Esoknya Nabila mencoba untuk melupakan kejadian kemarin, dan ia memutuskan untuk tidak mengikuti ekstra basket lagi. Entahlah, ia sudah benci dengan basket. Kini ia tetap lanjut dengan ekskul Paskibra nya. Mengingat ia terlalu lalai dan sering tidak hadir dalam forum bersama angkatannya.
"Trus lo gaikut basket dong, Nab." Tanya Kamila sambil menenggak Es jeruk nya.
"Nggak, udah males." Jawab Nabila ketus.
"Yahh sayang dong, padahal lo udah beli bajunya kan. Lo juga blom ngrasain DBL, Nab." Sahut Devi menyayangkan.Biarlah, impian yang dulu pernah ia miliki kini musnah terbakar amarah karena perlakuan Coach Alfred kemarin, bahkan sekarang sudah tak ada pemikiran untuknya menjadi atlet basket. Bermain di Dbl arena yang ia impikan, bertemu dengan atlet basket yang handal sudah tak ada lagi dalam benaknya.
Saat ini, yang ada dibenaknya adalah impian untuk menjadi Prajurit Taruni yang baik, cerdas dan bisa dalam segala hal. Yah, memang ini salah satu impian Nabila yang sangat ingin ia raih, bahkan setiap kali ia mengingat tentang cita citanya ini, matanya selalu berkaca kaca, dadanya sesak dan lidahnya kelu.
Mungkin benar, jika ia harusnya tak ikut ekskul basket sejak awal. Karna itu hanya membuatnya pegal pegal setelah latihan fisik yang keras. Sebenarnya tak jauh beda dengan Paskibra, sama sama membutuhkan kekuatan fisik, tapi tak hanya fisik yang dikuatkan, tapi juga mental. Nabila harus tahan dengan Argumen dari seniornya, yang selalu mencari kesalahan. Dan inilah alasan Nabila malas untuk ikut Paskib dan lebih memilih basket.
"Gue kan udah bilang Nab, lo fokus ke Paskib aja bareng gue, lo sih bawel pake acara 'ntar dulu gue ke basket biar dapet tinggi yang proposional dan lengan yang kuat' ternyata apa? Tai kan? Lo malah gini." Cerocos Fadilla.
"Iyah iya gue kan gatau kalo jadinya gini, Dil." Ucap Nabila memelas."Eh tunggu, gue kemaren di chat ama kak Bayu loh." Ujar Sahila kegirangan.
"Baru di chat kan lo? Gajadi pacar aja bangga!!" Ketus Devi.
Sahila mencebikkan bibirnya, "sirik aja lo jones!!"
Nabila melahap sosis bakar miliknya, sambil memandang keseluruh penjuru kantin. Matanya tetunduk kembali ketika berpapasan dengan mata Fahmi.Ya Allah, kenapa ga ntar aja sih nongolnya pas gue gaada, dan oh tidak sebelahnya lagi. Manusia es dengan tatapan dingin. Argh!! Gerutunya dalam hati.
"Eh balik yuk, males nih." Rayu Nabila.
Devi pun berdiri dari tempat duduknya, "Iyaa yuk balik ."
Masih dengan kebingungannya, Sahila belum beranjak dari tempatnya, "eh kok buru bu-" tak banyak omong Nabila pun langsung menarik tangan Sahila untuk segera pergi dari kantin. Dan tingkahnya ini membuat Kamila, Devi dan Fadilla tertawa lebar.***
Perasaan tadi gue liat Nabila deh, kemana ya yangbeb gue? Batin Fahmi, ditangan kanannya kini sudah ada sepiring nasi pecel serta Es Cappucino di tangan kirinya.
"Anjir, Biawak buntung ngelamun mulu deh lo, duduk sini! Nyari apa lo? Koin jatoh? "
Fahmi mendaratkan jitakan ke kepala Christ, "bacot lu! " Tukas Fahmi.
"Biawak buntung!!" Ledek Christ, mengelus kepalanya yang bekas jitakan Fahmi.
"Keris Keramat!!" Ledek Fahmi balik.***
Sore ini sebenarnya ada latihan Paskib di lapangan. Tetapi,karena Kaki Nabila belum sembuh, jadi ia hanya duduk dan memandang dari jauh temannya yang sedang latihan.
Christ sedang bermain basket di lapangan basket, entah kenapa saat Christ sedang melakukan Dribbling, slam dunk, dan mengejar bola basket membuat Nabila terpanah melihat kebolehan Christ.
Ternyata tak hanya bola futsal yang pandai ia mainkan, namun juga bola basket yang bisa ia kuasai. Permainannya yang kesit, larinya yang cepat, seolah tak ingin memberi kesempatan untuk lawannya mendapatkan bola.
Merasa diperhatikan, Christ mencoba menatap Nabila dengan sinis.
Emang bener ya, manusia Es ini gabisa diajak kompromi kalo sama orang yang ga dia kenal.
***
Christ menghempaskan tubuhnya ke ranjangnya, mencoba beranjak lagi merubah posisinya menjadi sedikit duduk, diambilnya novel Detective conan itu dan membuka kembali sisa halaman yang telah ia baca sebelumnya. Masih santai dan menikmati alur cerita komiknya, tiba tiba terlintas di pikiran Christ tentang Nabila.
Tapi, mengapa ia memikirkan gadis itu? Bukankah ia tak mengenai betul gadis itu? Tapi mengapa ia memikirkannya terus?
Mata cokelat yang ditengahnya hitam..
Indah sekali..
Mengingatkannya pada masa lalu.
Flashback On
Oktober, 2014.
Saat semua murid disibukkan dengan kenaikan kelas, Christ berjalan menuju kelasnya untuk mengambil rapotnya karena Maria, mamanya berhalangan hadir.
Selepas mengambil rapotnya, ia merasa senang karena disana tertera jika ia naik kelas. Senang itu pasti..Seorang wanita berambut sebahu menghampiri Christ dengan senyuman hangat. "Christ." Sapa wanita itu dengan hangat.
"Eh Laura! Gimana, Ra? Naik kelas kan? " tanya Christ dengan penuh semangat.
"Iya gue naik kok, tapi.." ujar Laura.
Raut wajah Christ kini berubah menjadi penuh tanya, "tapi kenapa, Ra?" . "Lo ga jadi pindah kan. " tanya Christ, nadanya makin melemah ketika Laura menunjukkan ekspresi murung."Gue harus pindah sekolah di Banjarmasin, itu artinya gue gabisa ketemu lo lagi. Karena gue harus netap disana, bokap udah beli rumah dan sore ini gue berangkat ke bandara. " ujar Laura sambil menangis lirih.
Christ mengelus pundak Laura, mencoba menenangkan hati Laura walaupun sekarang hatinya juga tak tenang. "Iya gapapa kok, Ra. Hati hati ya disana, gue doain Nyokap cepet sembuh. Lo jangan nakal disana, Ra." Pesan Christ."Tuhan selalu ada buat lo. Tuhan gaakan tidur, Ra. Nyokap lo pasti sembuh." Imbuh Christ, ia berusaha menampakkan ekspresi tegar walau dalam hatinya hancur lebur.
"Christ, makasih lo udah selalu ada buat gue."
"Iyaa, Ra."
"Laura?"
"Iya Christ? "
"Gue sayang sama lo, Gue pernah bilang kan waktu kita di gereja bareng, gue bilang kalo gue suka sama cewe, dan lo bilang kalo cewe yang gue taksir pasti hebat banget, nah cewe yang gue maksud itu lo, Ra. Gue sayang sama lo." Ucap Christ, ia mengusap air matanya yang jatuh, ia tak ingin Laura tau jika ia menangis.
Laura menatap wajah Christ dengan senyum simpul, "Christian Revi Simanjuntak, janji sama gue lo ga bakal cuek dan bersikap dingin lagi ke cewe! " ucap Laura sambil memberikan jari kelingkingnya.
"Gue janji, Ra. Karna gue sayang lo. " tangan kelingking Christ kini bertaut dengan kelingking Laura. Tangis kini berubah menjadi senyuman manis yang merekah."Christ gue harus pulang, gue mau nyiapin barang gue buat pergi. Makasih udah jadi temen gue yang paling dingin, gue sayang lo sebagai sahabat gue." Ucap Laura, senyumnya mengembang tetapi airmatanya tertahan untuk keluar.
"Gue juga sayang lo, ati ati ya disana." Pesan Christ, tangannya melambai seolah memberi ucapan selamat tinggal kepada Laura yang berjalan menuju mobil yang sedari tadi menunggunya.Flashback end
"Laura Melvia Christie, Gue kangen banget sama lo." Ucap Christ lirih.
***
Gue minta vote kalian dong tentang cerita gue, atau komen kalian tentang cerita gue yang absurd ini. Gue bukannya mau ngemis vote, TAPI APA SALAHNYA MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN? :))

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TAPI BEDA
De TodoChristian Revi Simajuntak, seorang pria yang Cuek, mempunyai sorot mata yang tajam tetapi tetap berkharisma dengan lesung pipit di pipi kanannya Memiliki darah Batak membuat Christ sangat menghargai keluarganya. *** Nabila Arsyi Larasati, seorang wa...