8 || Summer Flower

222 22 4
                                    

• Summer Flower •

Hari senin dan upacara bendera.

Dua hal itu adalah momok yang paling dihindari oleh semua siswa. Walaupun matahari pagi sangat bagus untuk tubuh, namun enggan rasanya panas-panasan dipagi hari. Belum lagi, saat tiba waktunya pembina memberikan amanat. Ah, tidak tahan rasanya.

Sama halnya yang terjadi di SMA Angkasa. Semua siswa berbaris rapi lengkap menggunakan dasi serta topi yang setidaknya melindungi mereka dari sinar matahari. Walaupun sia-sia karena nyatanya sinar matahari tetap menembus topi, setidaknya mereka tidak akan dihukum nantinya karena atribut yang tidak lengkap.

Kayla yang baru saja datang langsung masuk ke barisan siswa-siswi yang terlambat. Seharusnya, dia menjadi protokol pada upacara hari ini. Namun karena dia terlambat, akhirnya dia digantikan. Kayla menghela nafasnya berat sambil sesekali menyeka keringatnya.

Mama : Mama ada urusan di cafe yg di Bandung. Papa sm kak Kevin msh d bogor. Kmu sndiri d rmh gpp kn?

Kalau bukan karena pesan yang masuk ke ponselnya itu, Kayla mungkin gak akan terbangun pagi ini. Alarmnya entah kenapa tidak berbunyi. Padahal seingatnya, dia sudah menyetel alarmnya itu. Beruntung sekali pesan dari Mama-nya masuk, sehingga matanya tak sengaja melihat jam yang berada di bagian kanan atas ponselnya.

Senin yang sial sepertinya. Kayla harus berpanas-panasan dalam keadaan perut yang masih kosong. Kayla mengusap kasar wajahnya. Pandangannya mulai kabur. Perutnya sakit tiba-tiba. Sepertinya, magh-nya kambuh. Badannya mulai tidak seimbang, kemudian ia terjatuh. Sebelum matanya terpejam sempurna, ia dapat mencium aroma mint dari seseorang yang berdiri tegap dibelakangnya.

***

"Belum sarapan?" Kayla menggeleng menjawab pertanyaan salah seorang anggota PMR itu.

"Gue ke kantin sebentar."

"Gue minta obat magh, tolong." pinta Kayla. Gadis itu meringis seraya memegang perutnya.

"Lo punya magh? Ya ampun! Kenapa gak bilang daritadi?" Gadis itu jadi sibuk mencari obat magh.

"Nih." Gadis itu menyodorkan obat magh beserta segelas air.

"Obatnya juga gak bakal lama ngatasi magh lo. Gue ke kantin dulu, beliin sarapan lo." Ucapnya. "Zra, gue titip dia. Jangan lo pukulin anak orang."

Ezra yang sedari tadi juga ada di ruangan itu hanya mengangguk. Kayla kembali membaringkan tubuhnya diatas kasur sambil memegangi perutnya. Kenapa magh-nya harus datang di senin yang sial ini?

"Hobi banget ya lo buat orang repot," celetuk Ezra tepat saat Kayla memejamkan matanya.

"Gue gak minta bantuan lo," balas Kayla yang enggan membuka matanya.

Didengarnya Ezra mengeram kesal, namun laki-laki itu tidak mengatakan sepatah kata pun. Penasaran, Kayla membuka kelopak matanya dan menemukan Ezra yang sedang menatap lekat dirinya.

"Kenapa lo?" tanyanya risih ditatap terus menerus.

Ezra yang hanya diam tak menjawab membuat keadaan menjadi canggung. Kayla jadi salah tingkah sendiri ditatap seperti itu oleh Ezra. Cowok itu menatapnya terlalu tajam dan menusuk, membuat Kayla sedikit takut. Bagaimana kalau Ezra berbuat macam-macam padanya? Lagian, diruangan ini hanya ada mereka berdua.

Summer FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang