We are (can) getting back together forevah-
Menyilangkan kakinya dengan macho di bawah meja, Askar duduk di kursi untuk tamu sambil menyesap champagne dan mendengarkan kekasih hatinyaㅡ yang sekarang sudah resmi jadi is- suaminya untuk selama-lamanyaㅡ yang sedang menjawab berbagai pertanyaan dari keluarganya. Mulai dari pertanyaan, "Kok bisa kepincut sama Askar? Dia kan bloon?" Itu kakak sepupunya yang tanya. Kurang ajar, pingin dia bacok di sana sekarang itu juga. Sampai pertanyaan mesum dari om-nya Askar, "Hati-hati, Askar itu ganas. Udah siap kondom satu pack? Bisa one night long, loh." Ucapan itu langsung membuat Arkan tersipu-sipu.
Askar melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, menghitung berapa jam lamanya suami sah-nya itu sudah direbut oleh tamu-tamu undangan. Gak tau apa kalau setelah dua orang menikah harus ada aktivitas rutin malamnya?
Apa hayo?
Nganu itu lho, bersih-bersih rumah dan nyapu halaman yang di pakai tempat resepsi.
"Hey, you all. Please stop, give me a more time to 'taste' my hubby." Ujar Askar akhirnya. Saat ia mengucapkan kata 'taste' sambil mengangkat kedua jari telunjuk dan jari tengah di atas tangannya, membentuk tanda petik tak kasat mata, semua orang yang ada di meja itu tertawa keras. Kemudian mereka mulai menyingkir satu per-satu.
"Ih, kamu! Gak enak kan, kesannya kayak ngusir gitu." Protes Arkan. Sementara Askar hanya tersenyum.
"Tapi kamu capek kan? Mereka cerewet, tadi aku lihat kamu menghela nafas berkali-kali. Harus kamu bilang, 'Terimakasih suamiku tercinta.' Sambil cium bibirku." Askar senyum mesum. Arkan mendorong bahu Askar, malu-malu manja gitu.
"Kamu, ih!" Arkan mendelik. Askar tertawa dan menggeser kursinya mendekati kursi Arkan. Bergelayut manja pada lengan suaminya. Menciumi tengkuk Arkan dan meniupi kuping Arkan.
"Geli, ah! Kenapa sih kamu? Malu!!" Arkan risih pasalnya aksi grepe-grepe Askar ini di saksikan oleh beratus pasang mata. Mereka tertawa sekilas dan kembali pada kegiatan mereka masing-masing.
"Gak boleh gitu aku 'taste' kamu? Kan sekarang kita udah halal!" Balas Askar sementara tangannya mulai masuk ke dalam jas Arkan. Arkan mendelik lagi dan memukul tangan Askar kencang.
"Gak halal juga kamu udah gituin aku!"
Askar tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. Mengusap matanya karena air mata tiba-tiba keluar tanpa terkendali. Arkan mencibir mendengar suara tawa Askar yang semakin menjadi.
"Udah ketawanya! Nyebelin!" Arkan menjitak Askar lalu beranjak pergi meninggalkan suaminya sendiri. Askar berhenti tertawa dan merajuk.
"Jangan pergi! Sayaanngggg!!!" Jerit Askar alay. Arkan yang sedang berjalan menuju Ibunya hanya menggigit bibir kesal. Ibu yang sedang ber-rumpi ria dengan ibu-ibu lainnya hanya menggeleng melihat anaknya yang kini bersembunyi di balik punggungnya.
"Sayang, di layani suaminya. Mau minta apa suamimu itu?" Tanya Ibu -tidak peka- setelah Askar sampai di depannya.
"Ibu! Askar mesum tau! Masak tadi pegang-pegang Arkan di tempat umum! Arkan malu!!" Adu Arkan seperti anak kecil yang baru saja di nakali oleh temannya. Ibu tersenyum geli kemudian melotot horor ke arah Askar.
"Ada waktunya, Nak. Layani tamu dulu. Kalau sudah waktunya ya- habiskan." Ibu tersenyum lagi. Arkan merengut kesal karena Ibunya, penolong jiwa raga yang dia miliki malah setuju dengan musuhnya.
"Ya ya, maaf. Ayo kita layani tamu dulu."
Arkan menelisik mata Askar. Mencari kebohongan.
"Janji, deh. Gak gitu lagi. Ciyus," Askar membuat tanda peace dan menyodorkan lengannya. Arkan yang menemukan kejujuran di mata Askar pun menyematkan tangannya pada lengan Askar dan berjalan mendekati para tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stuck Boy√
Random#MY BOY SERIES 2# My Stuck Boy. Gak jauh-jauh dari My Brandal Boy, karena ini adalah cerita mereka tentang pernikahan Arkan. Juga cerita kehidupan Arkan pasca di tinggal Askar pergi jauh. ⚠️⚠️⚠️ Ini memang dimulai dari chapter 0.5 ya