[Jimin]
Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan menemui orang yang seperti Jungkook di tempat yang baru ini—karena aku baru saja pindah 1 bulan yang lalu. Aku tidak dekat dengan tetanggaku. Aku bukan orang yang banyak berbicara, namun, setelah aku menemui Jungkook, aku sangat ingin berbicara padanya.
Aku selalu mencoba untuk memulai percakapan dengannya, tapi kami selalu berakhir terdiam dan membuat Jungkook harus memecah kesunyian itu. Aku benci diriku yang tidak banyak berbicara.
Dia sangat baik. Tampangnya yang sering terlihat kosong dan dingin, namun ia benar-benar orang yang hangat.
Aku harap aku dapat melalui masa yang canggung ini.
Jungkook mengingatkanku pada sebuah buku. Buku yang dulu kubaca.
Ya, ' First Love'.
Aku akan berbohong jika aku tidak menginginkan cerita di buku itu untuk tidak terjadi di dalam hidupku. Bertemu dengan orang yang tidak dikenal, tapi tidak tahu apakah mungkin memang sebuah takdir, mereka terus bertemu dan akhirnya berujung dan membuat cerita manis yang merupakan sebuah kenangan yang tidak akan pernah bisa dilupakan.
Setiap kali Jungkook datang mengunjungiku, ia selalu menyapaku dengan senyuman, satu yang sangat tulus dan hangat. Aku tidak pernah menunggu hari esok dengan begitu antusias. Sudah berminggu-minggu aku menghabiskan waktu bersama Jungkook di toko kecilku, dan berarti sudah berminggu-minggu sejak terakhir kali aku mendapat tidur yang cukup.
Kepalaku dipenuhi pikiran tentangnya. Aku sangat ingin ia mengetahui perasaan yang aku rasakan ini, tapi siapa yang tahu jika ia akan mau menerimaku? Aku berpikir jika Jungkook menganggapku sebagai teman dekatnya, dan itu sudah lebih dari cukup untukku. Aku tidak ingin merusak pertemanan yang baru saja dimulai ini. Tapi aku tidak bisa menunggu.
Dan pagi ini, Jungkook kembali mengunjungiku, dan ia terlihat sangat menarik. Mengapa aku terus berpikiran seperti itu?
Ia membawa buku yang kuberikan padanya, dan tidak lupa dengan cup kopi di tangan satunya. Ia berjalan ke arah tempat duduk favoritnya. Setelah ia duduk, beberapa saat kemudian ia akan mengatakan,
"Jimin hyung, selamat pagi!" Ia melambaikan tangannya padaku.
Itulah sapaan favoritku.
__
"Hyung, aku pulang sekarang," Pamitnya sambil berjalan mundur. Aku berdiri di sebelah pintu tokoku dan melambaikan tanganku padanya. Aku sedikit menyesal, seharusnya aku mengantarnya pulang. Dengan malas aku mencari kunci mobilku.
Aku melempar tas-ku ke kursi belakang, menyalakan mesin mobilku dan mulai menyetir.
Aku pun sampai di depan rumah kecilku, hampir di luar kota ini. Aku berjalan ke teras rumah dengan suara gemercing dari kunci rumahku. Setelah aku masuk, aku melepas sepatuku dan menendangnya ke arah rak sepatu.
Aku menghela napas ketika melihat keadaan rumahku yang seperti kapal pecah. dan terlebih lagi di kamarku. Buku-buku yang jatuh dari rak, mug kosong di dekat komputer yang lupa kumatikan, serta baju yang bertebaran di lantai.
Aku melempar tas ku ke sudut ruangan yang kosong dan mulai bergerak untuk merapikan semuanya. Aku mengambil satu per satu buku dan menumpuknya begitu saja karena aku terlalu malas untuk menata ulang kembali. Aku menaruh gelas dan piring kotor di wastafel.
Aku memutuskan untuk mandi sebentar karena aku harus melanjutkan pekerjaanku; menulis.
Inilah hal yang membuatku tidak memiliki waktu yang cukup untuk tidur; aku terus memikiran Jungkook dan menuangkannya menjadi sebuah tulisan.
Jungkook. Satu nama yang sekali diucapkan akan terus menghantui pikiranku. Mengingat suara tawanya, harumya setiap kali ia berjalan di depanku; aku seperti tidak akan bisa melupakan itu semua.
Sempurna, satu kata yang mendeskripsikan seluruhnya tentang Jungkook.
Aku tidak pernah terobsesi dengan hal seperti ini, tapi Jungkook berbeda. Satu-satunya hal yang dapat kulakukan untuk mendeskripsikan apa yang aku rasakan dan mengingat semua hal yang kami lakukan meskipun tidak banyak, adalah membuatnya menjadi sebuah cerita.
Semua waktu yang kuhabiskan bersamanya beberapa minggu ini, semuanya patut diingat. Inilah satu-satunya cara untuk aku dapat memutar kembali hal-hal yang kulakukan bersamanya.
Aku rasa, aku mulai menyukainya.
Tapi, seperti yang kubilang, aku hanya takut. Takut untuk kehilangan pertemanan ini.
"Aku harus menunggu beberapa waktu..."
_______________________
a/n: ahahaha... apaan nih :')
Song recommendation: DEAN , Crush, Jeff Bernat - What 2 Do
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love | Jikook
FanfictionKetika cinta dan hidupmu, keduanya memberikanmu rasa sakit yang mendalam. (Original fanfic) Ini versi bahasa Indonesianya~