[Jungkook]
Seperti hari-hari biasanya, eomma-ku selalu sibuk tiap pagi, ia selalu sudah siap untuk pergi bekerja setiap aku baru bangun dari tidurku.
"Jungkook-ah, eomma berangkat dulu, dan kau jangan pergi main terlalu malam, arasseo?" eomma bergegas memakai sepatunya dan segera pergi keluar.
aku melempar tubuhku ke sofa dan menyalakan TV dengan malas. Acara hari ini tidak ada yang menarik. Aku kembali mematikan TV dan memejamkan mataku. Haruskah aku terus menjalani hari-hariku seperti ini? Yang aku butuhkan hanyalah suatu hal yang baru, atau sebuah kejutan dalam hidupku.
Tapi apa yang aku harapkan tak kunjung datang.
Setidaknya aku memiliki seorang teman baru, itu akan menutupi sebagian dari semua keinginanku.
Aku beranjak dari sofa dan menuju kamar mandi. Aku berencana akan mengunjungi Yoongi hyung.
__
Aku segera memasuki studionya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, itulah yang selalu kulakukan. Aku membawa tas kertas berisi croissant yang akan kuberi kepada Yoongi hyung.
Aku menyelinap masuk ke ruang kerjanya, rupanya ia sedang menggunakan headphone dan seperti sedang membuat sebuah lagu dengan komputernya. Tadinya aku ingin mengejutkannya dari belakang, tapi ia dengan cepat berbalik badan dan menatapku.
"Sudah kubilang itu tidak sopan, Jungkookie," tergurnya, memasang ekspresi malas.
Aku hanya tersenyum nakal, menyodorkan tas kertas yang kubawa, "aku membawa ini, untukmu,"
Yoongi hyung mengambil tas itu dari tanganku lalu membukanya, "terima kasih, kau bisa duduk disini," Ia menarik sebuah kursi dan meletakkannya di sebelahnya. Aku pun duduk dengan senang, memperhatikannya yang sedang merapikan buku-bukunya dan menaruhnya kembali ke rak.
Itu mengingatkanku akan suatu hal.
"Yoongi hyung, apakah kau tahu tentang sebuah toko baru yang akan buka itu?" tanyaku. Ia menoleh dan mengangguk pelan, "kenapa?"
aku menundukkan kepalaku, memikirkan kata-kata yang akan aku ucapkan.
"Jin bilang kalau kau sangat menunggu toko buku itu, aku tidak tahu kalau kau tertarik dengan buku, biasanya kau hanya akan menumpuknya di meja," ia berkata dengan suara yang sangat datar.
"Itu memang benar..." aku menghela nafas.
"tapi, apakah kau sudah pernah bertemu dengan pemiliknya?" tanyaku lagi.
ia mengangguk lagi, "lebih tepatnya aku melihatnya. tingginya mungkin 1cm dibawahku dan ia terlihat seperti orang yang baik dan ramah,"
aku tidak tahu apa yang membuatku mengantisipasi cerita berikutnya, apakah pemiliknya adalah orang yang kubantu beberapa hari lalu?
"Itu saja? Tidak ada tambahan lain?"
"ada apa denganmu? ingin mencari pacar?" ejeknya.
"Ti-tidak! tentu saja tidak!" aku membalasnya.
"Jungkookie, kau masih belum cukup dewasa," ucapnya.
"perlahan, kau akan mengerti apa yang orang bilang sebagai 'cinta', dan aku harap, kau akan menemukannya suatu saat nanti," tambahnya.
___________________
t/n: untuk ff colors, pembuat ceritanya emang belum update2 lagi karena kesibukan kuliahnya, jadi mohon ditunggu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love | Jikook
FanfictionKetika cinta dan hidupmu, keduanya memberikanmu rasa sakit yang mendalam. (Original fanfic) Ini versi bahasa Indonesianya~