[Jungkook]
Ini selalu menjadi hari yang sama seperti biasa. Aku tinggal di sebuah kota kecil yang sepi, hmm...tidak se-sepi yang kalian bayangkan. Orang-orang sibuk dengan diri mereka sendiri, tapi sebenarnya mereka sangat bersahabat. Karena ini hanyalah sebuah kota kecil, aku yakin aku sudah menyusuri setiap tempat di kota ini.
Aku hampir mengetahui semua pemilik toko disini dan aku memiliki beberapa teman dekat. Umurnya jauh lebih tua dariku, yaitu Kim Seokjin, dia adalah pemilik kafe. Aku mempunyai satu lagi yaitu Min Yoongi. Saat pertama kali, kukira dia adalah orang yang canggung dan tidak bersahabat, tapi sebenarnya dia adalah orang yang sangat baik walaupun sedikit pemalas. Dia memiliki sebuah studio musik.
Bukan hanya itu, dia adalah seorang produser musik, dan beberapa artis yang bekerja dengannya, membuat namanya semakin dikenal orang.
Aku sudah lulus sekolah, aku 18 tahun. Aku memilih untuk tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Aku mempunyai alasanku sendiri, walaupun itu terdengar tidak masuk akal, tapi eomma-ku menerima keputusanku.
Seumur hidupku, aku belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, dan aku tidak tahu bagaimana rasanya menyukai seseorang.
Tapi aku tidak mempunyai keinginan untuk mengetahuinya.
Aku sedang berjalan di sebuah jalan yang cukup ramai, memperhatikan orang-orang datang dan pergi, berjalan kesana kemari, aku sibuk menendangi batu kerikil sebelum akhirnya terhenti ketika melihat sebuah karpet kecil.
Aku ingat, karpet ini tidak pernah ada sebelumnya di jalan ini, tepat disebrang kafe milik Jin hyung. Aku mundur beberapa langkah untuk melihat keseluruhannya.
Sepertinya, toko baru akan segera buka.
Toko ini tidak terlalu besar, bernuansa putih, pintunya yang masih terkunci. Aku penasaran akan menjadi toko apa ini nanti, sebuah kafe? Sepertinya tidak mungkin, karena bangunan ini tepat berada di seberang kafe Jin hyung.
Entah mengapa, aku sangat mengantisipasi kedatangan toko baru ini.
Aku menyebrangi jalan dan memasuki kafe Jin hyung. Aku melihatnya sedang menerima pesanan dari pelanggannya, ia terlalu sibuk untuk peduli. Aku pun berjalan mendekat dan berdeham.
"Jungkook? Maaf aku tidak tahu jika kau datang!" Ia terkejut. Aku tertawa kecil, "tidak apa-apa, aku tidak mungkin menganggumu,".
Jin hyung menyuruhku untuk duduk dan sebelum itu, salah satu petugasnya memberiku iced coffee favoritku. Jin hyung hampir selalu menolak jika aku akan membayar, dia bahkan bilang jika aku ingin sesuatu aku hanya tinggal memberitahunya. Tapi terkadang, aku menolak itu.
Aku duduk di kursi aku biasa duduk; di sebelah jendela dan tepat di bawah AC. Aku menyukai kafe ini, dan inilah tempat di mana aku bisa bersantai.
Aku melihat keluar melalui jendela dan memandangi toko baru itu. Tiba-tiba saja Jin hyung mengejutkanku dari belakang.
"Apa kau penasaran tentang toko itu?" Tanyanya. Aku mengangguk pelan.
"Itu akan menjadi sebuah toko buku dan pemiliknya 2 tahun atau setahun lebih tua darimu, jika tidak lebih muda," terangnya.
"Bagaimana kau tahu?" Tanyaku penasaran, mengerutkan dahiku.
"Aku bertemu dengan pemiliknya beberapa hari yang lalu," jawabnya sambil tersenyum.
Setelah sekian lama dan langit pun semakin gelap, aku pun pulang ke rumah dengan 1 kalimat yang terus terulang di pikiranku,
"Toko itu akan buka 3 hari lagi, kau tunggu saja,"
_____________
t/n: untuk mengisi kekosongan, aku translate ff baru :')
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love | Jikook
FanfictionKetika cinta dan hidupmu, keduanya memberikanmu rasa sakit yang mendalam. (Original fanfic) Ini versi bahasa Indonesianya~