4. Dear Anak Kembar: Rain Audyo [HIATUS]

Prolog.

Dear Anak Kembar: Rain Audyo

***

"Alexa mau ke Amerika?"

Gadis berkuncir dua itu mengangguk sendu. Rain yang berada di hadapannya menunduk tidak berani menatap gadis yang beda setahun lebih muda. Namun satu kelas dengan Rain.

"Maaf ya Rain, aku jadi ninggalin kamu."

Rain menggeleng, menggenggam tangan Alexa gemetar. Audyo menatap mereka berdua dari jauh. Angin menerpa rambut mereka. Perasaan canggung menyelimuti ditambah hawa dingin menggesek kulit pucat tiga orang anak kecil berumur delapan tahun.

"Rain juga mau ke Indonesia nanti sama Mam. Alexa ada di sana?"

Gadis itu berpikir sebentar, pundaknya terangkat tanda kalau gadis itu juga tidak tahu.

"Rain bakal tinggal di Indonesia? Kalau gitu nanti Alexa ke sana. Kalau kita udah SMA."

Senyum Rain mengembang kaku. Alexa. Teman perempuan yang sudah menemaninya selama tiga tahun itu akan pergi ke Amerika. Meninggalkan kenangan manis diantara mereka berdua di London.

Alexa mengacungkan jari telunjuk dan tengah. Menempelkan pada bibirnya lalu menyodorkan pada Rain. Rain melakukan hal yang sama. Jari mereka bertemu. Ciuman tak langsung yang memisahkan mereka berdua.

*Rain Audyo*

Ingatan itu mulai melintas di pikiran Rain begitu melihat sosok yang dulu hanya seorang bocah perempuan dengan tinggi setara dengan Rain kini hanya sebahu Rain saja. Rambut yang biasa dikuncir macam-macam kini dibiarkan tergerai dengan bando pink, warna kesukaannya.

Bocah perempuan yang dulu selalu membuat Rain bahagia kini berdiri dihadapan Rain setelah bertahun-tahun mereka berpisah. Perempuan bernama Alexa itu kini berada di hadapanmu Rain!

Lalu apa yang kau ragukan?

Bukannya ini yang kau mau? Alexa hadir kembali dikehidupanmu bukan?

Genggaman tangan yang baru Rain genggam perlahan terlepas. Meninggalkan sosok di sampingnya untuk memeluk sosok Alexa yang kini hadir.

Sebuah rasa yang hampir memenuhi hatinya tiba-tiba hancur dan hilang oleh setitik rasa yang sudah hilang. Dan setitik rasa itu kini meluap. Dan berjaya kembali.

Dyo melihat adegan itu dari jauh. Tidak berani menghampiri mereka. Karena ia tahu, jika ini salah.

To be Continue...

Hari ini author legalll yryeyeyeyeye

17'17