DUK!
Marcellia menendang bangku Dyo, "Lu kenapa si? Marah-marah mulu."
"Heh lu tuh salah tempat duduk, harusnya lu duduk di belakang gue!" Teriak Marcellia.
Dyo bangun dengan ogah-ogahan menuju bangkunya yang sebenarnya. Wajahnya sangat kusut sekarang, sepertinya Dyo tidak tidur semalaman.
Marcellia terkekeh, "Pensiun dari menyukai Dyo." Bisik Marcellia yang mampu membuat Adara tercengang.
*
*
*
*
Suara biola terdengar merdu pada sebuah gedung aula sekolah menengah atas yang terlihat sepi. Di dalam gedung aula itu hanya ada seorang pelatih yang sedari tadi memerhatikan seorang gadis yang bermain biola di panggung. Berusaha menghayati walaupun dadanya berdebar cukup keras.
Matanya melirik pada seorang pria yang memerhatikannya di samping panggung. Saat mata mereka bersiborok gadis itu langsung memutuskan kontak mata itu. Kembali menutup mata untuk melancarkan latihannya.
"Okay, stop"
Gadis itu berhenti bermain, menyimpan kembali biola itu pada tas biolanya lalu turun dari panggung.
"Lets back to home, Alexa!" Pria yang sedari tadi memerhatikannya di samping panggung menghampiri Alexa.
Alexa menunduk takut lalu mengikuti pria itu dari belakang.
"Are you hungry?" Tanya pria itu setelah mereka berada di dalam mobil. Ia menyalakan mesin lalu pergi dari gedung sekolah itu.
"No–"
"Okay, we can eat together, can't we?"
Gadis itu ingin menolak. Tapi ia tidak mau sampai hal buruk terulang lagi dan ujung-ujungnya gadis itu akan menangis seharian di dalam kamar seraya memanggil-manggil nama seseorang.
Seseorang yang entah berada di mana.
Saat makanpun gadis itu tidak banyak bicara. Pikirannya terus mengingat seorang laki-laki kecil yang dulu mengisi kekosongan hatinya. Laki-laki yang merangkulnya dan membawanya dalam kebahagiaan.
Setelah makan mereka kembali ke rumah. Rumah yang bagaikan istana dengan puluhan bodyguard yang menjaga. Gadis itu langsung masuk ke kamarnya. Duduk di kursi meja belajarnya lalu mengambil sebuah kamus.
Kamus bahasa Indonesia.
"I must go to Indonesian."
*
*
*
Hari ini pelajaran olahraga kelas Rain dan Dyo kembali disatukan. Kali ini bukan bermain basket. Tapi bermain Galaxy (Gala Asin). Salah satu permainan Indonesia yang sering dimainkan dulu, saat Rain dan Dyo masih Sekolah Dasar.
Kelas Rain yang jaga kali ini.
"Oke siap? Satu dua tiga, mulai!" Teriakan guru olahraga mereka terdengar nyaring dan langsung membuat Dyo berlari cepat masuk melewati penjaga satu dan dua. Kelas Rain cepat terkecoh tapi Rain yang menjadi Petir (yang jaga di tengah) menghalangi itu. Membuat Dyo tidak jadi untuk melewati penjaga dua.
"Oh Shit!"
"Marcel masuk itu!" Teriak Adara yang duduk di pinggir lapang.
Marcellia hanya mendengus, "Ga berani gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
4. Dear Anak Kembar: Rain Audyo [HIATUS]
Fiksi RemajaSMA Hen Ran. Setelah kisah cinta antara Lenya dan Adrian yang terjadi di sana kini beralih kepada anak kembar mereka. Rain dan Audyo yang tercatat sebagai siswa di SMA Hen Ran. Akankah mereka menemukan kisah cinta mereka di sana? Apalagi, Rain yang...