Bagian 6

62 6 2
                                    

Happy Enjoying ^-^


Emily bingung kemana arah jalan mobil Stefano. Stefano hanya memutar-mutar saja sepanjang jalan. Emily mendengus kesal membuat Stefano melirik kearahnya.

"Kau berani mendengus padaku?" Tanya Stefano dingin.

Emily jadi salah tingkah mendengar pertanyaan Stefano. Ia takut Stefano kembali marah padanya.

"Ah..tidak.. maaf. Aku tidak bermaksud begitu." Jawab Emily lirih dan menundukkan kepala.

Melihat tingkah Emily membuat Stefano tersenyum tipis. Dia menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Kedua matanya menatap Emily dan tangannya menangkup wajah cantik Emily.

Stefano tersenyum, "Apa kau takut padaku?".

Kedua bola mata mereka saling bertatapan, "Aku takut kau akan marah lagi padaku."

"Aku tidak akan pernah marah padamu jika kau menuruti semua perkataanku."

Emily mengangguk mengiyakan ucapan Stefano. Stefano kembali mencium bibir Emily singkat namun tengkuknya tetap saja merasakan panas meskipun dirinya menciumnya sekilas. Emily hanya diam dan kedua pipinya kembali merona.

"Bibirmu sangat manis membuatku ingin menciummu terus." Bisik Stefano setelah melepaskan ciumannya.

Stefano pun merapikan posisinya dan kembali menyalakan mesin mobilnya.

"Kau ingin pergi kemana?".

"Terserah kau saja."

"Memangnya kau akan mau kemanapun aku mengajakmu pergi?".

Emily kembali mengangguk, "Iya."

"Kalau ke neraka?".

Emily tertegun dan menatap Stefano. Dilihatnya dia hanya smirk dan melirik kearah Emily.

"Hanya bercanda." Imbuh Stefano.

Stefano pun melajukan mobilnya menuju sebuah bioskop yang berada ditengah kota London. Emily sangat senang melihat lampu kota yang bersinar karena sangat jarang Stefano mengajaknya pergi dimalam hari.
Mereka pun menonton film yang sedang tayang dibioskop malam itu. Menyelesaikan acara dibioskop, Stefano mengajak Emily untuk makan malam direstaurant yang tempatnya tak jauh dari gedung bioskop. Emily merasa ini adalah kesempatannya makan satu meja dengan Stefano, dia merengek agar Stefano ingin memakan makanan yang sudah Emily pesankan untuknya.

"Stef, ini makanan untukmu."

Stefano tertegun, "Apa? Bukankah itu untukmu?".

"Aku memesannya terlalu banyak jadi sayang kan kalau dibuang begitu saja."

Stefano memutar bola matanya, "Kau makan saja. Aku tidak lapar."

"Seharian ini kau denganku dan aku belum melihatmu makan, ayolah makan.." Rayu Emily.

"Aku tidak lapar, Emily." Kekeuh Stefano.

Emily pura-pura menekuk wajahnya, "Baiklah kalau begitu." Ujarnya lemah.

Stefano memperhatikan Emily yang tiba-tiba diam, melihatnya kecewa seperti itu membuat Stefano terpaksa memakan makanan didepannya.
Satu suapan masuk kedalam mulutnya. Mengunyahnya dengan sejuta rasa hambar. Sudah sangat lama Stefano tidak makan makanan manusia, yang menjadi santapannya hanya darah manusia dan beberapa organ tubuh manusia kalau dia sedang ingin memakannya.
Dua suapan sudah masuk kedalam mulutnya membuat Emily melirik kearahnya. Kedua ujung bibir Emily tertarik keatas namun Stefano tak menghiraukannya.
Tak sadar sudah lima suapan yang masuk kedalam mulutnya dan Stefano melihat perubahan raut wajah Emily yang sudah membaik membuatnya berhenti memakan makanan yang tak ada rasanya sama sekali.

He ISN'T The VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang