SIX

1.9K 240 25
                                    

□□□

Sudah dua bulan sejak pernikahanku dengan Soonyoung waktu itu. Dan semuanya hanya begitu. Datar. Flat. Membosankan. Tak ada yang berubah… sama sekali.

Malah semakin buruk, menurutku. Dia benar-benar menyebalkan. Kurang ajar.

Selama itu, dan entah kenapa aku masih merasa tak dianggap.

Apakah waktu 2 bulan masih tak cukup untuknya menerima pernikahan ini?

Mencoba mencintaiku misalnya.

□□□

Pukul 4.15 AM, alarm di kamar tempat Gyeoul tidur berbunyi, lumayan keras dan mempan untuk menyadarkan gadis itu dari mimpinya.

Namun hanya sebentar. Gyeoul bangun, mematikan alarm yang menurutnya berisik itu, kemudian kembali tertidur dengan nyenyak, melanjutkan mimpinya yang tertunda.

□□□

Pukul 8.45 AM, Gyeoul baru benar-benar tersadar dari alam mimpinya, Gyeoul baru benar-benar bangun saat itu.

Matanya mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya semua tubuhnya bergerak keluar kamar.

"Mau kemana?" tanyanya lirih pada Soonyoung yang tengah sibuk menggunakan sepatu.

Tak ada jawaban. Sebenarnya, tak usah dijawab pun gadis itu tau kemana suaminya akan pergi. Pasti latihan dance.

"Mau sarapan dulu? Aku akan masakan sesuatu," katanya sekali lagi yang dibalas dengan gelengan kepala Soonyoung.

"Aku berangkat."

"Yaa…."

Soonyoung berlalu begitu saja, meninggalkan Gyeoul yang tengah mati-matian menahan rasa jengkelnya. Ya, perempuan mana yang tak jengkel jika diabaikan? Terlebih itu suaminya sendiri.

Selalu begitu pagi Gyeoul selama dua bulan ini. Soonyoung selalu bangun lebih pagi darinya, kemudian bersiap sendiri untuk pergi latihan dance bersama teman-temannyaㅡSoonyoung bahkan belum mengenalkan mereka pada Gyeoul.

Setelah itu, Gyeoul di rumah sendiri. Melakukan pekerjaan rumah, atau lebih parahnya; kadang hanya diam saja. Sampai menjelang malam, dan Soonyoung baru pulang.

Sebelum makan malam, Gyoeul masak di dapur, dan Soonyoung asik ketawa-ketawa sendiri sambil menonton serial kartun kesukaannya itu. Di waktu inilah Gyeoul benar-benar merasa seperti sedang menyiapkan makan untuk anak kecil. Menyebalkan.

Saat makan malam pun, Gyeoul hanya makan sendiri lantaran Soonyoung bilang untuk duluan saja, dan Soonyoung akan makan sendiri nanti.

□□□

Dibeberapa waktu, terkadang aku memikirkan ini… kenapa aku dan Soonyoung tak pernah makan bersama?

Entah kenapa, aku ingin sekali melakukan itu. Seperti pasangan pada umumnya, mereka makan berdua sambil mengobrol tentang hari-hari mereka.

Yeah, i just want it simple. Bukankah itu ide yang bagus? Sayangnya, sampai sekarang Soonyoung masih belum mau makan denganku… atau mungkin tidak?

Dan kedua, tentang ini… ekhem… tidur sekamar. Kalian jangan berpikir yang tidak-tidak! Maksudku bukan itu.

Sebenarnya bukan apa-apa sih. Tapi bukankah aneh jika pengantin baru malah tidur terpisah?

Aku sih mau-mau saja seranjang dengan Soonyoung. Asal dia tidak 'aneh-aneh'. Tapi bukannya tidur di kamar, Soonyoung malah memilih untuk hanya mengambil bantal dan selimut kemudian tidur di sofa ruang tengah. Dan lebih parahnya, dia membiarkan TV menyala semalaman. Seperti anak kecil saja.

Never EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang