Bagian 14

86 5 1
                                    

Hai...jumpa lagi dengan ceritaku.
Jangan lupa Vote sama Komentar. Oke?👌

Happy Enjoying ^-^

Gracia dan Stefano masih saja menjatuhkan tatapan tajam sampai Katty datang melerai.

"Apa yang sedang kalian lakukan?"

Mendengar Katty berkata pada mereka, Gracia melepaskan cengkeramannya pada bahu Stefano dengan kasar.

"Kalian sangat memalukan sekali."

Stefano tak mempedulikan komentar Katty, dia berjalan masuk kedalam rumah "Kalian pergilah. Jangan datang kemari lagi."

Gracia hanya mendengus kesal melihat tingkah Stefano begitupun dengan Katty, merekapun pergi dari tempat itu.

Aku masih saja berada dikamar. Aku mendengar langkah Stefano menghampiriku.

Astaga. Wajahnya terlihat ditekuk sekali.

"Apa yang terjadi?"

"Tidak ada apa-apa."

Stefano berdiri didepanku dan langsung memelukku.

"Emily, apa yang akan kau tahu kenyataannya nanti. Satu hal yang harus kau ingat kalau aku sangat mencintaimu."

Aku mematung dipelukannya mendengar dia mengatakan hal itu. Sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka? Kenapa setelah bertemu dengan mereka Stefano jadi seperti ini?.

"Eum..Stef."

"Hmm"

Stefano melepaskan pelukannya dan menatapku, "Ada apa?".

"Besok aku boleh berangkat kuliah?".

Stefano sedikit berpikir, "Iya."

Aku tersenyum mendengar jawabannya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Sebenarnya pertanyaan konyol. Tapi aku memang bingung apa yang harus aku lakukan kalau Stefano tetap disampingku terus.

"Apa yang harus kita lakukan?" Ulang Stefano.

Aku hanya mengangguk dan melihat Stefano tersenyum miring.

"Aku ingin melakukan sesuatu padamu."

Aku menaikkan sebelah alisku, "Memangnya apa yang ingin kau lakukan?".

"Menciummu dalam waktu yang lama."

Aku terkejut mendengar jawabannnya, "Ap-ap-"

Belum selesai aku mengatakan kalimatku, Stefano sudah membungkam bibirku menggunakan bibirnya. Astaga, dia bisa membuatku semakin gila.

Langkah Stefano mendorongku kearah dinding dan masih menciumku. Tak lama aku merasakan hal yang aneh, aku bisa merasakan taringnya keluar menyela dideretan giginya. Aku sempat terkejut dan melepaskan ciumannya. Aku takut taring itu akan menancap dibibirku, meskipun aku tidak merasa kalau itu tajam. Stefano smirk dan menatapku yang sedang memperhatikan taringnya.

"Ada apa?"

Aku langsung menggeleng cepat, "Ah..eum,,tidak apa-apa."

Stefano menangkup wajahku sehingga membuatku sedikit mendongak. Dia menempelkan keningnya pada keningku membuat hidung kami bertemu.

"Kau membuatku gila, Emily."

Aku menatap manik merahnya, sekarang bukanlah manik hitam.
Tanpa aku sadari kedua tanganku sudah melingkari lehernya dan dis kembali menciumku.

-

Pagi ini seperti biasanya Stefano yang mengantarku kuliah.

"Nanti pulang sekolah aku tidak bisa menjemputmu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He ISN'T The VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang