Kesempatan Kedua

1.3K 54 6
                                    

Tracklist: Senandung Maaf- White Shoes and The Company

Capek.

Itu adalah hal pertama yang Radhi pikirkan. Dia capek mengejar Arinka, wanita idamannya. Bahkan dalam hatinya bertanya-tanya, apa mungkin Arinka wanita yang sangat amat diidamkan? Apa benar dia wanita yang memang memerlukan Radhi?

Kalau memang diidamkan kenapa matanya masih bisa jelalatan liat rok span, high heels 7 cm, kemeja ketat, --bahkan paling kecil-- gesture wanita lain?

Dibutuhkan? Radhi tersedak menelan kolak buka puasanya.

She was an independent woman

Satrya memandang temannya aneh. Biasanya Radhi bisa tersedak kalo gak abis lihat grup fogging atau lihat cewek sekelas Caca beli heels harganya selangit yang ketauan di aplikasi IT security. Tidak melihat notifikasi grup fogging di ponselnya yang tergeletak di meja, ia menatap Radhi lagi. "Lo gak habis liat website Zalora atau Groupon yang dibuka para cewek high maintenance itu kan?"

"Astragfirullah, bulan puasa, Sat! Lagian mau benerin server down bentar lagi, gak mungkin mereka bisa beli heels 6 digit. Server aja ribut gini," balas Radhi ketus sambil sibuk kembali dengan komputernya.

"Yaudah hati-hati minumnya," ucap Satrya sambil menepuk-nepuk punggung Radhi halus. Aduh kapan ya diginiin sama Arin? "Tumben lo gak aneh-aneh, Mat."

Radhi memutar bola matanya. "Lo maunya gue aneh? Gue tanya ke lo, kapan lo mau lamar si Kinan?"

Satrya tertawa dan mengulum senyum rahasia. Wajahnya berubah tenang dan serius, "Itu sih topik serius. Menurut lo, gue udah cukup belum husband material-nya?"

"Lo butuh wangsit dari gue? Hmm?" cetus Radhi sambil menaikturunkan alisnya. Tangannya cepat-cepat mencari ponsel miliknya untuk merekam percakapan serius ini biar bisa disebarin ke grup fogging.

Kayak gini nih yang bikin Satrya emoh nanya-nanya ke Mamat. Pasalnya bukan solusi yang dicari, dicengin yang didapat! "Gak deh mendingan lo urusin server yang down! Hahahaha sial banget loh gak bisa pulang gara-gara server down! Makanya, Mat, puasa tuh jangan kepengin Marlboro Lights mulu."

Radhi memakan pisang kecokelatan karena direbus bersama gula jawa, santan, dan pandan. "Sumpah ya abis ini gue pengin sebat. Lo mau gak?"

Satrya menggeleng, tidak mengiyakan. Tercetak wajah bingung di wajah Radhi yang membuat wajahnya semakin aneh.

Kenapa ini orang. Sebat tumben gakmau. Ditanyain soal Kinan baperan. What's going on earth? Batin Radhi walaupun wajahnya pura-pura cuek.

Satrya kemudian bangkit dari kursi samping meja Radhi. "Gue duluan ya, mau nanya ke Alisha yang di lantai 7."

Lantai 7...

Kalau lagi capek, gak nitip salam gak apa-apa, kan?

"Oh iya iya! Makasih loh udah beliin gue kolak, Sat!" Radhi berteriak ke arah Satrya yang menjauh sambil mengayunkan jempol sebagai bentuk 'oke'.

Tinggal disini sekarang Radhi dan komputernya. Server yang down, langit sehabis maghrib, dan anak magang yang kelihatan mau menangis, tiba-tiba Radhi teringat hari itu. Hari Arinka menangis. Lantas ia mengerang dalam hatinya, "Jelas-jelas Arinka gak mau sama gue! Kenapa gue maksa sih?!"

Kesempatan Kedua #GiveawaySKdPL #RadhinkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang