FIVE

2.2K 250 8
                                    

Soonyoung memandangi Gyeoul dari atas hingga bawah.

"Ya ampun Lee Gyeoul, kau benar-benar..." lelaki itu menggelengkan kepalanya, kemudian berdecak beberapa kali.

"APA?" sahut Gyeoul, terlanjur kesal.

"Kau itu benar-benar aneh dengan gaun seperti itu, sangat tidak cocok. Gadis sepertimu tak seharusnya pakai gaun sebagus itu, pakai kemeja flanelmu saja sudah bagus."

Gyeoul terbelalak, hatinya mencelos begitu mendengar kata-kata Soonyoung barusan. Jika ia berani, sekarang juga, ia ingin sekali memukuli Soonyoung sampai mati.

"Dasar menyebalkan!" Gyeoul berbalik menuju ruang ganti sambil mengomel sendiri.

Nafasnya memburu. Ia kesal. Marah. Semua perasaan jelek itu tengah berkumpul di hati dan pikirannya sekarang. Rasa kesalnya pada Soonyoung yang tadinya tak seberapa sekarang meningkat, hampir seratus persen malah.

"Biar saya bantu nona," ujar pelayan yang membantunya dari tadi.

"Apa anda kesal?" Gyeoul mengangguk kecil, si pelayan tersenyum. "Kurasa itu lumrah untuk pasangan muda seperti kalian, mungkin calon suami anda hanya malu mengakuinya."

"Yah.... kuharap juga begitu," ujar Gyeoul sembari menenangkan dirinya.

Apa sebenci itu Soonyoung padaku? Kupikir dia baik-baik saja. Dasar!

"Terima kasih," ujar Gyeoul sebelum akhirnya keluar dari ruang ganti.

Hhh... kurasa kali ini aku benar-benar jadi tumbal mereka. Tumbal dari Ayah, ibu, bibi Kwon untuk si setan Soonyoung.

□□□

"Dan kau tau tidak? Dia bilang aku tak cocok pakai gaun itu. Dia juga bilang aku kelihatan aneh. Iiih! Jika saat itu aku bawa pisau, mungkin dia sudah kupotong-potong dan kujadikan sup!" ujar Gyeoul setengah berteriak, sedangkan dari seberang terdengar suara orang tertawa.

"Psycho Gyeoul. Kau mulai lagi, dasar lebay!"

"Bukannya lebay, Woo. Aku hanya tak terima dia mengataiku seperti itu."

"Tapi kalau dipikir-pikir benar juga kata pelayan itu, siapa tau dia hanya gengsi untuk mengakuinya."

"Bukan gengsi, Wonwoo! Itu sih memang sudah dasarnya si Soonyoung tak menyukaiku."

"Lalu kenapa kau tak menolaknya?"

Tepat setelah Wonwoo selesai dengan pertanyaannya, nonya Lee memanggil Gyeoul ke dapur.

"Wonwoo, sudah dulu ya. Nanti lanjut di chat saja. Ibunda Ratu memanggilku! Bye~"

Belum sempat ia menjawab pertanyaan Wonwoo, gadis itu keburu mematikan panggilan suaranya dan menuruti panggilan sang ibunda.

Didapur, membantu memasak untuk makan malam seperti biasa.

□□□

Setelah selesai dengan semua pekerjaan rumahnya membantu ibu, Gyeoul kembali menyibukkan diri dengan ponselnya. Menepati ucapannya pada Wonwoo tadi; ... lanjut di chat saja.

 lanjut di chat saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Never EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang