Bagian 10

77 4 6
                                    

Happy Enjoying ^-^
Maaf kalau misalkan nemuin typo yah...

Andreas dan Katty mengundang semua kerabat vampirnya untuk berkumpul dirumahnya sedangkan Stefano dan Gracia pergi keruangan yang pernah mereka kunjungi beberapa jam yang lalu.

"Sebenarnya..aku pernah menggigitnya." Ujar Stefano.

Gracia tertegun dan langsung menarik tangan Stefano dan memutarkan badannya.

"Apa maksudmu?".

"Aku pernah membunuhnya semalam dan dia justru tidak melawanku."

"Sepertinya Jorge Vicks sedang merencanakan sesuatu." Gumam Gracia.

"Jorge Vicks adalah vampir yang dikenal dengan sejuta macam cara untuk mendapatkan yang dia inginkan. Aku mulai merasa kalau dia memang menginginkan Emily." Jelas Gracia.

"Untuk apa dia menginginkannya?"

Gracia terlihat diam sejenak. Kedua matanya tertutup untuk melihat masa lalu.

"Dia mencintainya. Dan dia tidak akan melepaskannya begitu saja." Jawab Gracia lirih.

Setelah membuka matanya, Gracia tak mendapati Stefano ada disekitarnya. Dan Gracia hanya menghela nafas melihat tingkahnya.

Stefano berlari menuju rumah tua yang ditempati dirinya dan Emily. Dia merasa sangat merindukannya. Merindukan ekspresi Emily saat mendapat sentakan darinya, merindukan senyum Emily yang akhir-akhir ini ditunjukkan olehnya. Tak tahu kenapa dadanya terasa sesak tak melihat Emily disampingnya. Perasaan yang sudah terkubur lama kini kembali lagi. Apakah dirinya mencintai gadis itu?
Stefano mendengus kasar dan langsung membersihkan dirinya untuk menghilangkan semua kekesalan dalam pikirannya. Mungkin rintikan shower bisa melunturkan semua bebannya untuk sesaat. Diapun langsung menanggalkan pakaiannya dan berjalan masuk menuju kamar mandi.

Selang lima belas menit akhirnya Stefano sudah keluar dengan handuk yang menutupi sebagian tubuhnya. Dia memilih beberapa pakaian yang tertata rapi. Matanya menatap dalam kemeja putih yang pernah diberikan oleh Emily saat ulang tahunnya tahun kemarin. Sebenarnya bukan hari ulang tahun yang sebenarnya, itu hanya formalitas saja untuk dirinya agar Emily tidak banyak mempertanyakan hal itu.
Tangannya terdorong untuk mengambil kemeja tersebut dan langsung memakainya. Dia lupa kapan terakhir kali memakai kemeja berwarna putih. Mungkin sekitar enam puluh tahun yang lalu.

Stefano melangkah keluar kamar dan mencium aroma Katty menghampirinya.

"Kau sudah ditunggu oleh ayah."

Stefano mendengar suara Katty dari arah belakang. Tanpa menunggu lama Stefano langsung berlari menuju rumah ayahnya bersama dengan Katty.

"Sejak kapan kau tahu keberadaannya?"

Suara percakapan mereka terdengar sampai kependengaran Katty dan Stefano yang sudah melangkah memasuki ruangan.

"Sejak beberapa hari yang lalu aku sudah melihatnya tapi aku belum tahu soal Jorge Vicks." Jawab Stefano yang sudah ikut berkumpul.

"Dia menculik gadis yang sudah menjadi mangsa kami. Dan aku harap kalian akan membantu kami merebut kembali gadis itu." Jelas Andreas.

Mendengar Andreas mengatakan Emily adalah mangsa keluarganya membuat dada Stefano serasa dirobek robek oleh belati. Nafasnya terasa sesak. Lidahnya ingin membenarkan kalau Emily adalah gadisnya bukan mangsanya sangat sulit. Akui saja Stefano memang bodoh, mencintai seorang gadis yang akan menjadi mangsanya. Namun Stefano hanya berpikir masih banyak gadis yang bisa menjadi mangsanya tapi belum tentu perasaan Stefano akan sama pada gadis selain Emily. Pikiran untuk menghidupkan kembali Athena pun serasa hilang begitu saja.

He ISN'T The VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang