DEMON

1.1K 43 7
                                    




"Kita mau ke mana, Njan?" Tanya Diana kepada Anjani ketika mereka sudah jauh dari kota. Jalanan yang sepi membuat Diana takut

"Jalan – jalan dong"

Mereka melewati jalan yang tidak rata dan hari mulai gelap. Diana tak mengerti maksud dan tujuan Anjani membawanya ke tempat seperti itu. Anjani memberhentikan mobilnya di rumah kecil yang di keliingi oleh tumbuhan besar di dekat sungai.

"Turun. Kita udah sampai"

"Njan, kita di mana? Gue takut. Pulang aja yuk" Kata Diana sambil mengekor Anjani. Anjani mengetuk pintu rumah kecil tersebut dan keluarlah seseorang dari dalam membukakan pintu untuk mereka

"Aji?" tanya Diana kaget

"Hai, sayang. Ini sesuai permintaan kamu aku bawain Diana" kata Anjani memeluk Aji mesra

"Kalian?" Diana mencoba melarikan diri dari mereka tetapi usahanya gagal karena Aji lebih cepat dibanding yang ia kira. Aji berhasil menarik tangan Diana dan membawanya masuk. Diana mencoba berteriak berharap ada yang mendengarnya

"Teriak aja, Na. Engga bakal ada yang denger kamu kecuali kita" kata Aji. Air mata Diana mengalir dengan deras. Rasa takut dan kecewa menjadi satu dalam tubuhnya

***

Suara ketukan keras membuat Rita memberhentikan aktifitasnya mencuci piring untuk membukakan pintu

"Loh, Dani. Ada apa Dan?"

"Anu tante ,Drian mana ya?" tanya Dani dengan gelisah

"Lagi di rumah temennya, Asep. Nanti kalo udah pulang tante kasih tau deh kalo kamu nyariin. Handphonenya rusak jadi tante enggga bisa hubungin"

"Engga ada waktu tante. Aku boleh minta alamatnya engga tan?"

"Tunggu sebentar ya" . Tak lama kemudian ,Rita kembali dengan membawa kertas kemudian diberikannya kertas itu kepada Dani

"Makasih tante" Kata Dani kemudian berlari masuk ke dalam mobilnya sebelum Rita menjawab

Diana menyuruh kakaknya untuk menjemputnya di kedai es krim setelah urusan dengan bandnya selesai tetapi saat Dani sampai di kedai tersebut, Diana sudah tidak ada .Kata pelayan di sana , Diana sudah pergi dengan temannya.

Sesampainya di rumah, Dani menemukan surat di depan pintunya yang intinya mengatakan bahwa Diana sedang tidak aman. Ia harus segera menemukannya, sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi padanya

***

"Kalian mau ngapain sebenarnya?" Tanya Diana berteriak kepada dua orang di depannya

"Kita cuma mau lo ngomong jujur kok, Na. Lo suka kan sama Aji? Lo suka godain Aji waktu engga ada gue kan? Lo nikung gue kan? Jawab jujur, Na. Gue kira kata - kata lo kalo lo engga menaruh perasaan ke Aji itu bener"

"Engga, Njan. Gue engga sejahat itu sama lo"

*plak*

Sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Diana meninggalkan bekas yang sangat mencolok. Aji yang melihat Diana ditampar oleh Anjani merasa tidak terima dan langsung menjambak rambut Anjani. Raut wajah Aji berubah dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan. Ia marah jelas. Matanya berubah lebih gelap

"Maksud lo apa nampar Diana kaya gitu?" Tanya Aji kepada Anjani dengan menarik rambutnya. Anjani berusaha melepaskan tangan Aji dari rambutnya tetapi usahanya gagal.

"Dia engga mau jujur, Ji. Lo harus kasih pelajaran sama dia. Itu kan rencana awal kita"

"Gue Cuma nyuruh lo bawain Diana ke gue. Dan sekarang, gue engga butuh lo lagi"

Be Mine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang