Bagian 8

71 4 3
                                    

Happy Enjoying ^-^

Maaf kalau ada typo ditulisanku.
Itu yang digambar foto ayahnya Stefano yah, namanya Andreas Kyler


Emily Point Of View

Aku tertegun mendengar pengakuan Stefano tentang lelaki yang berada tepat didepanku. Dia adalah ayahnya, Mr. Kyler. Aku memperhatikan setiap garis wajah dari Mr. Kyler. Tak ada kemiripan dengan Stefano. Apa mungkin Stefano mirip seperti ibunya. Tapi dia juga tak terlihat begitu tua. Satu hal yang mirip dengan Stefano adalah warna kulitnya yang putih pucat.
Kurasakan telapak tangan Mr. Kyler menyapu pipiku membuat bulu kudukku merinding merasakan telapak tangannya sedingin es.

"Kau sangat manis." Ujar Mr. Kyler.

Aku hanya tersenyum menanggapi pujiannya. Semakin lama Mr. Kyler semakin mendekat dan mencium aroma dari tubuhku membuatku sedikit tak nyaman. Aku melirik kearah Stefano namun dia hanya menatapku diam. Akupun langsung melangkah kearah Stefano untuk menjauhi lelaki aneh didepanku yang mendapat gelar ayah dari lelaki yang kucintai.
Aku langsung berdiri disampingnya dan sedikit berlindung dipunggungnya. Stefano menggenggam tanganku erat seakan menenangkanku.

"Stef, lebih baik..bawa keluargamu keruang tengah. Aku..aku akan menyiapkan minuman..untuk kalian."

Aku mengatakannya dengan terbata-bata. Bibirku terasa sulit untuk berkata normal. Rasa takut dengan cepat menghampiriku membuat aku menggenggam tangan Stefano erat.
Sepertinya Stefano menyadari ketakutanku dan dia langsung merangkulku.

"Ayah..lebih baik tunggu diluar saja. Nanti aku akan menyusul." Ucap Stefano.

Aku merasa perempuan yang berada disamping Katty memutar bola matanya mendengar ucapan Stefano.

"Jangan terlalu lama, Stef. Kami menunggumu." Ujar wanita itu.

"Tenanglah. Kalian datang terlalu cepat. Masih ada banyak waktu." Jawab Stefano.

Aku tak tahu arah pembicaraan mereka. Tatapan mereka terasa menusuk dan sama tajamnya seperti tatapan Stefano saat marah padaku. Aku hanya menundukkan kepala seperti orang bodoh saja.
Mr. Kyler berjalan menghampiriku dan Stefano. Dia kembali mencium aroma tubuhku membuatku semakin masuk kedalam rangkulan Stefano. Saat Mr. Kyler hendak mendekatkan wajahnya kearah leherku, tangan kanan Stefano mencegahnya.

"Ayah. Jangan buat dia takut."

Mr. Kyler tersenyum miring, "Dia terlihat lebih cantik jika takut seperti itu."

"Ayah!". Sentak Stefano.

Mr. Kyler hanya terkekeh dan tidak mempedulikan sentakan dari Stefano, "Siapa nama calon istrimu ini?".

Istri? Astaga. Apa aku mimpi mendengar ucapan Mr. Kyler. Bukankah maksudnya adalah aku calon istri Stefano? Bagaimana bisa? Tuhan jangan bangunkan aku jika ini mimpi. Kata-kata dari Mr. Kyler membuatku terbang keangkasa. Aku yakin pasti kedua pipiku sudah semerah tomat.

"Emily Laurent." Jawab Stefano singkat membuatku mendongak melihat wajahnya.

Apa dia sudah menceritakan tentang diriku pada ayahnya? Kenapa dari dulu dia tidak menyatakan cintanya padaku?
Stefano langsung melepaskan rangkulannya.

"Ayah, Katty, dan Gracia. Kalian tunggu diluar. Aku ingin berbicara sesuatu pada Emily."

Mereka pun keluar dari kamarku dan menuju ruang tengah. Sekarang tinggal aku dan Stefano didalam kamar.

Stefano memegang kedua pundakku, "Emily, aku ingin kau tetap disini sampai aku menemuimu. Ada hal yang harus aku selesaikan dulu bersama dengan keluargaku. Kau jangan kemana-mana. Mengerti." Ucap Stefano mantap.

He ISN'T The VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang