Azka langsung menuju gedung guru untuk menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan, karena tahun ini dia terpilih menjadi Ketos alias Ketua OSIS, masa SMA yang santai sudah tidak dia alami lagi. Bahkan di selang hari liburnya pun dia mungkin akan sering datang ke sekolah, karena Ketos tahun lalu pun seperti itu. Dari Seksi Acara, kini menjadi Ketos, entah apa yang dipikirkan teman-teman OSISnya itu karena mengeluarkan suara untuknya pada hari Ketos tahun lalu menyatakan pengunduran dirinya karena ujian-ujian yang akan di alaminya di tahun akhir.
Azka membuka pintu perlahan, seorang pria berusia 30-an sedang terduduk di meja menuliskan sesuatu. Mungkin pekerjaannya.
"Selamat pagi, Pak." Di taruhnya dokumen tersebut di meja Pak Dadang, "anu.. Pak, boleh saya bertanya?"
Dadang menaruh pulpen dan menyatukan kedua tangannya, "Ya, silakan."
"Murid pindahan yang bernama Dian Jujun Pratiwi dimasukkan ke kelas mana?"
"Oh dia, kenapa nanyain itu?"
"Kebetulan saya kerabatnya, saya hanya ingin membantu dia untuk beradaptasi di sekolah ini."
"Kerabat? Baguslah, sebenarnya saya ingin memasukkannya ke kelas XI IPA 10, karena hanya kelas itulah yang menyediakan tempat. Tapi karena kamu kerabatnya, saya akan pindahkan dia di kelas XI IPA 2, dia tingkat dua, akan lebih baik jika ada teman yang dia kenali." jawab Dadang dengan tenang, "kebetulan saya walikelas kamu juga, kamu yang bawa dia ke kelas ya, saya ada rapat sebentar dengan Wakasek." sambungnya.
"Baik, Pak."
****
Pria itu masih tetap terdiam di tempat, merasa kehadirannya tidak berguna, Dian memanfaatkan kesempatannya itu untuk menekan tombol lift lagi.
Ponsel Dian berbunyi, dia mendapatkan pesan.
Dari : 08xxxxxxxxxx
Untuk : D.J PratiwiLo dmn? Knp ga di mobil? Lo udh ke kls? Emng tau kls lo dmn? Sini ke lntai 1, gue mau anter lo.
Dian mendengus lega, Azka masih menyadari kehadirannya, hanya tinggal menunggu liftnya terbuka dan dia bebas dari intimidasi pria di sebelahnya itu. Di simpannya kontak Azka, pria itu menarik ponsel secara paksa membuat Dian menoleh.
Sebenarnya bukan karena dia nyaman dengan situasi ini, hanya saja dia memilih untuk tetap tenang karena jika tubuhnya kelelahan, Mama akan khawatir. Alexander M. K., itulah nama yang dia lihat di nametagnya.
"Baru kali ini ada yang nyuekin gue, padahal gue lagi berbaik hati hari ini."
"Terus?" jawabnya dingin.
****
Alexander Marthadinata Kenneth, sebenarnya keluarga Kenneth merupakan salah satu investor terbesar pendiri sekolah swasta itu. Selama hidupnya, semua orang yang berada di sekitarnya selalu baik dan sopan. Lebih tepatnya berpura-pura baik walaupun di belakangnya selalu mengumpat. Alex sudah terbiasa, dan dia menikmatinya, semua yang dia lakukan tidak pernah salah di mata khalayak, bahkan saat melanggar peraturan.
Rambutnya berwarna cokelat gelap, jika sekilas dilihat mungkin mirip dengan Dian. Tingginya sekitar 185 cm, bahunya lebar dan lengannya sedikit berotot karena boxing adalah hobinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HEAR YOUR HEART
Novela JuvenilAku nggak pacaran karena terlalu sibuk mengingat masa lalu, rasanya aku selalu saja merasakan ganjalan saat mencoba meneruskan hidupku ini. -Dian Jujun Pratiwi- Aku nggak pacaran karena terlalu sibuk mendengar s...