21. Arman?

18.3K 1K 12
                                    

maaf ya aku bisanya update satu part doang. terlalu banyak tugas......

sabtu/minggu aku update lagi kok.. tunggu aja yaaa....

selamat membaca. maaf jika kurang memuaskan.

_____________________________________________________________________

       

Semua berlalu begitu saja. Hari demi hari terlewat dengan ketidakjelasaan hidupku saat ini. Tanpa aku sadari, aku mulai jatuh hati. Pada siapa lagi jika bukan dengan Ayah dari bayi yang ku kandung ini.

Perjuangan Arman untuk mendekatkan dirinya pada kami membuatku mulai luluh juga. Dia tidak berhenti-hentinya membuatku merasa nyaman bila sudah didekatnya. Aku tidak tahu perasaan apa ini, karena perasaan ini sudah tidak pernah ku rasakan lagi sejak kekasihku dulu mengkhianatiku. Tapi yang jelas perasaan ini membuatku sangat nyaman. Bahkan Arman membuatku merasa sangat di cintai.

Ya. Arman sudah sering mengatakan jika ia mencintaiku. Hanya saja aku terlalu larut dalam luka masalalu hingga membuatku takut untuk membuka hati. Terlalu takut untuk memulainya lagi...

Semakin hari kedekatan kami diketahui oleh banyak orang. Dan jelas saja banyak yang tidak mendukung. Bahkan saudara kembarku juga seperti itu.

Aldo. Berbicara soal Aldo. Dia memang tidak menyukai kedekatan ku ini dengan Arman. Kalian pasti tau jika ia mengidap 'sister complex' kan? Aldo pernah mengatakan ia menyayangiku lebih dari sekedar saudara. Tapi aku tahu, jika dia salah mengartikan perasaan itu. Bahkan perkataannya saat mengucapkan kata cinta kutepis habis-habisan. Kurasa ia itu hanya sebuah obsesinya. Dan setelah ku jelaskan dengan baik akhirnya ia mau mengerti. Ya walaupun masih agak marah.

Dan satu lagi. Papa. Dia semakin membenciku sekarang. Apalagi setelah tau kedekatanku dengan Arman. Jelas saja. Dia pasti membela anak kesayangannya. Kak Arabella. Sekarang aku tahu kenapa papa selalu memperlakukanku dengan tidak baik. Itu karena aku bukan anaknya. Dan terlebih anak dari musuhnya.

Jika ditelusuri ulang, hidupku ini penuh sekali drama ya?

Tidak apa-apa. hidup memang layaknya sebuah drama, kan?

Tapi aku selalu berharap. Semua akan berakhir baik-baik saja. Seperti apa yang menjadi peganganku saat ini.

"everything will be OK, in the End. If it's not OK, it's not the End"

Mungkin benar perkataan Arman, bayiku membutuhkan Ayahnya. Dan jika menilai dari diriku sekarang. Sepertinya aku sudah mulai menerima kehadiran Arman.

Tapi...

Kembali lagi ke Takdir. Takdir tidak memihak pada Kami. Takdir bertentangan dengan apa yang kami inginkan.

Lantas bagaimana cara mengubah takdir?

Apa kalian tahu?

**














"Alda"

Aku menoleh ke arah suara saat mendengar namaku dipanggil. Dan mendapati lelaki yang beberapa hari ini mengisi hariku. Arman.

Ya laki-laki itu memang Arman yang saat ini sedang tersenyum dengan manisnya kearahku.

"jadi mau ke dokter kandungan gak? Kenapa malah ngelamun aja? Sambil senyum-senyum lagi. Mikiran aku ya?"

Dan semenjak dekat juga, Arman sering sekali menggodaku dimanapun ia berada dan kapanpun setiap ada kesempatan.

Aku mendelik ke arahnya. Pura-pura kesel ceritanya...

AldaricsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang