4 || Summer Flower

191 28 3
                                    

• Summer Flower •

Ezra yang baru masuk kedalam kelas langsung melangkahkan kakinya ke pojokan kelas—tempat dimana ia dan teman-temannya biasa berkumpul. Disana mereka bertiga—Arya, Rian dan Dafa sudah berkumpul. Dafa sudah kembali masuk sekolah tadi pagi.

"Lo kenapa, Zra? Dateng-dateng mukanya asem banget," komentar Dafa tepat saat Ezra baru mendaratkan bokongnya diatas meja.

"Lelah menjomblo kali!" sahut Arya.

"Bukan goblok! Ezra laper tuh." kali ini Rian yang menjawab.

Ezra menatap ketiganya dengan tajam. Sementara yang ditatap hanya nyengir. Ezra sedang dalam mode kesal sekarang. Jadi, apapun yang dilakukan oleh teman-temannya Ezra rasanya ingin membakar mereka hidup-hidup.

"Oke. Lo kenapa?" tanya Dafa serius. Dia adalah orang pertama yang menyadari tatapan Ezra yang seakan mengatakan gue-lagi-gak-bercanda.

Ezra menghela nafasnya berat. "Bu Ana nyuruh gue belajar."

"Yaelah! Itu udah biasa kali! Nasehat Bu Ana kan gitu mulu." seru Arya.

"Gue belum siap ngomong!" tangan Ezra menjitak kepala Arya. "Gue disuruh belajar. Dan yang ngajarin gue itu anak angkatan kita juga. Bukan sekedar nasehat."

"Ezra, ini tuh persoalan yang mudah. Lawan aja bego! Biasanya juga gitu."

"Masalahnya kalo gue nolak, ntar diadui ke bokap."

"SERIUS LO?!" ucap ketiganya serentak.

Ezra hanya diam sambil menatap mereka sinis.

Rian berdeham. "Emang siapa yang bakal jadi guru dadakan lo?"

Ezra mengendikkan bahunya tak perduli.

Arya melotot. "Lo gak nanya?!" Ezra menggeleng.

"Tapi kayaknya gue tau deh siapa," celetuk Dafa. Arya, Rian dan Dafa saling berpandangan membuat Ezra mengernyit bingung melihat mereka.

"Kayla!" celetuk ketiganya serentak.

Ezra tersentak kaget mendengar namanya. Nama yang berhasil membuat Ezra mengalihkan perhatiannya. "Siapa?"

"Kayla, anak XI IPA-1. Lo kenal dia kan?" jawab Arya yang dibalas gelengan oleh Ezra .

Dafa menepuk jidatnya. "Gue tau lo cuek sama cewek, tapi masa Kayla aja lo gak kenal, Zra!"

"Emang dia yang jadi guru dadakan gue?" Dafa mengangguk. "Tau dari mana?"

"Gimana gak tau sih, Zra. Kayla itu siswi berprestasi di sekolah ini. Dia juga juara umum disini, Ketua English Conversation Club, Sekertaris Osis dan segudang prestasi serta jabatan lainnya."

"Kok gue gak kenal?"

"Ya iyalah! Yang lo kenal aja cuma kita bertiga sama temen sekelas lo!" sahut Arya kesal.

Rian mengangguk menyetujui ucapan Arya. "Apalagi Kayla itu cewek. Nah, lo kan kalo sama cewek masa bodo aja."

"Lo jadinya setuju gak sama Bu Ana?" tanya Dafa.

"Gue pikirin lagi."

Sebenarnya, Ezra sedang berfikir. Dia kembali mempertimbangkan perintah Bu Ana. Tadinya, Ezra berencana akan tetap menolak hal ini sebelum dia mendengar nama gadis itu. Namanya lah yang membuat Ezra jadi berfikir kembali untuk menolak perintah Bu Ana.

Mungkin bagi kalian ini hal yang sederhana. Memang hanya nama, tapi besar pengaruhnya bagi Ezra.

***

Summer FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang