AnE 2nd

565 36 1
                                    

Setelah pembagian kelompok selesai, osis mengumumkan bahwa setiap kelompok diminta untuk menampilkan kemampuan mereka.

Yaitu, sepasang dari mereka harus bernyanyi dan sepasang nya lagi bermain musik. itu harus ditampilkan pada hari terakhir mos. yang berarti tinggal 2hari lagi.

Valle yang memang memiliki kemampuan bernyanyi hanya diam dan masih bersikap cuek dan dingin, didalam kelompok itu tidak ada satu pun yang membuka suara untum memecah kan keheningan.

Sampai akhirnya Bobby yang merasakan suasana awkward ini pun langsung membuka suara.

"Okey, jadi kita ngenalin dulu nih. gamungkin kan langsung bagi bagi tugas. nama panggilan aja ya, dari gue dulu nih, panggil gue Bobby" Kata bobby sedikit canggung.

"Okey, iya betul banget. panggil gue Nadia" Jawab Nadia.

"Panggil aja Bintang" Jawabnya sambil terkekeh, diikuti oleh Bobby dan Nadia. dan Valle hanya memasang wajah datarnya.

"Vallerie" jawab nya singkat padat, tanpa ekspresi sedikitpun.

'Dingin banget, kaya kulkas' batin Bintang dan Bobby.

"Nah siapa nih yang bakal nyanyi dan main musik?kalau gue sih nyanyi aja suara gue ngga beda jauh sama justin" Jawab Bintang sok asik.

'Narsis' Batin Valle.

"Hahaha yaudah deh gue main gitar" Jawab Nadia.

'Apasih yang lucu? yang ada pengen gue muntahin tuh muka orang yang bernama Banteng, eh Bunting, atau apalah itu' Batin Valle.

"Okey gue bass deh" jawab bobby.

"Valle lo pengen apa?" tanya Nadia dan kedua orang itu menatap Valle.

"Terserah" Jawabnya dingin lagi.

"Okey,Valle nyanyi deh. kita udah punya peran masing masing. pengen nyanyi apa nih?" tanya Nadia, diikuti anggukan oleh Bobby.

"Kalau gue sih pengennya Greyson Chance-Home Is In Your Eyes" Jawab Bintang

"Gimana Vallerie?" Tanya Bintang. Sambil menatapnya.

"Hmm" Jawab Valle singkat.

"Okey kalau gitu sehabis mos ini kita langsung latihan, dimana enak nya?" Tanya Bobby.

"Dirumah lo aja deh Valle.lo kan ada studio musik?"  Jawab Nadia mengarah kepada pertanyaan.

"Hmm" Jawab Valle lagi.

'Lagi puasa ngomong kali ye, atau pita suaranya hilang gitu? ah gamungkin hati hati aja ntar suara nya dicabut sama yang diatas, untung ngga nyawa' batin Bintang sambil terkekeh pelan.

Waktu menunjukkan pukul 13.00,akhirnya mos hari ini selesai juga.

"Gue bebas, kangen kasur deh gue" ucap Valleri pada Nadia, kebetulan mereka baru keluar dari kelas yang sama karena satu regu.

"Eh lo lupa atau apa, tapi kita mau latihan buat penampilan dihari terakhir mos dirumah lo" Jawab Nadia bingung.

"Ya mana gue tau, namanya aja lupa" Jawab Valle tak mau kalah.

Sewaktu mereka berjalan ke arah parkiran,ada suara berat yang memanggil mereka.

"Vallerie? Nadia?" Valle dan Nadia menoleh ke arah suara yang memanggil mereka dengan serentak.

"Kesana yuk" Ucap Nadia pada Valle.menarik tangan Valle
"Ngapain coba, kurang kerjaan lo" Balas Valle dengan langkah malas.

"Bareng kita aja, kan sekalian ke rumah Vallerie. gue juga bawa mobil nih" Ucap Bintang, sambil memandang Valle dan Nadia bergantian.

"Iya yah, kan sekalian" balas Nadia.
"Apaansih lo?!?" bisik Valle pada Nadia.

"Yaudah, tumpangan gratis, ngga bersyukur banget lu" Jawab nadia. sambil membuka pintu samping pengemudi, dan menarik Valle agar duduk disana.

"Apaan coba, lo tarik gue duduk disini?" Jawab Valle setengah berbisik.

"Ngga masuk nih?" Tanya Bintang dari dalam mobil, diikuti lirikan Bobby di kursi belakang supir.

"Ehh iyaiya" Jawab Nadia.
"Yaudah duduk aja elah susah amat lo" Jawab nadia,dengan seringaian mautnya.

"Awas lo" Ucap Valle dengan tatapan mengintimidasi. Dan akhirnya dia duduk di samping pengemudi, dengan wajah dingin nya.

'Awas aja si Nadia, untung disini.kalau sepi mah gue injek tuh bibir' batin Vallerie

Setelah itu Bintang melajukan mobilnya, dan bertanya pada Valle alamat rumahnya.

"Dimana rumah lo?" Tanya Bintang pada Vallerie.

"Elitte Houses" Jawabnya singkat.

Di dalam mobil tersebut diisi oleh suara bintang yang memekak an telinga--bagi Vallerie. dan Bobby yang saling bertengkar layaknya seperti anak kecil hanya karena masalah kecil.

Nadia hanya tertawa dibuatnya, kecuali dengan Vallerie yang hanya diam menatap keluar jendela.

An EncoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang