12

1.8K 245 32
                                    

□□□

Aku… aku membutuhkanmu.

Kata itu terus saja mengiang di telinga Gyeoul. Gadis itu mendadak bimbang.

Keduanya kini tengah terduduk di sofa ruang tengah. Gyeoul di ujung sofa, dan Soonyoung di ujung yang lainnya. Mereka berjauhan.

Diam. Hening. Tak ada yang berani berbicara saat itu juga. Bahkan Gyeoul yang sebelumnya sudah menyiapkan berentet-rentet kalimat untuk dikatakan hanya diam saja sampai saat ini.

Ini memalukan. Tapi kuakui, aku merindukannya. ㅡbatinnya.

Gyeoul melirik ke arah Soonyoung sebentar, kemudian berdiri dan berlalu ke dalam kamar.

Aku membutuhkanmu…

Aku membutuhkanmu,

"Arrgh!" Gyeoul mengacak rambutnya asal. Kemudian mengusap wajahnya seperti orang frustasi.

"Tenang Gyeoul…" gadis itu menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan, mencoba menenangkan diri dengan caranya.

"Tidak Gye, kau tak boleh percaya dengan kata-katanya lagi," ujarnya pada diri sendiri.

Sesaat kemudian ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia menghela nafasnya sekali lagi.

"Aku mau melupakannya."

□□□

Sedangkan disisi lain, Soonyoung tengah memandangi pintu kamar dengan tampang gelisah. Pikirannya kacau. Dia sendiri bahkan masih tak mengerti dengan apa yang ia katakan tadi.

Lumayan lama, hingga ia berdiri dari tempatnya. Menghel nafas panjang sebelum akhirnya melangkah memasuki kamar.

Ia mendapati Gyeoul tengah memeluk lututnya sendiri. Menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan. Membuatnya terlihat seperti anak umur 5 tahun yang baru menangis karena dijahili teman-temannya.

Ia berjalan mendekati gadis itu. Menudukan diri disebelahnya. Tangannya terangkat, mengelus kepala Gyeoul pelan. Membuat sang empunya refleks mengangkat kepala dan menoleh.

Ia sedih. Dan begitu juga Gyeoul. Pikiran keduanya sama-sama sedang kalut sekarang.

Soonyoung memandangi kedua mata Gyeoul yang sayu.

"Maafkan aku…" lirih Soonyoung.

Dan semuanya kembali hening. Tak ada yang berniat berbicara atau menyampaikan keluh kesahnya sendiri. Semuanya jadi terasa aneh.

Hingga perlahan Soonyoung mendekatkan wajahnya. Gyeoul sedikit memundurkan kepalanya, namun Soonyoung menahan tengkuk gadis itu.

Jarak mereka sangat dekat sekarang. Gyeoul jadi teringat dengan ciuman pertamanya saat menikah dulu. Dengan Soonyoung. Apa ia akan melakukannya lagi?

Gyeoul memejamkan mata, merasakan hangatnya helaan nafas Soonyoung di sekitar wajahnya. Hingga ia merasakan sesuatu yang asing menyentuh bibirnya, bergerak perlahan disana.

Gadis itu masih memejamkan matanya. Tak berniat menolak. Tapi juga tak mau membalas. Ya, kukira kalian bisa menebak apa yang mereka lakukan sekarang.

Soonyoung makin menekan bibirnya. Ia mendorong Gyeoul perlahan, bahkan tanpa gadis itu sadari. Gerakannya makin menuntut, dan Gyeoul kehabisan nafas. Ia terpaksa membuka mulutnya, membuka akses lebih untuk Soonyoung.

Semuanya jadi panas disana. Mereka melupakan kekalutannya sesaat. Membiarkan semuanya terjadi begitu saja, bahkan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi nantinya.

Never EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang