• Summer Flower •
Kayla menatap nanar gundukan tanah di hadapannya. Tanah yang masih belum terlalu kering namun juga tak terlalu basah seperti beberapa hari yang lalu. Dengan tangan yang bergetar dia mengelus nama yang terukir di nisan itu. Nama seseorang yang telah terbaring kaku di dalam tanah untuk selamanya.
Bibirnya bergetar ingin menyampaikan sesuatu pada orang itu. Namun, yang ada hanya isakan tangis yang keluar dari bibirnya. Matanya kembali mengeluarkan air mata. Entah sudah berapa banyak air mata yang dikeluarkan olehnya selama beberapa hari belakangan ini.
"Kay, balik yuk." Hana, sahabat gadis itu tengah membujuknya agar pulang. Namun, gadis itu menggeleng, menolak ajakan Hana.
Hana menghela nafasnya. Ini sudah kesekian kalinya Kayla menolak ajakannya. Dia menatap sendu kearah Kayla, lalu berjongkok di samping gadis itu. Tangannya mengelus lembut pundak Kayla. "Lo gak boleh kayak gini terus, Kay. Reza bakal sedih kalo dia liat lo kayak gini,"
Alih-alih berhenti menangis, tangisan Kayla semakin menjadi. Mendengar nama itu, justru membuatnya semakin sedih.
Hana kelabakan melihat Kayla yang mulai histeris. "Kay, kay, tenang. Tenang ya, Kay."
Dengan tangkas Hana merogoh tasnya mengambil ponselnya. Dengan cepat dia menelpon seseorang yang tau bagaimana cara menenangkan Kayla saat ini.
"Halo, Han. Ada apa?"
"Kak, Kayla! Cepat susul ke makam."
"Kayla kenapa lagi? Tunggu sebentar, kebetulan kakak gak terlalu jauh dari makam. Bantu tenangin Kayla dulu ya, Han."
"Iya kak. Kakak cepetan ke sini ya, bye."
"Ok."
"Kay," panggil Hana seraya mengusap bahu Kayla yang bergetar.
"Jangan gini terus, Kay. Gue tau lo sedih, tapi jangan gini terus. Dia pasti sedih kalo liat lo kayak gini."
Kayla merosot di tanah. Tak dihiraukannya lagi apabila bajunya kotor terkena tanah. Tubuhnya lemas. Entah sudah berapa jam dia disini, menangis di depan makam seseorang.
Seseorang yang berarti bagi hidupnya.
"Kayla!" seru seseorang panik.
"Kak Kevin! Bawa Kayla ke mobil, Kak. Kayla udah lemas banget."
Kevin menggendong adiknya ke mobil. Sementara Kayla, gadis itu masih sadar namun entah kemana fikirannya. Kayla tak berontak sama sekali. Dia bahkan tak menyadari bahwa dia sudah berada di dalam mobil.
Perlahan, mata Kayla terpejam. Dia terlelap setelah berhari-hari tak dapat tidur. Sebelah tangan Kevin mengusap kepala adiknya itu. Sedih? Tentu saja dia sedih melihat kondisi Kayla sekarang. Gadis itu biasanya selalu ceria, berbanding terbalik dengan sekarang.
"Jangan gini lagi, Kay. Kamu buat semua orang khawatir."
***
Kayla bangun dengan nafas terengah. Lagi-lagi kepingan masa lalunya yang kelam mengusik tidurnya.
Matanya beralih menatap jam diatas nakas. Matanya terbuka lebar seketika saat ia melihat angka yang ditunjuk oleh jarum jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Flower
Teen FictionKamu datang ke hidupku, lalu mengajarkanku apa itu jatuh cinta. Kemudian kamu yang menumbuhkan perasaan ini hingga ia menjadi semakin besar hari demi hari. Lalu, kenapa kamu pergi? Mengapa kamu menghancurkan rasa yang sudah tumbuh sebesar ini? Menga...