7. Tidakkah Cukup Cobaan ini Tuhan?

23.5K 1.6K 30
                                    

hai... niatnya kemarin aku mau update jd intinya kaya setiap hari update gitulah tapi kayaknya kmrn website wattpad di pc rada eror deh....

happy readinggg..

----------------------------------------------------------

       

Aldo POV*

Aku pulang dari rumah Alda dengan senyum yang terus mengembang. Bahkan sampai rumah senyum itu tidak juga pudar. Katakanlah aku gila. Ya gila. Bagaimana tidak mau senyum terus, jika adikku saja dengan mudahnya memaafkan dan menerimaku.

"dari mana do?" suara itu membuyarkan senyumku. Tumben sekali dia bertanya. Dia, Arya Leonardo Ronald. Kakak pertamaku.

"ada urusan" jawabku singkat. Dia sedang bersama temannya yang tidak ku ketahui siapa namanya.

"duduk sini dulu" pintanya. Dan aku langsung duduk di hadapannya.

"kenalin ini Arman. Dia temen gue. dia anak temen papa yang nanam saham diperusahaan papa" jelasnya

"oh. Oke. Yaudah gua keatas dulu" ku dengar dia hanya menghela nafas

Sebelum beranjak, Arabella-kakak keduaku- datang dan duduk disamping arman. Dan bergelayut manja dilengan Arman walau terlihat sekali Arman tidak menyukai perlakuan kakakku

"eh Aldo, tadi gua liatin dari atas lo senyum-senyum kenapa deh?" sikap sok manis kak Ara kadang membuatku geram. bermuka dua.

Dia berbeda 2 tahun diatasku. Tapi sikapnya terlalu kekanak-kanakan dan ya dia anak kesayangan mama kedua. Karena yang pertama Asha.

" bukan apa-apa" jawabku singkat

"do duduk dulu kita belum selesai bicara" kak Arya mulai mengintrupsiku. Dan berat hati ku jatuhkan lagi bokong ku di sofa.

"ada apa kak?" tanyaku pada Arya

"kita butuh bantuan lo" jawabnya dengan to the point

Aku hanya menaikan sebelah alisku. Dan menatapnya dengan tatapan bertanya apa?

"bantu Arman cari seseorang dimasa lalunya" mendengar ucapan kak Arya sontak Ara langsung memandangnya dengan tatapan kesal dan tidak percaya.

"WHAT?!" pekiknya "buat apa cari masalalu kamu man?"

Arman hanya menatapnya malas.

"urusan penting" jawabnya acuh

"kenapa harus gua kak?" tanyaku pada kak Arya.

Dia hanya menatapku kemudian tersenyum. Senyuman iblis.

"karna lo berbakat dalam hal ini"

aku menghela nafas berat "maaf gua gak minat bantu. Lagipula gua ada urusan yang lebih penting"

kulihat Ara tersenyum penuh kemenangan "aahh! Makasih Aldo lo emang pengertian"

aku hanya tersenyum sinis. Dasar kepedean.

Aku meninggalkan mereka bertiga dan berjalan menuju kamar. Menjatuhkan tubuhku diranjang dan membuka ponselku lalu mengirimi seseorang pesan singkat

To : my twins

Hi alda. Simpen nomer aku ya.

With love, your twins

Prioritas utamaku saat ini adalah Alda dan kandungannya. Aku tidak berniat mencari siapa sosok yang menghamili Alda. Jika mau, mudah mendapatkannya. Tapi biarlah, biar aku yang berperan menjaga Alda serta kandungannya.

--

Alda POV*

Semenjak aksi berbaikan ku dengan kembaranku itu membuatku lebih bahagia lagi. Ya kembaranku yang selalu acuh kini berbanding terbalik. Aku sebenarnya heran, tapi  biarlah.

Getaran ponsel membuatku mengalihkan pandanganku langsung menuju ponsel itu. Terdapat satu pesan masuk dari nomer yang tidak ada dikontakku.

From : 08897654****

Hi alda. Simpen nomer aku ya.

With love, your twins

Oh I know. Ini pasti Aldo. Aku tersenyum membaca pesannya. Tapi ntah aku tidak berniat membalasnya. Aku mengantuk. Ku rebahkan diriku dikasur. Belum lama aku menutup mata, suara ketukan pintu berhasil membuatku membuka mata lagi.

Kubuka pintu dan kaget  melihat siapa yang malam-malam datang kesini.

"ASHA?!" ucapku tidak percaya

"kakak.." dia memanggilku dengan nada yang kentara sedihnya. Dan kulihat dia mengeluarkan air matanya.

"Asha ada apa? kamu kenapa nangis?" aku panik. Jelas saja aku panik aku takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada adik kesayanganku  ini.

Dia memelukku erat dan tangisannya semakin kencang. Kubawa dia masuk kedalam rumah dan menyuruhnya duduk tapi tak melepaskan pelukannya terhadapku.

"ada apa sha? Bilang sama kakak? Jangan bikin kakak panik" ucapku sambil mengelus rambutnya. Dia semakin mengeratkan pelukannya.

"kakak jangan membenciku apapun yang terjadi ya?" tanyanya dengan nada yang bergetar.

Bagaimana mungkin aku membencinya?!

"kamu jelas tahu bahwa kakak tidak akan mungkin membencimu sayang" aku masih berusaha menenangkannya sampai ucapannya membuatku membeku

"kak aku hamil" suaranya pelan bahkan sangat pelan tapi aku masih sanggup mendengarnya

"APA??! Asha bagaimana bisa?" tanyaku dengan suara yang tercekat

"usianya baru 2 minggu kak" yah aku melupakan waktu. Bahwa sudah 1 bulan aku pergi yang artinya usia kandunganku saat ini 4bulan.

Aku menghela nafas menahan air mataku. Bagaimana mungkin adikku bisa seperti ini?

Tuhan tidak cukupkah cobaan yang kau berikan ini?

"siapa yang melakukan ini Asha?" kurasakan tubuhnya menegang dalam pelukanku

Dia menghela nafas

"kak Arya" ucapnya takut-takut

DEGGGGGGGGG!!!!!!!!!!!!!!!

_________________

jangan lupa voment ya:*

AldaricsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang