maaf ya baru update.
happy reading..
_____________________________________________
"aku harus gimana ?" racauan itu terus terdengar dari bibir Alda.
"aku harus gimana? Kenapa semua jadi kaya gini? Kenapa?" Alda terus merenung meratapi nasibnya..
"anak ini pasti membutuhkan ayahnya, untuk dicantumkan diakte kelahirannya. Jika tidak bayiku tidak akan bisa masuk kesekolah nanti" dia menghela nafas sebelum kembali berbicara sendiri "tapi aku tidak ingin menikah dengan Arman! Dia laki-laki pujaan ka Ara dan aku tidak mungkin mengkhianatinya!"
Alda benar-benar lelah dengan semua yang ada. Dengan takdir yang mempermainkannya.
"mungkin aku harus berbicara dengan Arman"
Ya. Itu keputusan yang diambilnya.
Ia mengambil ponselnya dan menghubungi ayah dari bayinya itu lewat pesan singkat.
To : Arman
Aku tunggu di taman, ada yang harus kita bicarakan.
**
Sementara ditempat lain, Arman tersenyum girang mendapati pesan dari Alda. Tanpa a-i-u-e-o dia langsung bergegas menuju taman. Ia tahu taman mana yang dimaksud Alda.
**
"hi Alda, nunggu lama ya?" Arman langsung duduk dibangku taman tetap disamping Alda.
Alda tersenyum. Senyuman yang mampu menghangatkan hati Arman. Membuat jantung Arman seperti berlari marathon.
"gak apa, aku mau to the point aja ya"
Arman memandang heran ke arah Alda "i-iya"
"kamu mau kan kalo nama kamu dicantumin ke akte bayi aku.. emh maksudku kita"
Arman semakin heran akan apa yang dicarakan Alda. Jelas saja dia mau! Bayi itu juga anaknya.
"tentu saja Alda. Kenapa masih berfikiran seperti itu?!" Arman sedikit berteriak tapi tertahan karena itu tidak mungkin dilakukan!
"tanpa adanya pernikahan diantara kita Arman" suara Alda semakin melirih saat mengucapkan. Sebenarnya dia tidak enak hati membicarakan ini.
"Alda, apa aku benar benar tidak bisa mempertanggung jawabkan perbuatan bejatku?" Arman menatap sendu ke arah Alda. Tubuhnya melemas ketika mendengar perkataan Alda tadi
"bu-bukan begitu maksudku man, emh kamu masih bisa bertanggung jawabkannya dengan menyayangi anak ini, dan memperhatikannya terus" Alda menjawabnya tapi wajahnya masih setia menunduk.
"Alda lihat aku" Arman memposisikan tangannya di dagu Alda lalu menggerakan dagu Alda untuk menatapnya "anak kita butuh kasih sayang lengkap orang tuanya Alda, dia butuh kita. Jika kamu tidak mau menerimaku karena perbuatanku dulu setidaknya kamu melakukannya karena anak kita"
Alda sebenarnya agak luluh dengan sikap Arman. Dia tahu bahkan sangat tahu jika bayinya membutuhkan kasih sayang orang tuanya. Tapi Alda juga tahu, jika dia dan Arman tidak bisa bersatu. Kalian ingat kan? Alda dan Arman mengaliri darah yang sama!
"kita masih saudara Arman, ditubuh kita mengalir darah yang sama walaupun kita bukan saudara kandung seutuhnya!"
Arman menutup matanya sejenak, ia tahu kenyataan itu.
"saat ini aku berharap jika aku bukan anak papa Alda, agar kita bisa bersatu" ucap Arman lirih
Alda memandang laki-laki didepannya ini dengan sedih.
"dan aku juga tidak ingin mengkhianati kak Ara" ucapan Alda yang ini membuat Arman geram. dia mencengkram lengan Alda
"demi Tuhan Alda fikirkan bayi kita!! Aku tidak memiliki perasaan sedikitpun terhadap Ara!"
"aku tahu" Alda menunduk lagi "biar aku fikirkan lagi Arman" Alda bangkit dan berlalu meninggalkan Arman yang hanya bisa menatap kepergiannya.
Harapannya masih sama saat ini. Berharap agar ia bukan anak kandung dari papanya.
Gila! Pemikirannya sungguh Gila!!
**
Arman pulang dengan langkah gontainya. Papanya yang melihatnya tahu jika sesuatu yang buruk sedang menimpa putranya.
"ada apa, son?"
Mendengar suara orang yang selama ini dipanggilnya 'papa' Arman langsung mendongak menatap papanya
"apa aku memang anak kandung papa?"
Adam mengerutkan keningnya. Ada apa dengan putranya?
"apa maksudmu? Jelas saja kau anak kandung papa, son"
Arman menghela nafasnya berat. Apa takdir ini bisa dirubah? Jika iya, tolong katakan padanya bagaimana cara merubah takdir!
"apa bisa aku merubah takdir pa? Bisa kah takdir mengubah tentang aku dan papa? Bisa kah jika takdir mengatakan bahwa sekarang aku bukan anak papa?"
Adam sudah geram dengan omongan anaknya ini. Apa putranya itu gila?
"mengapa bicara seperti itu, son?! Kau tidak suka menjadi anak papa? Papa punya kesalahan denganmu? Katakan apa salah papa jika memang ada?! Katakan Arman!"
Arman tahu jika ayahnya sekarang pasti sedang menahan amarahnya mati-matian. Katakanlah ia anak durhaka! Bukan maksud ingin membuat papanya sedih! Tapi, arg!!
"tidak ada kesalahan apapun, pa" hanya itu jawaban Arman, dan cukup membuat Adam semakin kesal.
Adam mendekati putranya, mencengkram erat bahu putranya itu!
"apa yang membuatmu menjadi seperti ini? Katakan pada papa, son"
Arman memandang Adam sekilas dan menghela nafas.
"takdir ini membuatku tidak bisa memiliki Alda, pa"
*******************************************************************8
AKU TAHU PART INI PENDEK BANGET DAN SEBELUMNYA PART INI UDAH AKU SAVE DILAPTOP PANJANG DAN TERNYATA ILANG! TAPI PART SELANJUTNYA GAK AKAN AKU BUAT SEPANJANG INI.
makasih udah minat baca cerita ini ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldaricsa
Romancecerita ini berganti judul PERFECT PREGNANT ➡️ Aldaricsa #1st Ronald's Story {ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE}Cerita yang menceritakan kisah hidup seorang perempuan berusia 20 tahun yang sedang mengandung tanpa tahu siapa ayah dari bayi yang dikan...