WEDDING

2.4K 47 0
                                    

"Diana... bangun, sudah siang. Kamu engga nau telat di acara penting kaya gini kan?" Teriak Dona dari lantai dasar yang dapat membangunkan kucing bunting pertigaan kompleks itu. Iya kucingnya sudah bunting dari hasil kawin lari.

"iya, Ma.. Diana sudah bangun kok" kata Diana sambil menuruni tangga. Tubuhnya sudah dibalut dengan dress maroon yang sangat cantik. Riasan make upnya juga cocok untuknya.

Hari ini adalah hari bahagia, Diana tak ingin merusak hari special ini. Sejenak ia melupakan semua masalah masalah yang ada di hidupnya untuk satu hari saja.

"Ahh... Sudah besar anak mama. Dulu aja kalau mau pakai bedak harus ada acara disogok sama ice cream dulu" kata Dona melihat anaknya yang tumbuh dewasa
"Apaan sih, Ma"

***

"Jas papa kamu sepertinya pas di badan kamu  ya" Kata Rita memegang pundak Adrian yang menatap dirinya di depan cermin.

"Kamu juga mirip sama papa kamu, bandel, suka semaunya sendiri, tapi selalu tanggung jawab sama perkataannya sendiri" lanjutnya sambil membenarkan dasi Adrian sambil mengingat ngingat almahrum kakaknya.

" Makasih Mah sudah mau merawat Adrian sampai sekarang. Maafin Drian selama ini yang menambah beban Mamah"

" Kamu bukan beban buat Mamah, kamu sudah jadi tanggung jawab Mamah, Drian. Mamah senang kamu ada di keluarga ini" Jawab Rita sambil memeluk Adrian erat.

"Udah yuk berangkat. Disa sudah siap dari tadi" Kata Rita melepas pelukannya, tak mau bersedih sedih hari ini.

***

"Catering uda siap belum?" Teriak seorang wanita di tengah ruangan.

"Sebentar lagi bu, sambalnya sedang disiapkan" jawab salah seorang yang sedari tadi sibuk di dapur bersama rekan - rekannya.

"Oke, jangan lama - lama. Tamu akan datang 1 jam lagi"

"Kenapa bunga di depan sudah layu? Siapa yang mengurusnya?" Teriaknya lagi setelah berjalan beberapa langkah.

"Maaf bu, akan saya ganti secepatnya"

"Bi, jangan marah - marah terus, kita siap - siap aja ya" kata Diana menghampiri Bi Nuri.

"Gabisa dong non, ini kan acara paling spesial"

"Udah tenang aja sudah ada yang ngurus, Bibi istitahat aja ya, yuk" ajak Diana. Mereka berdua berjalan menuju kamar mendinginkan pikiran

"Non Diana cantik banget deh, Bibi jadi deg - degan" Puji Bi Nuri

"Apaan sih Bi, engga nyambung deh. Bibi tuh yang bikin jantungan Diana"

"Maaf, Non. Kan..." tiba - tiba terdengar suara ketukan pintu.

"Acaranya sudah mau di mulai" kata seseorang dari balik pintu.

"Yaudah Bi, Diana pergi dulu ya" kata Diana melenggang keluar dari ruangan

***

"Hai"

"Hai, Drian" jawab Diana terkejut langsung memeluk Adrian.

"Long time no see" Kata Adrian masih dalam pelukan Diana.

"Gimana Sidney?" Tanyanya

"Baik - baik aja. Engga sakit kok" Jawab Diana membuat mereka berdua tertawa.

"Duduk yuk, acaranya sudah mau dimulai" ajak Diana.

Tak lama kemudian, pembawa acara keluar membacakan runtutan acara nikahan adat jawa yang sedang digelar.

Alasan mengapa Bi Nuri dan Mang Udin tiba - tiba pulang ke kampung halaman mereka masing - masing adalah untuk merencanakan pernikahan mereka di kampung.

Ternyata Mang Udin dan Bi Nuri terlibat cinta lokasi setelah bekerja pada orang tua Diana. Mereka menyisihkan hasil gajian mereka untuk menikah hingga akhirnya terwujud pada hari ini.

Mereka tidak ingin memberitahu kepada Diana karena ingin menjadikan surprise kepada Diana. Tentu saja orang tua Diana mengetahui hal ini. Jika tidak, mereka tidak akan mau ditinggal lama - lama oleh pembantu mereka.

Acara sakral ini penuh haru. Orang tua yang merelakan putrinya untuk dipinang kepada seseorang yang dicintainya dengan janji akan terus bersama dalam keadaan apapun. Hal terberat yang dilakukan oleh orang tua. Mengetahui putrinya sudah besar dan bersiap akan meninggalkan mereka.

Suasana penuh haru ketika mereka bersujud meminta restu kepada orang tua mereka. Bendungan mereka telah hancur membiarkan air mengalir membasahi make up dari jam 6 pagi tadi.

"Sekarang acara lempar bunga. Ayo yang rebutan mohon tertib ini bukan acara dangdutan" kata pembawa acara. Diana berada di belakang tidak ingin berebutan ditemani Adrian.

"1...2...3..." aba - aba dari pembawa acara kemudian bunga di lemparkan tepat mengenai Diana.

"Selamat ya yang di sana semoga cepat menyusul bersama pasangannya" kata pembawa acara itu.

Diana masih mematung di tempatnya dengan buket bunga di tangannya. Ia masih mencerna apa yang sedang terjadi karena para tamu bertepuk tangan.

Adrian yang berada di sampingnya segera menarik salah satu tangannya agar ia dapat berhadapan satu sama lain. Ia lalu berlutut dan mengeluarkan kotak cincin yang telah ia siapkan sedari tadi

"Diana, walaupun lo pernah ngelupain gue, gue mengucapkan terima kasih lo mau kembali. So, will you marry me?"

Diana sungguh tak bisa berkata apa - apa. Ia menutup mulutnya menggunakan tangan bebasnya. Diana hanya mengangguk dan menangis senang atas apa yang terjadi. Setelah memakaikan cincin, mereka berpelukan. Tepuk tangan mengiringi mereka berdua. Dona menangis haru melihat putrinya sudah tumbuh dewasa.

"Maaf gue pernah ngelupain lo dan terima kasih lo mau berjuang kembali" kata Diana dalam pelukan Adrian.

"Sungguh sakral sekali ya acara lempar bunga kali ini, langsung gass" kata pembawa acara

Yeeaay bonchap selesai. Garing sih, yang penting selesaii.
Mohon doanya ya saya minggu ini akan melaksanakan utbk. Semoga saya dan kalian dapat diterima di universitas impian kita.
Aamiin.
Terima kasih telah membaca❤️
Minal 'Aidin wal-Faizin🙏
-Bels xx

Be Mine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang