[Jungkook]
Oh...
Toko itu sudah buka.
Aku mengikat tali sepatuku dua kali supaya aku tidak harus memperhatikannya dan berhenti untuk mengikatnya kembali.
Aku merasa hari ini akan menjadi hari yang cukup baik. Aku jarang melihat kupu-kupu di taman rumahku, dan aku sangat menyukai suara kicauan burung yang jarang kudengar akhir-akhir ini.
Dan udara pagi, aku sangat menyukainya, membuat semuanya menjadi lengkap.
Aku berjalan cukup terburu-buru, menuju ke tempat yang mungkin akan menjadi tempat favorit baruku. Aku sangat bersemangat, sudah cukup lama saat terakhir kali sebuah toko baru buka di kota kecil ini. Dan aku penasaran mengapa ada orang yang rela membuka tokonya disini, karena kau tahu, kota kecil ini tidak ramai seperti yang kau bayangkan seperti di kota-kota besar.
Dan disinilah aku, hanya beberapa meter dari toko tersebut, maksudku...aku tepat berada di seberangnya. Aku tersenyum pada diriku sendiri, melihat tanda 'buka' yang tergantung di pintunya.
Aku menyebrangi jalan, kemudian mengintip toko itu melalui jendela. Belum ada pengunjung yang datang, atau mungkin aku yang terlalu pagi? Dengan gugup aku membuka pintu toko itu. Suara bel berbunyi dari dalam.
Toko ini terlihat lebih bagus jika kau berada di dalamnya. Semuanya tertata rapi, buku -buku yang tersusun menurut ukuran dan jenis buku, terpisah oleh lorong-lorong. Lilin yang menyala, dan harumnya yang begitu manis. Walaupun banyak buku yang memenuhi toko ini, tapi aku masih melihat bagian kosong yang mungkin dapat diisi dengan beberapa rak buku baru atau mungkin beberapa meja untuk membaca.
Aku mulai berjalan dan melihat-lihat ke sekeliling. Banyak sekali novel yang aku lewatkan, walaupun aku begitu, aku membeli buku bukan untuk kubaca, hanya untuk menjadi koleksi.
Aku terlalu sibuk melihat-lihat sebelum seseorang menyapaku. Suaranya begitu familiar. Aku membalikkan badanku, dan...pemilik toko ini tepat berada di depanku. Dengan cepat, aku membungkukkan tubuhku.
Pemilik toko ini adalah, orang yang kubantu beberapa hari yang lalu.
Lelaki itu terlihat terkejut melihatku dan mulutnya terbuka sedikit. Kami bertatap mata untuk beberapa saat.
"Apakah kau yang membantuku mengambil bukuku yang terjatuh?" Ia bertanya. Aku memalingkan pandangan, lalu mengangguk pelan.
"Terima kasih telah membantuku," ia tertawa kecil.
Aku tidak yakin dengan perasaan yang ada di dalam diriku, tapi wajahku memanas.
Matanya indah...dan sekarang aku dapat melihat wajahnya dengan jelas.Ia cukup atraktif. Rambutnya berwarna oranye. Ia tidak terlalu tinggi. Bibirnya yang berwarna kemerahan serta kulitnya yang berseri.
"Umm...adakah yang bisa kubantu?" Tanyanya gugup. Aku tidak sadar aku menatapnya sedari tadi. Aku menutup mataku erat dan berusaha melupakan hal-hal aneh yang kupikirkan, "apa yang aku lakukan!"
Aku menarik nafas dan membuangnya kembali, "aku...sedang mencari s-sebuah buku untuk k-kubaca," aku terbata-bata.
Namja itu pun tersenyum.
"Mungkin aku bisa membantumu, ikuti aku," ucapnya.
aku melakukan apa yang ia bilang. Ia berjalan kebagian novel. Banyak sekali novel baru yang belum pernah kulihat sebelumnya, aku tidak tahu apa yang membuatku malas untuk membaca.
"Mungkin buku ini akan menjadi buku yang kau cari," Ujarnya, menyerahkan sebuah buku dengan cover putih. Buku itu cukup tebal, tapi lebih ringan dibandingkan dengan yang terlihat. Aku mengambil buku itu dengan hati-hati dan membaca judul buku itu.
"First Love..." bisikku.
Pemilik toko itu menghela nafas, "aku tahu judul buku itu membosankan, tapi percayalah padaku, itu benar-benar buku yang bagus," ia meyakinkanku. "apa kau sudah membacanya?" tanyaku lagi.
ia tersenyum dan kemudian mengangguk, "saat aku SMA,"
Aku menundukkan kepala dan melihat kembali buku yang berada di tanganku. entah apa yang membuatku senang, aku tersenyum simpul.
"aku beli ini,"
__
Aku kembali mengikutinya berjalan ke arah kasir. Aku segera mengeluarkan dompetku dan mengambil beberapa lembar Won untuk membayar. Aku menyerahkan lembaran uangku kepada pemilik toko itu yang sedang memasukkan buku yang kubeli ke dalam tas kertas.
tetapi ia menolaknya.
"aku bermaksud untuk membayar itu," aku menunjuk ke arah tas kertas yang kumaksud.
"ini kuberikan karena kau adalah pelanggan pertamaku," ucapnya pelan sambil menyodorkan tas kertas yang berada di tangannya.
aku mengambilnya perlahan, melihat kembali ke arah namja berambut oranye yang tersenyum.
"Dia sangat baik..." batinku.
"T-terima kasih..." kataku pelan.
"ngomong-ngomong, namaku Jimin," ia memperkenalkan dirinya.
"Namaku...Jungkook...Jeon Jungkook," aku mencoba untuk tetap tenang.
"senang bertemu denganmu, Jungkook,"
"Aku juga," jawabku gugup.
"Terima kasih untuk hari ini, aku akan datang lagi besok,"
____________________
t/n: for Colors, i'm sorry if i barely update it because...it's just A translate fanfic and the original author is really busy with her college... *bows*
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love | Jikook
FanfictionKetika cinta dan hidupmu, keduanya memberikanmu rasa sakit yang mendalam. (Original fanfic) Ini versi bahasa Indonesianya~