Bagian Dua Belas

280 56 21
                                    

Hasil ujian SBMPTN akhirnya keluar. Saat ini aku berkumpul bersama kesebelasan sahabatku di gazebo rumah Calvin. Rasa cemas akan hasil yang akan aku ketahui beberapa menit kedepan membuatku frustasi. Anna yang bertugas membuka website dan memasukkan nomer peserta kami satu persatu untuk mengetahui apakah kami lulus seleksi atau tidak.

"Mau siapa dulu nih?" tanya Anna sambil menimbang-nimbang siapa yang akan ia loginkan dahulu.

"Claudia tuh" ujar Brian sambil menunjuk ke arahku.

"Kok gue, Dika tuh" sanggahku dengan memanyunkan bibirku ke arah Dika.

"Yaudah gue dulu" ucap Dika membawa kelegaan untukku.

"Mana kartu tanda peserta Lo" tagih Anna pada Dika sambil meraih kartu tanda peserta yang di arahkan Dika padanya.

"Bacain Cla" kata Anna yang mengarahkan kertas persegi empat itu kepadaku.

"989034613812381" dekteku pada Anna.

"Selamat anda di terima menjadi mahasiswa Universitas Negeri Malang jurusan pendidikan ekonomi" ujar Anna yang sedang membaca tulisan yang tertera pada layar laptop.

"Yes" ujar Dika semangat.

"Selamat ya Dik"

"Selamat"

"Selamat Nyet"

Rentetan ucapan selamat yang di arahkan untuk Dika membuat suasana gaduh. Suara kesebelasan kami yang tidak bisa dikatakan sedikit jumlahnya, membuat orang sekitar yang melintas di depan rumah Calvin dengan sengaja melirik ke arah kami. Mungkin mereka penasaran dengan apa yang sedang kami lakukan.

"Oke, oke. Masih banyak nih. Mana punya Lo Cla?" tanya Anna sambil menatapku.

"Gue bacain aja. 769830198373764" ujarku mendekte Anna untuk yang kedua kalinya.

Melihat Anna yang sedang mengetikkan deretan angka yang aku bacakan membuatku semakin gelisah. Jika bisa aku ingin menghentikan waktu saat ini juga, agar aku tidak mengetahui hasil ujian yang telah aku laksanakan.

"Jaringan error nih. Bacain lagi Cla" ujar Anna padaku.

"769830198373764" ulangku.

Menyaksikan Anna untuk kedua kalinya mengetikkan nomer pesertaku pada kolom yang telah disediakan pada halaman website tersebut, membuatku ingin pingsan saat ini juga. Aku merasa jantung ini berdetak tiga kali lebih cepat, tangan yang tiba-tiba basah, serta keringat dingin yang sudah mulai mengucur dari keningku. Bismillah, bismillah, bismillah, doaku dalam hati.

"Maaf Anda belum lulus seleksi tahun ini" ujar Anna.

Kata-kata yang disampaikan Anna membuatku tak ingin bernafas lagi. Seakan tanah yang aku pijak, runtuh saat aku mendengar kabar buruk itu. Air mata yang berkumpul pada pelupuk mataku serasa ingin mengalir dengan deras. Tapi saat aku menyadari dimana saat ini aku berada, aku berusaha menahannya.

"Sabar ya Cla, coba lagi tahun depan"

"Sabar Cla"

"Sabar ya"

Ucapa semangat dari sahabat-sahabatku hanya bisa aku balas dengan senyum dan anggukan. Jika aku memaksakan diriku untuk berbicara, aku takut suaraku bergetar dan mereka tahu apa yang sebenarnya aku rasakan.

Satu persatu dari kami akhirnya mengetahui hasil ujian SBMPTN masing-masing. Hanya empat orang yang lulus ujian, Dika, Brian, Tia, dan Nino. Sedangkan yang lain bernasib sama sepertiku. Mengetahui bukan hanya aku saja yang belum beruntung untuk lulus ujian SBMPTN tahun ini membuatku sedikit lega. Bukan Lo aja Cla, tenang, ujarku menyemangati diriku sendiri.

Taken with My Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang