1

2.5K 266 58
                                    

Januari 2014

Sebuah mobil Chevrolet memasuki gerbang SMA Provinsia. Pintu mobil terbuka, terlihat seorang laki-laki turun dari mobilnya.

Dengan santai laki-laki itu berjalan menuju kelasnya.

Para kaum hawa menggigit jari saat melihat kedatangan seorang Mario.

Siapa yang ga kenal Mario Damian Okford? The most-wanted boy di SMA Provinsia. Mario yang dikenal dengan sifat badboy, dingin, dan cuek. Sifatnya itu menjadi nilai plus bagi kaum hawa.

"Kak Mario apa kabar?"

"Kak Mario sama kak Alexa beneran udah putus?"

"Kok kelihatannya Kak Mario baik-baik aja ya?"

"Kakak sama aku aja."

"Gimana kak Alexanya ya?"

"Kak Alexa bego banget ninggalin kak Mario."

"Kak Alexa kenapa lebih milih cowok lain sih?"

Beberapa kalimat terdengar nyaring ditelinga Mario. Apalagi ada nama Alexa, membuat telinga Mario sakit.

Yup, Alexa Whitkins. Seorang gadis paling populer di SMA Provinsia, dan juga dikenal sebagai most wanted girl. Sekaligus adalah ex-girlfriend nya Mario.

Mereka memang belum lama putus, sehingga masih menjadi percakapan hangat para siswa dan siswi.

Mario menghentikan langkahnya didepan sebuah pintu, diatas pintu itu tertulis XI IPA 2.

Mario melihat-lihat keadaan kelas. Tampaknya dia memang datang terlalu cepat. Hanya ada Jayden, sang ketua kelas dan Karin, sekertaris kelas.

Mario melirik jam tangannya. Pukul 06:30. Ia masih punya 30 menit untuk tidur sebelum apel pagi dimulai.

Mario berjalan menuju ke sebuah kursi yang terletak di sudut kanan. Itu memang kursi yang biasa ia tempati.

"Eh Mario, tumben jam segini udah ada."

Perkataan Jayden tidak dihiraukan oleh Mario. Ia langsung duduk di bangkunya dan menenggelamkan kepalanya diatas meja.

"Ya seperti biasa, dikacangin mulu." Jayden mendecak sebal.

* * *

Kring! Kring!

"Baiklah, jam pelajaran sudah selesai. Sampai bertemu minggu depan." Ucap Bu Sintia, guru Fisika, lalu melangkah keluar kelas.

"OY! Ke kantin yuk." Ujar Revan yang disetujui oleh Aldo dan Randi.

"Mar, ayok!" Revan menarik tangan Mario kasar menuju kantin.

"Ga usah pake narik-narik, Van." Mario menghempaskan tangan Revan lalu berjalan mendahului kawan-kawannya itu.

"Yaelah si Mario, dingin pake BGT." Ucap Revan kemudian menyusul Mario diikuti oleh Aldo dan Randi.

Sesampai dikantin, mereka memilih meja di sudut kanan. Tidak ada tempat lain lagi. Semua meja penuh dengan siswa-siswi yang sedang mengisi perut mereka.

Revan dan Aldo memutuskan untuk pergi memesan makanan, sedangkan Mario dan Randi hanya menitip saja.

"Mar," Panggil Randi pelan. Tanpa mengalihkan pandangannya yang sedari tadi tertuju pada iPhonenya, Mario menjawab. "Hm?"

Love, BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang