10

1.1K 75 15
                                    

"Bel! Kaki lo gimana? Masih sakit ga?" Tanya Rachel yang menyambut kedatangan Bella di kelas dengan pertanyaan-pertanyaannya.

"Udah mendingan kok." Bella tersenyum. "Ga usah panik gitu muka lo. Biasa aja, Ra."

"Ya kan gue khawatir."

"Eh Bel. Tadi Mario kan?" Tanya Sandra.

"Iya."

"Kok ga mampir kemari?"

"Gatau. Tanya aja sama orangnya."

Sandra mendengus mendengar ucapan Bella. Sedangkan Bella dan Rachel tertawa kecil.

"Bel," Panggil Sandra pelan dengan ekspresi seriusnya.

"Hm?"

"Deketin gue sama Mario dong."

"Apa?" Tanya Bella mencoba untuk terlihat santai.

"Deketin gue sama Mario." Ucap Sandra memohon. "Lo kan deket banget sama Mario. Ya maksud gue, lo sebagai sahabat bantuin gue dong. Ya?"

'Gimana lagi nih? Gue harus comblangin sahabat gue sama orang yang gue cinta? Gila. Ga mungkin.'

"Apapaan lo San? Mario punya gue!" Bentak Rachel.

"Oh gitu ya?" Sandra tersenyum sinis. "Kalo gitu liat aja siapa yang bisa duluan merebut hati Mario!"

"Oke!"

"Udah deh! Kalian berdua ngapain coba?" Ucap Bella. "Gue ga bakalan deketin kalian berdua sama Ian. Kalian harus pake usaha sendiri!"

"Tapi kan..."

"Ga ada tapi tapian!" Ucap Bella membuat Sandra dan Rachel terdiam.

* * *

"Bel," 

Suara itu membuat Bella mengangkat kepalanya yang sedari tadi tenggelam di meja. Ia melihat Mario yang sedang bersandar di depan pintu kelasnya sambil menatapnya datar.

"Kenapa, Ian?"

Mario mulai berjalan mendekati Bella. "Ga ke kantin?"

"Ga."

"Kenapa? Kaki lo masih sakit ya?"

"Sedikit." Bella tersenyum kecil. "Lo ke kantin aja sono. Lagian gue juga ga nafsu makan."

"Yakin?"

"Yakin lah." Bella menenggelamkan kepalanya kembali.

"Yaudah deh. Gue ke kantin dulu ya, Bel." Ucap Mario lalu berjalan meninggalkan kelasnya Bella.

* * *

"Siniin bukunya." Rachel menarik buku Mia dari tangan Bella kasar. Ia langsung dihadiahi tatapan tajam dari Bella. "Pinjem bentar doang kok," Rachel memasang puppy eyes-nya.

Bella mendengus. "Iya deh. Cepetan."

"Oke sip boss."

Bella hanya memutar bola matanya malas.

Drtt.. Drtt..

Bella mengambil iPhonenya yang bergetar dari dalam laci mejanya. Dilihatnya pesan LINE dari Mario.

Mario Damian: teng

Bella tertawa kecil saat membaca pesan sahabatnya itu.

BBrianna: tong

Love, BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang