22. Permainan Takdir-PRIVATE-

14.7K 801 10
                                    

ini masih minggu kan?

jadi aku gak telat untuk update sesuai kataku kemarin kan? hehehe

selamat membaca.

_______________________________________________________________________________

       

Hari ini, aku berniatan mengunjungi kantor tempat Arman bekerja. Yang dimana disitu juga ada Arya.

Kalian pasti tahu Arya membenciku, karena menurutnya aku penghalang kebahagian adiknya. Sudahlah lupakan.

Ini pertama kalinya aku berkunjung ke kantor Arman. Dan tentu atas izin ayahku. Ayahku rupanya sangat posesif juga seperti Arman, tapi tenang saja itu bisa ku atasi.

Oh ya, belum ku beritahu ya?

Aldo, saudara kembarku ini ternyata masih belum bisa menerima keadaan. Dia sekarang melarikan diri ke Jepang. Bayangkan jepang!

Disana memang ada satu saudaraku, saudara dari mama yang memang berbaik hati padaku dan kak Aldo. Dia 2 tahun lebih tua diatasku. Namanya panggilannya Niki, Nikita Maronia Ramdec. Mamanya adalah kakak mamaku. Hanya keluarga kak Niki yang menerima kehadiranku selama ini dengan kenyataan yang baru ku ketahui. Tante Rania-mama kak niki- berbeda dengan tante-tante ku yang lain. Yang selalu memasang muka sebal jika ada aku, tapi tante Rania tidak.

Biar ku jelaskan sedikit. Mamaku 4 bersaudara, dia anak ke 3. Pertama, Madani Firman. Kedua, Rania Sarah. Ketiga mamaku, Rina Natalia. Keempat, Bianca Azalia.

Dan tante Bianca atau yang sering ku panggil Bian, adalah orang yang paling tidak menyukaiku.

Nikita, sangat beruntung. Mempunyai orang tua yang sangat menyayanginya. Dia bukan anak satu-satunya. Dia anak ketiga dari tiga bersaudara. Tapi dia anak perempuan satu-satunya. Dan kak Niki itu kembar, kembaranya laki-laki namanya Nakula Mareno Ramdec. Dan kakak pertamanya Naufal Marcorio Ramdec. Mereka memang mempunyai keturunan luar. Darah dari papanya yang berasal dari negri paman sam itu. Om Reus Ramdec.

Kembali lagi kediriku. Ntah apa tujuan Aldo hingga minggat kesana. Tapi satu yang aku tahu, mungkin dia memang menjauhiku.

Maafkan aku Aldo.

**

Kantor tempat Arman bekerja memang lumayan besar. Berada di daerah Jakarta Selatan. Lokasi yang strategis, karena dekat dengan Kemang. Tempat yang katanya paling  Gaul itu diarea Jakarta.

Aku merasa agak risih memasuki kantor ini. Apalagi banyak yang memandang rendah saat aku masuk.

Aku sudah tau ruangan Arman dilantai berapa. Kata ayah tidak usah banyak bertanya langsung saja masuk.

Di lift aku bertemu dengan Arya yang enggan memandangku. Dan ku abaikan.

Toh aku kesini ingin bertemu Arman.  Bukan berdebat denganya. Tidak penting.

Setelah tiba dilantai yang ku tuju aku berjalan kearah sekertaris yang berada didepan ruangan Arman. Aku tidak tahu dan tidak mau tahu apa jabatan Arman.

"permisi mba" sapaku sambil mengeluarkan senyumku

"iya ada yang bisa dibantu?"

Huh. Aku menghela nafas lega. Kufikir dia sombong seperti pegawai lain yang sudah-sudah.

"ada pak Armannya?"

Dia tersenyum, lalu berkata "ada. Tapi lagi ada tamu. Ditunggu sebentar ya saya hubungi dulu"

Aku hanya mengangguk, menunggu kabar selanjutnya.

Sekertaris Arman yang ku ketahui bersama Franda itu menoleh ke arahku.

AldaricsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang