GOODBYE

1.7K 59 9
                                    

Setelah beberapa menit ia mengenang masa lalunya yang semu ,Diana beranjak dari kasurnya mengingat bulan akan bersiap menggantikan sang mentari .Diana segera membersihkan diri dan turun karena panggilan alaminya, mengingat ia tak memasukkan apapun ke dalam perutnya dari tadi siang.

Dilihatnya ruang makan yang kosong tak ada penghuni ,padahal semua makanan telah disiapkan dengan rapi di meja makan. Diana mencari kedua orang tuanya di kamar mereka bermaksud mengajak makan malam bersama seperti biasa

"mamah sama papah mau kemana ?" Tanya Diana kaget ketika melihat kedua orang tuanya tengah sibuk memasukkan baju ke dalam koper mereka masing masing

"udah bangun kamu ?" Tanya Dona pada anaknya menghiraukan pertanyaan Diana

"Papaaaahh" rengek Diana kepada Dendra-papahnya meminta penjelasan.

"Kita mau ke Amerika ketemu sahabat mamah sama papah waktu SMA sekalian ngomongin bisnis" jawab Dendra yang lebih serius daripada Dona

"Lama dong"

"paling 1 bulan sampai 2 bulan kok" sahut Dona

"Itu lama mah .aku pasti kangen banget sama kalian" ujar Diana memeluk kedua orang tuanya . Sebesar apapun usahanya untuk menahan air matanya ,tapi tetap saja pertahannya tak kuat .

"Udah udah ,kan ada Kak Dani sama Bi Nuri apalagi ketambahan Drian tuh di depan .Kamu tenang aja ,satpam-mu banyak kok dek" Kata Dona berusaha menenangkan anak perempuan satu satunya itu.

Diana masih memeluk Dona sambil menatap ayah dan kakaknya yang tengah sibuk memasukkan barang ke bagasi-tak ingin kedua orang tuanya itu pergi meninggalkannya. Setelah semuanya sudah beres ,Dona melepaskan pelukan anaknya dengan lembut untuk berpamitan

Diana melambaikan tangan pada mobil hitam yang melaju meninggalkan rumahnya .Tak lama kemudian, mobil itu menghilang dari pandangan Diana .Kak Dani dan Bi Nuri sudah masuk ke dalam rumah karena suhu malam yang sudah menurun .Diana tetap berada pada tempatnya berdiri menatap bintang yang bersinar paling terang ,mengingat masa lalunya yang terlintas dipikirannya.

***

Jalanan yang sepi sudah biasa Adrian lewati .Siapa yang mau berkeliaran pada jam 3 pagi jika tidak benar benar terdesak ?jawabannya adalah Adrian .Ia melajukan motornya di temani gelap dan dinginnya malam hingga akhirnya memasuki pekarangan rumah .Setelah motornya dengan indah memasuki garasi ,ia melihat sesuatu yang janggal dari seberang rumahnya

Adrian berjalan menyebrang jalan tanpa mempedulikan apapun yang lewat karena memang siapa yang ingin lewat di jam sepagi ini? Dengan badan yang dibuat setenang mungkin dan mencoba untuk tetap tersadar ,ia mendekati seseorang

"Bi Nuri, mau kemana ?" tanya Adrian

"Oh ,nak Adrian .Untung aja ketemu kamu .Bibi mau pulang kampung ,tolong jagain non Diana ya" Kata wanita dengan wajah yang sudah mengeriput itu dengan senang

"Bibi udah bilang Diana ?" Tanya Adrian lagi dengan menaikkan satalah satu alisnya.

"Aduuh kalo nunggu Diana bangun ,Bibi bisa ketinggalan bisnya .Bibi udah ngehubungin Bu Dona sama Den Dani .kata Bu Dona ,nak Adrian yang jagain Diana kalo Den Dani gaada di rumah .Kan dulu udah biasa gitu"

"Oh ,gitu .Sini saya bantu masukin kopernya" Kata Drian mengerti dan menawarkan bantuan pada Bi Nuri yang telah ditunggu oleh taksi di depan mereka berdua

***

Hangatnya sinar matahari telah mampir melewati celah celah jendela .Diana bangun dari mimpinya dan merentangkan tangannya hingga ia menyentuh sesuatu yang tak diduga

"Aaaa" Diana berteriak sekeras mungkin karena ia menemukan sosok yang tak asing berada di sampingnya yang diduga telah tidur bersamanya.

"Berisik banget sih lo ,masi pagi juga" kata laki laki itu tenang dan menutup wajahnya dengan bantal

"L..lo kenapa bisa ada di kamar gue ?" Teriak Diana lagi masih terkejut .Ia mencoba menyubit kedua pipinya untuk memastikan bahwa ia telah keluar dari alam mimpi.

"Gila ,gue ga mimpi kan ini .Bangun Diana ,bangun"

Tak lama ia mencoba menyadarkan dirinya ,tiba tiba Pipinya merasakan sesuatu yang menempel dengan lembut. Diana mematung dan merasakan detak jantungnya bergerak dengan cepat .

"A..Adrian !! maksud lo apa ?" Teriak Diana kepada Adrian dengan wajah yang kini telah berubah menjadi tomat matang .Bagaimana tidak ?Pipinya baru saja dicium oleh orang yang disukai oleh sahabatnya dan kemungkinan disukai oleh seluruh anak perempuan di sekolah.

"Biar lo ga berisik ,sekalian gue bantuin lo keluar dari mimpi" Kata Adrian santai dan kembali memejamkan matanya –tak kuat menahan rasa kantuk

Diana mencoba membangunkan Adrian kembali ,bermaksud untuk mengusirnya .Namun , Adrian tak kunjung bangkit dan menghiraukan Diana yang tenaganya mulai habis karena harus berteriak dan menarik narik tubuh Adrian secara bersamaan. Diana menyerah dan mengambil ponselnya yang berada di nakas ,dilihatnya massage dari ibunya yang membuat Diana rasanya ingin kabur dari rumah .

Dek ,Bibi tadi pagi sms mamah ,katanya dia jg ikutan pulang kampung trs nitipin kunci rumah ke Adrian sekalian jagain kamu karena Kakak engga pulang .Mamah juga ngizinin Adrian nginep kok .Jangan kamu usir ya .Adrian itu anak baik ,percaya sama mamah😘

Diana kesal meruntuki nasibnya yang sangat amatlah sial .Kakaknya yang sibuk dengan kuliah ,orang tuanya yang sibuk dengan pekerjaan ,ditambah dengan pulang kampungnya kedua pembantu rumah tangganya secara tiba tiba, dan kini terdapat Adrian ke dalam dunianya.

Bingung dan kesal Diana terhadap Ibunya tak dapat dipungkiri .Bagaimana bisa ia mempercayai tetangganya yang baru saja pindah beberapa minggu yang lalu ?Bisa saja Adrian adalah salah satu penjahat yang sedang mengincarnya .

Pikiran Diana berkelana dengan sangat luas karena ia baru saja bangun dari tidur rutin nya. Dilihatnya jam dinding yang berada di dapur setelah ia menuang segelas air putih untuk menyegarkan pikirannya .Jam 08.00 ,masih pagi untuk Diana bangun mengingat hari ini adalah hari minggu .

Tak mau berkutat dengan pikirannya sendiri ,Diana bangkit dari ruang makan menuju dapur ,ia mengambil beberapa bahan tersisa dari dalam kulkas dan mulai memasak karena ia mulai lapar. Walaupun Diana tak lihai dalam memasak ,setidaknya dia dapat memasak beberapa makanan untuk mengisi perutnya.

Karena Diana sedang sibuk dengan wajan panasnya ,ia tak sadar terdapat orang yang sedang duduk di belakangnya, memperhatikannya yang sibuk sendiri dan sesekali ia tertawa melihat Diana karena menjatuhkan barang barang yang ingin ia raih.

"Udah kaya chef bintang 5 aja sih" Kata Adrian yang tentu saja membuat Diana terkejut

"Gila lo ,gue kira setan" Jawab Diana terlonjak mendapati Adrian yang telah berada dibelakangnya dan dijawab dengan kekehan menyebalkan khas Adrian. Tak lama kemudian ,Diana telah selesai dengan perjuangan hidup dan matinya berada di dapur .Ia menyajikan-nya dengan rapi di atas piring dan membawanya ke ruang makan.

"Asikk makan" Kata Adrian senang seperti anak kecil yang telah dibelikan permen kesukaannya.

"eh apaan lo ,engga ya .Kalo lo mau keracunan sih gapapa ,tapi gue engga tanggung" Ujar Diana sinis menatap Adrian yang hampir mengambil nasi goreng hidup dan matinya

Tak peduli dengan ocehan Diana ,Adrian tetap mengambil nasi goreng Diana dan memindahkannya ke piring yang telah dia ambil dari tadi. Diana berusaha mencegah namun tak digubris oleh Adrian. Dilihatnya Adrian yang telah memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya, menunggu laki laki itu mengeluarkan suaranya-baru ia akan memakan nasi gorengnya sendiri .Namun ,Diana juga tak sabar menjejali berbagai macam pertanyaan yang telah disiapkannya rapi di dalam otak ,menunggu perintah untuk dikeluarkan.

"Nasi goreng lo.."Suara yang dinanti telah tiba ,Adrian berhenti sebentar dalam acara kunyah mengunyah tersebut.

"kenapa?" tanya Diana penasaran

"Enak" lanjutnya dengan wajah yang seakan ia baru saja memakan makanan chef bintang 5 sungguhan

VOTE!!!COMENT!!!

Be Mine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang