Chapter 9

315 29 4
                                    

[Jungkook]

[7.49] Hyung

[7.49] Jimin hyung

[7.50] tolong jawab aku

[7.50] ada yang terjadi?

[7.50] tolong beri tahu aku

Aku benar-benar kesal. Ia hanya membaca pesan yang kukirim tanpa membalas satupun. Apa yang terjadi padanya?

Aku meninggalkan rumahku lebih cepat dari biasanya. Jimin pasti sudah berada di jalan menuju tokonya, mungkin aku bisa langsung tanyakan padanya.

sekarang menunjukkan pukul 7.50. seharusnya dia memang sudah ada di sana 20 menit yang lalu.

aku pun berlari secepat mungkin.

"kuharap kau ada di sana..."

aku mengurangi kecepatan langkahku. Toko tersebut tutup. Aku mengintip ke dalam toko melalui jendela. Tidak ada Jimin di sana. Lilin-lilin dan lampu tidak ada yang dinyalakan. Biasanya Jimin akan mengubah susunan-susunan buku, tetapi hari ini tidak ada satupun yang berubah.

Aku melihat orang-orang berbisik ke satu sama lain, menanyakan mengapa hari ini toko tersebut tidak buka. Beberapa dari orang-orang tersebut merupakan pelanggan yang biasa datang, yang sering meminjam buku, yang sering pula membeli buku terbitan terbaru. Jimin juga memiliki perpustakaan di dalam. Beberapa waktu lalu Jimin membeli kursi-kursi dan meja baru.

Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi. Jimin harus memberitahuku.

Aku pun berlari dengan cepat menuju rumahnya. Ini adalah harapan terakhirku, berharap ia ada di rumahnya.

Tapi...

Rumahnya kosong. Semua lampu dimatikan dan mobilnya juga tidak ada. Jimin pasti ingin aku mati. Aku sangat khawatir akannya. Aku tidak pernah merasakan rasa panik yang seperti ini sebelumnya.

Aku mengirimkannya ratusan pesan, tapi ia hanya membacanya.

Aku bersandar di pintu rumahnya, menunggunya, tidak peduli seberapa lama itu akan memakan waktu. Aku akan pulang jika Jimin sidah kembali, dan ketika semua baik-baik saja.

Hari pun semakin gelap. Aku terus melihat kesana kemari, berharap mobilnya akan terlihat. Tetap tidak ada tanda-tanda Jimin akan kembali. Tanganku semakin menjadi dingin, rasa panik yang begitu memakan pikiranku. Makin lama aku semakin merasa ngantuk dan mataku hampir tertutup. Namun, sebuah cahaya yang tiba-tiba muncul dari kejauhan. Perlahan semakin mendekat, dan aku pun tersenyum. Itu mobilnya.

Dia kembali.

Aku berlari ke pinggir jalan, ke dekat di mana Jimin memarkirkan mobilnya. Jimin yang baru saja keluar dari mobilnya, ia sangat terkejut melihatku. Apakah aku menakutkan?

"Jungkook? Apa yang kau lakukan di sini..?" Ia bertanya seakan ia sangat kebingungan. Dia mencoba untuk tidak melihatku. Ia menjadi berbeda...

"Aku menunggumu... kenapa kau tidak memberitahuku kau pergi? dan... apa yang terjadi?" Aku bertanya padanya dengan cemas.

Jimin mengusap bagian belakang lehernya, menatap ke bawah, seperti sedang mencari jawaban. Ia perlahan membuka mulutnya seperti akan menjawab, tapi ia menyerah.

"Hyung... kau percaya padaku kan? Tolong beritahu aku... aku sangat khawatir"

Jimin yang sedari tadi memeluk tasnya, terus mempererat pelukannya itu. Tiba-tiba ia lari menuju pintun rumahnya, tidak mengucapkan apapun. Aku mengejarnya, tetapi Jimin begitu cepat. Ketika ia akan menutup pintunya, aku menahannya. Aku hanya butuh sebuah jawaban.

"Hyung! Kenapa kau tidak memberitahuku?!" Jimin sangat kuat. Ia berusaha keras menutup pintu dengan sekuat tenaga.

"Aku butuh waktu untuk sendiri!"

Aku menyerah.

Jika memang itu yang ia butuhkan, aku akan memberikannya.

__

Aku melemparkan tubuhku ke tempat tidurku. Aku tidak mempedulikan rasa lapar yang aku rasakan saat ini. Aku hanya menghembuskan nafas panjang.

Aku merasa seperti akan menangis. Benar-benar tidak dapat kutahan. Aku tidak tahu mengapa... perasaan ini tidak bisa dijelaskan.

Aku ingin memastikan Jimin baik-baik saja.

Aku...

Aku menyukai Jimin...

Ya. Ini.

Aku menyukainya...

Tetapi aku begitu takut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First Love | JikookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang