berinteraksi dengan penghuni rumah lainnya.
"Dek, ganti dong. Iklan nih." Rengek Nabila pada Reno adiknya yang duduk didepan tv diruang tengah.
"Gamau, liat upin ipin aja kak." Ujar Reno, ia tak memberikan remote tv pada kakaknya .
"Yaudah." Nabila mendengus kesal. Sebenarnya ia bisa saja merebut memaksa adiknya untuk memberikan remotenya tapi ia tak ingin bertengkar dengan adiknya jadi ia mengalah dan berbalik menuju kamarnya.

Nabila merasa bosan Minggu ini, ingin rasanya ia keluar rumah tetapi pasti tak dibolehkan oleh Ibunya . Ia bingung harus beralasan apa ketika ingin keluar. Karena sekarang memang tak ada kerja kelompok dan tak ada teman yang datang kerumahnya untuk mengajak bermain.

Bosan, yah itu yang dirasakanya sekarang.
Nabila meraih handphone yang daritadi terletak diatas nakas. Ia menulis sebuah pesan kepada teman teman ceweknya di grup Line yang diberi nama "rempong"

Nabila Arsyi : Oit gengs main yuk

Sahila Vira : Gada duit euy

Devi : jaman skrg gada duit, miskin bgt

Fadilla : uhh ya takut yg bnyak uang

Nabila Arsyi : uhh ya takut yg bnyak uang (2)

Sahila Vira : uhh ya takut yg bnyak uang (3)

KamilaA : gausa iri gengs diakan simpenannya om2 makanya banyak duit, murah sih

Fadilla : ups lupa

Devi : yeh lo slalu aja cengin gw

Devi : hayati salah apa

Devi : hingga dikau lakukan daku sprti ini

Sahila Vira : alay lu

KamilaA : tauk tuh

Devi : gengs

Nabila Arsyi : oit ?

Fadilla : hoi

Sahila Vira : paan si

KamilaA : njing ngobrol dong, Dev!

Devi : ciyee nunggu gw ngomong yak? Gw kgn lopada tau

KamilaA : jijik gue

Nabila Arsyi : ahtai ya Dev wkwk

Fadilla : cie di respon ma partner lgbtnya nih, turun dong Dev jgn fly mulu (:

Nabila Arsyi : bosen idup ya lo Dil?

Sahila Vira : BRISIK WOY

Sahila Vira : lho kok ga rame lg si gengs :(

Sahila Vira : anjeng..

Sahila Vira : gila diread doang!! Defakkk!!

***

Setelah pesan dari Sahila kini grupnya mendadak sepi, karena malas meladeni Sahila yang kadang kadang sedeng itu.
Nabila tertawa melihat chat grup Line nya.
Ini cukup menghiburnya walaupun hanya sebentar saja.
Kini perasaan sepi mulai menyelimutinya lagi.

***

Christ memarkirkan motornya dan berjalan menuju cafe, matanya menelusuri seluruh penjuru cafe. Melihat keberadaan teman temannya.

"Christ!!"

"Eh lo udah lama disini? " tanya Christ, dan ia mendapat anggukan dari wanita itu, ia duduk berhadapan dengan wanita itu, ia merasa sangat canggung karena hanya ada dia dan wanita itu yang duduk disana .

Tangan Christ kini sibuk memainkan Handphonenya, seolah tak memperhatikan Aleta. Iya, teman SD dan Smp nya yang pernah menyukainya. Christ masih menyibukkan diri dengan handphone nya mencoba mengabari temannya agar segera datang dan memecahkan suasana hening ini.

"Christ, lo sendirian? " tanya Aleta, memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Christ.
"Iya, Al." Jawab Christ singkat. Masih dengan sifatnya yang cuek dan dingin.
"Anak anak kemana?" Sambung Christ dengan tetap menatap layar handphonenya.
"Katanya masih jemput Diza, lo kok ga ikut ? Tumben." Tanya Aleta lagi, sifat ini yang dibenci Aleta dari Christ, dingin dan cuek. Bahkan berlebihan hingga dia bisa cuek kepada wanita.
"Oh, gue dari gereja." Ujar Christ, kini matanya mencoba menatap Aleta. Melihat wanita yang dihadapannya. Lalu merunduk kembali menatap layar handphonenya. Seolah tak ingin diganggu.

Merasa tak nyaman dengan suasana ini, Aleta memutuskan untuk memasang earphone  ditelinganya, mendengarkan lagu yang ada di po MP3nya ketimbang beku dengan suasana yang diciptakan Christ.

Tak lama kemudian teman teman christ pun datang. Jovi, Raka, Hendra, Diza, dan Rika melihat Christ dan Aleta hanya diam diaman saja. Duduk bersebrangan dan asik dengan gadget masing masing.

"Aduuhh ada cewe kok dicuekin sih. Lo tuh kebangetan deh Christ." Ucap Diza sambil menepuk bahu Christ.
"Lo lama banget sih, Za." Kata Christ seolah tak mendengar perkataan Diza barusaja.
"Noh, si putri solo mandinye lama bener." Jovi menunjuk Rika yang terkekeh karena ucapannya.
Semua tertawa, kecuali Christ. Ia masih sangat asik dengan handphonenya. Memainkan getrich miliknya.

"Lo tuh ya, daritadi gue liat, hp mulu kerjaan lo, ngobrol deh ama kita" ujar Hendra, ia memukul lengan Christ yang tak menggubris omongannya.
"Hadeh, susah kali ya ngomong ama Robot." Timpal Raka. Jovi dan Diza hanya menggeleng kepala. Sementara Aleta dan Rika sibuk membicarakan trend fashion tahun ini.

"Ahh kalah deh gue." Ucap Christ kesal. Dan kini ia menatap teman temannya yang sedang mengobrol.
"Udah? Puas main gamenya? Gamau main lagi lo? Mumpung belom pulang nih kita." Sahut Hendra yang membuat teman lainnya tertawa.
"Gue haus. Ga gitu juga kali gue." Kata Christ mengelak. Ia meneguk air mineral milik Raka yang membuat Raka hanya mengelus dada melihat tingkah temannya itu.

"Eh kemaren gue mau beli sepatu futsal, tapi gue bingung milih model kaya gimana." Ujar Christ memulai pembicaraannya.
"Akhirnya lo ngobrol, Christ." Kata Raka sambil  tertawa kecil.
"Ya lo mah ribet banget sih, tinggal milih aja napa, susah amat kek emak emak ." Ucap Jovi.
"Lo tuh selalu aja pusing masalah sepatu futsal, orang lo tinggal milih mana yang menurut lo cocok dan bagus nah itu yang lo ambil." Tukas Hendra.
"Gue tuh bukannya ribet sih, tapi gue milih nyaman atau ngga nya pas gue pake futsal."

"Alah lo tuh ya pake sepatu futsal atau sendal lo masih bisa njebol gawang lawan kok Christ, gue jadi kangen sparing futsal bareng lo." Ujar Diza yang membuat Christ tersenyum kecil.
"Iya nih kapan futsal lagi." Tanya Raka.
"Liat jadwal nih bro, nugas gue." Sahut Hendra.
"Kabarin lagi aja kalo mau futsal." Kata Jovi.
"Yap, bener tuh." Imbuh Christ sambil mengetikkan jarinya tanda setuju.

***

CINTA TAPI BEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang