3. Menjauh

28.2K 1.7K 2
                                    

       

Aku terbangun sambil mengerjapkan mataku...

Melihat kesekitar dan mendapati Aldo tertidur disofa ruangan ini.

Aku bingung sebenarnya apa yg dia mau?

Aku melamun dengan memikirkan mimpiku barusan.

Apa benar aku kehilangan seorang anakku?

Insting seorang ibu kuat, dan aku yakin kalian tahu itu?

Aku berfikir sejenak...

Dan kuputuskan untuk meninggalkan rumah sakit ini. Aku mencabut infus ditangan ku. Dan darah mengalir dari tanganku. Tak kupedulikan darah sialan ini. Aku berjalan ke arah kamar mandi yang berada di lantai bawah. Setelah membasuh darah ku, aku berjalan dan menyetop taksi menuju daerah kontrakanku.

Dan sialnya, jalanan macet berhubung ini jam pulang kerja.

Ku arahkan pandanganku ke jendela, memandang keadaan sekitar dan terhenti saat melihat seseorang yang sangat ku kenal.

Dia, kakaku yang kedua.

Arabella Ninditha Ronald. Bersama seorang pria yang tak ku kenal sedang bergandengan tangan.

Tanpa sadar sudut bibirku terangkat membentuk sebuah senyum.

Rasanya senang melihat kakaku bahagia. Walaupun aku sendiri jauh dari kata bahagia.

Huh mikir apa sih aku ini?!!!

Fikiranku yang kemana-mana ini terhenti akibat ucapan supir taksi

"neng udah sampe"

"eng.. eh iya pak" aku turun dan memberi uang pada pak supir itu, sebelum pergi dia berkata

"jangan terlalu mikirin yang lain neng. Hidup sebenernya indah kalo kita ikhlas jalaninnya"

Ucapannya membuat ku mengernyit bingung.

Hah ada-ada saja hari ini. Tapi aku masih kefikiran kak Aldo. Ada apa ya? Untuk apa dia mencariku?

Lagi-lagi fikiranku terhenti karena getaran ponsel

Drttt.....drrtttt

Nama 'Asha' tertera dilayar ponselku yang berkelap kelip. Segera ku angkat telfonku

"halo Asha"

"halo kak. Kakak apa kabar? Kakak baik-baik aja kan? Maaf ya kak baru hubungin kakak. Kakak tinggal dimana sekarang? Kasih tau dong kak..."

Aku hanya terkekeh menanggapi pertanyaan berentet Asha. Adikku memang berlebihan tapi justru itu yang membuatku semangat. Sikap berlebihannya itu membuatku semakin mengerti bahwa setidaknya ada yang memperhatikanku

"iya Asha, aku baik. Nanti aku sms-in alamatku tapi tolong jangan sampe ada yang tau ya Asha"

"huft bagus deh kak. Tenang aja kak. Rahasia aman asal kakak bisa jaga diri dan jaga keponakanku itu ya kak. Hehehe"

Aku tersenyum senang mendengar ucapannya.

Lihatlah nak. Tantemu sangat menunggumu. Ucapku dalam hati

"iya Asha. Aku istirahat dulu ya. Aku cape. Malam sha"

"hehehe oke malam kak"

Telepon terputus setelah Asha mengucapkan kata malam untukku.

Aku masih ke tempat tinggal kecilku. Tertidur disebuah kasih lesehan yang setidaknya ini nyaman.

Aku memikiran bagaimana ramainya rumah ini 6 bulan yang akan datang oleh suara tangisan merdu buah hatiku. Walau anak ini ada karna kesalahan tetap saja ini buah hatiku. Darah dagingku. Dan akan menemaniku nanti.

Oh ya! Jika kalian bertanya, memang aku tahu anakku selamat apa tidak? Jawabannya 'insting seorang ibu kuat' jadi aku yakin bayiku masih sehat-sehat saja.

Aku tidak memikirkan sosok laki-laki yang akan mendampingiku. Aku tidak mau terlalu berharap. Adanya anak-anakku saja sudah cukup untukku.

--

Aku terbangun dari tidur nyenyakku karena dering ponsel.

Dengan enggan aku meraih ponsel yang ada di samping bantal.

Dan yang terlihat dilayar adalah nomer yang tidak ku simpan.

"Halo" ucapku membuka percakapan

Disana masih tidak menjawab.

"Halo. Ini siapa?"

Dan lagi hanya keheningan.

"kalo mau iseng liat-liat waktu dong. Ganggu orang tidur aja!" bentakku

Dan ia baru bersuara

"Alda"

Suara ini membuatku membeku.

"Alda. Kenapa harus kabur? "

Aku masih tercengang mendengar suara kembaranku ditelpon.

"Aaa... Aldo"

Kudengar disebrang sana menghela nafas berat.

"Alda, kenapa harus kabur. Kamu buat aku panik" perkataannya sontak membuatku lebih tercengang

Seorang Aldoriza Carlosh Ronald berbicara selembut itu padaku.

"halo Alda"

"eh. Iya ada apa?" jawabku sebiasa mungkin.

"katakan dimana kamu tinggal sekarang!"

Huh untuk apa aku memberi tahunya?

Dan tanpa menjawab aku langsung memutuskan sambungannya

AldaricsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang