Chapter 7

461 62 12
                                    

[Jungkook]

Jimin bertanya padaku tadi malam, jika aku bisa pergi mengunjungi rumahnya besok.

Aku bilang 'Ya', itu artinya,

Aku akan menghabiskan waktu di rumahnya, dan ini membuatku sangat senang. Aku selalu ingin bertanya padanya jika aku boleh mengunjungi rumahnya, tapi aku selalu ragu untuk menanyakannya.

Aku selalu berpikir tentang apa yang dipikirkan oleh Jimin. Aku terkadang melihat raut wajahnya yang terlihat bosan ketika aku sedang berbicara padanya. Apakah aku mengganggu pekerjaannya? Aku selalu datang mengunjunginya setiap hari, tapi sebelum aku benar-benar melakukannya, aku berpikir kembali jika aku memang harus mengunjunginya, tetapi pada akhirnya aku melakukannya.

Apakah aku terlintas di pikirannya? Karena begitulah ia di pikiranku.

Wajahnya selalu terbayang setiap kali aku memejamkan mata. Ia seperti menghantuiku dan ia tidak membiarkanku untuk tidur, setiap harinya.

Mengapa dia begitu menarik? Dan menawan?

Aku selalu menyukai cara dia berbicara, ketika ia tertawa. Itu sangat adiktif. Terkadang ia berbagi padaku semua cerita hidupnya, dan aku perlahan mempelajarinya. Di saat ia sedang berbicara, dan dia duduk di depanku, itulah saat yang tepat untuk aku dapat mengobservasinya.

Dan daripada aku membaca buku yang ia berikan, aku hanya menatapinya. Aku melihat semua gerak-geriknya dari sana kemari, ketika ia berbicara pada pelanggannya, merapikan buku. Aku sering membantunya.

Aku merasa seperti aku perlahan menyukainya, tetapi aku tidak yakin akan hal itu. Aku tidak pernah tahu rasanya menyukai seseorang.

__

"Oh, kau disini!" Ia menyapaku.

Aku hanya berdiri di tempatku, tidak tahu harus melakukan apa.

"Um...aku harap kau tidak terkejut melihat ke dalam. Semuanya terlihat berantakan..." tawanya sambil mengusap leher bagian belakangnya.

Aku mengikutinya berjalan ke dalam. Aku melihat sepatu yang berserakan. Mungkin dia terlalu malas untuk menyusunnya di atas rak sepatu.

Selimutnya yang tidak terlipat di atas sofa, dan kau dapat melihat banyak gelas kopi di setiap meja yang ada. Pakaiannya juga berserakan di lantai, tidak tahu apakah itu pakaian bersih atau bukan. Semuanya terlihat tidak teratur.

"Aku sebenarnya baru saja ingin membersihkan semuanya, tapi kau datang, jadi...ini dia. Maaf jika kau merasa tidak nyaman..." Dia berkata sambil melihat seluruh ruangan. Aku hanya tersenyum. Jadi inilah Jimin yang asli; yang cukup malas dan santai.

Dia hanya mengenakan kaus putih, celana celana training, rambutnya sedikit berantakan, sepertinya dia baru saja bangun dari tidurnya. Aku melipat selimut yang berada di sofa untuk aku duduk. Aku duduk dengan diam tidak mengucap apapun. Aku melihat Jimin menghampiriku dengan 2 cangkir kopi dan memberi satu kepadaku.

"Jimin..." Panggilku. Ia melihat kearahku sembari ia menyesap kopinya, "ada apa?"

"Umm...tidak...kau...terlihat...bagus." kata menyeramkan apa itu. Oh tuhan, aku harap aku tidak mengatakannya.

"Terima kasih! Tapi kau tahu? Aku kan hanya mengenakan kaus ini" ia tertawa gugup. Aku pun demikian.

Kami berdua pun menontin film. Aku tidak tahu apa lagi yang ingin dilakukan karena aku hanya ingin bersantai hari ini. Aku sedang tidak mood untuk berjalan-jalan atau melakukan banyak hal. Jimin menarik selimutnya untuk berbagi denganku. Banyak hal yang harus kutahan dimulai dari untuk tidak berpegangan tangan.
Aku harus mengabaikan fakta bahwa kami berdua sangatlah dekat. Sebelumnya kami belum pernah berada sedekat ini. Tapi, ingin sekali aku lebih mendekat, menyadarkan kepalaku di bahunya.

__

Aku menemukan diriku terbangun di dalam kegelapan. Satu-satunya cahaya yang menerangi ruangan ini adalah cahaya dari TV yang berada di depanku, tetapi kepalaku sedang tersandar kepada sesuatu dan aku merasa ada tangan yang melingkar di pinggangku.

Jadi...aku tertidur bersama Jimin...?

Jimin sedang...memelukku.

"Ji...Jimin..." Aku mencoba membangunkannya. Ia sedikit tergerak. Dia masih setengah tertidur.

"Maaf sudah membangunkanmu..." Bisikku.

Ia mengangguk kecil. Dia mengambil handphonenya  dan seketika ia terbelalak, "Jungkook...ini sudah jam 7 malam...berapa lama kita tertidur?"

"M-mungkin aku harus segera pulang..."

____________
a/n: maaf ya baru bisa update lagi... TT^TT  aku janji akan nyelesain ff ini! Tapi aku gabisa update setiap hari yaa...aku cuma bisa kalo ngga dua kali atau sekali seminggu aja :")

First Love | JikookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang